Virtual Reality Heritage (Vritage) Solusi Pelestarian Kampung Adat Urug Berbasis Virtual Ecomuseum

Sebagai sebuah negara yang memiliki potensi kekayaan alam dan budaya yang melimpah, Indonesia didaulat oleh banyak orang selaku salah satu surga dunia. Kapasitas negara Indonesia dengan lebih dari 17.000 pulau yang dihuni oleh berbagai macam kelompok masyarakat dari ras dan budaya yang berbeda menyuguhkan keunikan dan potensi tersendiri pada setiap wilayahnya. Keberagaman yang ada menjadi sebuah potensi besar penyelenggaraan pariwisata massal pada wilayah yang berpotensi mengembangkan daerah pada aspek kewisataan.

Potensi pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia ini sudah dibuktikan sejak lama, telah berhasil menarik minat pengunjung dipenjuru dunia. Terbukti dalam kurun waktu per-3 tahun terakhir yaitu 2019,2020,2021 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sebesar 5.568.835 pengunjung (kemenparekraf.go.id). Namun sayangnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia ini belum sepenuhnya dapat dimaksimalkan, karena beberapa faktor mulai dari kondisi yang menimpa dunia saat ini yaitu pandemi Covid-19 dan berbagai faktor lain seperti yang dinyatakan oleh bapak presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam sebuah rapat yang dikutip dari Kompas.com “Saya ingin mengingatkan bahwa brand power di Indonesia masih lemah. Baik untuk perdagangan, untuk investasi maupun pariwisata, dibandingkan dengan negara lain,” ujar Jokowi” (Kuwado, 2017).

Potensi pariwisata Indonesia diharapkan tidak hanya berdampak baik pada peningkatan ekonomi, namun dapat bermanfaat pula pada pengembangan dan pengelolaan wisata-wisata yang ada di Indonesia. Karena pada dasarnya penyelenggaraan pariwisata massal yang sudah dilakukan nyatanya tidak banyak memiliki dampak positif pada beberapa objek wisata. Kerusakan alam dan degradasi budaya menjadi sebuah ancaman besar yang dihadapi masyarakat lokal. Peningkatan wisatawan yang datang ke Indonesia tidak menjadi patokan utama keberhasilan pariwisata di Indonesia. Aspek ekonomi sebagai bagian yang terdampak positif pada sebagian besar wilayah wisata, namun dilain sisi melalui sudut pandang lingkungan justru memiliki pengaruh yang negatif terutama pada keberlanjutan ekosistem setempat. Solusi yang digunakan sebagai langkah untuk meminimalisir dampak negatif di antaranya berupa pengembangan pariwisata alternatif yang lebih peduli dengan kelestarian lingkungan dan merupakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Dari sekian banyak tempat wisata yang terdampak akibat pariwisata masal, Kampung Adat Urug menjadi sebuah wilayah yang kurang mendapatkan sorotan akan fenomena ini. Kampung Adat Urug terletak di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dan ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebagai Desa Wisata bersama dengan 36 desa lainnya. Didirikan sejak 450 tahun yang lalu dengan luas 10 Ha kampung ini memiliki potensi alam dan budaya yang melimpah, namun belum banyak dikembangkan oleh masyarakat karena berbagai keterbatasan, di antaranya adalah branding yang belum kuat. Keterbatasan ini membawa Kampung Adat Urug sebagai desa yang kurang terekspos pada masyarakat luas akan keindahan juga peninggalan budayanya. Terlebih bencana alam banjir bandang yang terjadi pada tahun 2020 menjadi salah satu alasan lain berkurangnya daya kunjung masyarakat pada desa ini.

Sumber foto (CNBC Indonesia, 2020)

Maka dari itu diperlukan sebuah gagasan inovasi berupa program pelestarian Kampung Adat Urug yang bertujuan untuk mempromosikan wilayah dalam jangkauan yang luas sebagai langkah branding sekaligus melestarikan warisan budaya juga alam yang ada dalam rangka menjaga warisan dunia yang berkelanjutan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, saya merancang sebuah gagasan futuristik yang dibantu oleh Gian Fajar Gemilang, Nur Ummi Khodijah dan Wida Fitria sehingga terciptanya gagasan berupa program Virtual Reality Heritage yang merupakan sebuah langkah promosi dan pelestarian warisan Kampung Adat Urug berbasis virtual ecomuseum. Konsep Virtual Reality Heritage difokuskan pada identitas tempat dengan memanfaatkan kontribusi masyarakat lokal dan gagasan baru pelestarian alam dan pengembangan warisan budaya dalam langkah pelestarian budaya dengan media virtual. Kampung Urug sebagai desa wisata budaya memiliki beragam potensi khususnya dalam ruang lingkup sumber daya alam dan manusia juga warisan budaya leluhur setempat. Ecomuseum menjadi aspek yang paling cocok ditonjolkan pada wisata virtual Kampung Adat Urug, selain merupakan langkah promosi berupa warisan kampung adat juga menjadi salah satu gagasan terbarukan bagi pengembangan sektor wisata lokal berbasis ekologi.

Virtual Reality Heritage dimuat dalam bentuk website dengan nama VRITAGE yang dapat diakses melalui smartphone atau laptop yang sudah terhubung dengan perangkat virtual reality. Konsep virtual dipilih sebagai langkah promosi dengan tujuan menjangkau wilayah yang lebih luas. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi melalui perangkat virtual, realitas suasana keseharian Kampung Adat Urug akan tampil dengan jelas pada pengunjung dengan menyorot pada aspek ekologi berupa kehidupan sosial masyarakat, peninggalan historis para leluhur, warisan berupa lanskap alam dan potensi pengembangan desa berbasis keberlanjutan.

Sebagai langkah promosi Kampung Adat Urug, konsep ini juga didukung oleh penggunaan teknik geocaching yang merupakan praktik perburuan harta karun. Teknik ini menitik beratkan pada keingintahuan pengunjung pada apa saja yang ada di Kampung Adat Urug dengan menjelajahi kampung dan menemukan wadah berisi suvenir desa di lokasi tertentu. Menggunakan sistem berbayar, hadiah yang didapatkan kemudian menjadi milik pengunjung dan akan dikirim pada alamat yang telah dipilih.

Dengan berbasis realitas, pengunjung dapat mengunjungi setiap situs yang ada di kampung adat menggunakan bantuan peta yang telah sesuai dengan kenampakan relief dan situs yang ada di Kampung Adat Urug. Pada proses penjelajahan pengunjung akan ditemani oleh pemandu virtual dari masyarakat lokal yang menjelaskan mengenai situs dan hal baru yang dilewati oleh pengunjung.

Konsep Virtual Reality Heritage juga sudah sesuai dengan penerapan Sustainable Development ke 11, yaitu menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan dengan target utama yaitu point 11.4. Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan warisan alam dunia. Dengan fokus untuk meningkatkan penggunaan teknologi dalam pengembangan segala aspek di Kampung Adat Urug khususnya pelestarian kebudayaan agar dapat berkelanjutan, Virtual Reality Heritage juga bertujuan menjadi media promosi warisan leluhur Kampung Adat Urug agar dapat dikenal oleh masyarakat luas dan menciptakan generasi baru yang dapat meneruskan pelestarian warisan leluhur Kampung Adat Urug (Muhamad Chaerul Fahru Rizal)