Warga Jabar Gelar Konser Angklung Massal di Gedung Sate

Bandung, UPI

Memperingati hari angklung sedunia, Bandung menghelat pesta angklung di Kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate, Bandung. Minggu 19 November 2017. Saung Angklung Udjo dan Keluarga Besar Bumi Siliwangi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ambil bagian dalam perhelatan akbar ini. 6.000 pemain angklung siap merayakan hari jadi angklung sejagat tersebut. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti menjelaskan, angklung harus dimainkan lebih dari satu orang, karena satu angklung memiliki satu nada.

Bila masing-masing memegang angklung, ketika konduktor memberi aba-aba untuk membunyikan berbarengan, maka alunan musik angklung semakin merdu. “Artinya ketika kita bersatu padu dan bersama maka akan tercapai cita-cita bersama, ini makna yang dalam di acara ini,” ungkap Esthy didampingi Kabid Promosi Wisata Budaya Kemenpar, Wawan Gunawan di Jakarta, (18/11).

Angklung sebagai instrumen musik legendaris  di Indonesia bisa menjadi simbol persatuan dan kesatuan. Peserta Angklung Day’s yang akan tampil lebih dari 150 sekolah. Mulai dari TK hingga SMA di Jawa Barat akan bermain alat musik khas masyarakat Sunda itu. “Total target peserta sekitar 6000 berpartisipasi dalam acara tersebut,”ujar Esthy.

Sejak badan budaya PBB UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya asli dari Indonesia, Angklung perlu dilestarikan  dan diimplementasikan. Dengan cara menjaga, memelihara, melestarikan dan meregenerasikan angklung ke se-antero nusantara,  bahkan dunia.

“Melalui acara Angklung’s Day 2017, dapat membuat seluruh para peserta selalu mengingat budaya leluhur dan tetap menjaga kelestariannya,” ucapnya. Mengenai atraksi angklung, Wawan Gunawan  menceritakan kisah mengenai alat musik dari dari bambu ini. “Dulu, angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen,” urainya.

Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci) . Sang Dewi dipercaya membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia.  Lebih lanjut Yuliawan (kepala Kantor Humas UPI)  menyampaikan bahwasanya di Banten Selatan terdapat Angklung Dodod, yaitu angklung buhun yang sejak turun temurun dipercaya sebagai media untuk berkomunikasi dengan Sang Hyang Sri atau Nyi Sri Pohaci,  yaitu dewi Padi. Angklung Dodod selalu dimainkan saat akan tanam dan panen padi, dengan cara ditabuh bersamaan dengan alat musik dog-dog. Dalam keutuhannya penyajian seni Angklung Dodod juga dilengkapi dengan warga desa yang melakukan Gerak 2 tari cerminan proses tanam padi,  pemeliharaan,  serta panen yang melimpah.  Penyajian dilakukan di area persawahan, mengelilingi desa,  dan berakhir dengan mengelilingi lebih (lambung padi).

Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, tema besar dalam pesta angklumg tahun ini adalah: “Karya Nyata Pemersatu Bangsa”. Kenny juga minta semua masyarakat diminta untuk membantu melestarikan alat musik tradisional khas Jawa Barat ini

“Angklung’s Day 2017 digelar memperingati hari angklung dunia dari UNESCO pada  16 November 2010 sebagai salah satu warisan budaya dunia bukan benda. Ini merupakan acara ketujuh kalinya yang diselenggarakan Kabumi UPI semenjak tahun 2010,” ujar Kenny.

Dengan mengajak para siswa sebagai peserta, Kenny berharap anak-anak muda dapat mengenal budaya bangsa. Kemudian anak-anak muda dapat melestarikan budaya itu sehingga tak hilang digerus zaman. “Dulu, angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen,” urainya

Bagi Menpar Arief Yahya,kegiatan ini merupakan wujud nyata masyarakat Jawa Barat dalam upaya memelihara dan mengembangkan seni angklung. “Angklung ini sudah menjadi budaya dan milik dunia. Masyarakat Jawa Barat mesti menjadi bagian paling depan untuk menjaga alat musik tersebut,” kata Menpar Arief Yahya.

Angklung Days ini menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung .”Kami berharap kemolekan irama dan harmoni dari 6.000 manusia angklung Wonderful Indonesia dapat menggelitik rasa ingin tahu wisman untuk datang ke Indonesia,” ujar Menpar Arief.

Sementara itu, Yuliawan menyampaikan bahwasanya kegiatan ini merupakan wujud nyata dari upaya kita semua dalam mewariskan seni angklung di kalangan generasi muda. Seni angklung tidak hanya menjadi khazanah budaya bangsa, tetapi akan tetap menjadi harmoni hidup masyarakat Indonesia. (Dadang, Awang tea)