Wayang Golek, Media Penguatan Karakter Bangsa

foto promosi doktor barnas 1

Bandung, UPI

Permasalahan Bangsa Indonesia yang sering terjadi pada masa sekarang dan menjadi issu nasional dan bahkan internasional, mengenai degradasi nilai moralitas bangsa yang sangat memprihatinkan. Hal tersebut terbukti dengan sering terjadinya perkelahian, kerusuhan, tawuran antarpelajar, mahasiswa, dan penduduk yang sangat meresahkan.

“Bersamaan dengan berbagai tragedi tersebut, muncul kasus-kasus yang mencederai keadilan seperti kolusi, korupsi, dan nepotisme di kalangan pejabat, aparat, dan birokrat yang berdampak buruk pada tatanan kehidupan masyarakat luas”, kata Dr. Barnas Sabunga,M.M.Pd saat mempertahankan disertasinya yang berjudul Penguatan Nilai Karakter Bangsa Melalui Pertunjukan Wayang Golek Purw Versi Dalang Trah A. Sunarya, pada ujian promosi doktor, Selasa, 20 Januari 2015 di Auditorium SPs UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

foto promosi doktor barnas 2Dijelaskan Dr. Barnas, dampak buruk dari ragam fenomena tersebut, terjadi kemerosotan nilai kepercayaan rakyat terhadap kharisma dan kemampuan para pemimpin negara, baik di tingkat pusat maupun daerah. Masyarakat kehilangan figur pemimpin yang menjadi panutan, teladan, dan dapat diandalkan dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan stabilitas keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

“Tak hanya itu, kemajuan teknologi dan informasi juga telah menyeret kehidupan manusia ke arah pragmatisme, materialisme, hedonistik dan menjurus pada kehidupan yang nirmakna”, ujarnya.

Upaya membentuk karakter bangsa tidak hanya dilakukan oleh lembaga pendidikan saja, tetapi dapat dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat melalui media-media pendidikan yang memuat nilai-nilai karakter bangsa. Salah satu media yang dapat digunakan untuk pendidikan karakter bangsa yaitu melalui strategi kebudayaan. karena di dalam kebudayaan pribumi terkandung nilai-nilai moral dan spiritual yang multikultural.

foto promosi doktor barnas 3Menurut Barnas, warisan budaya masyarakat Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana penguatan karakter yaitu kesenian wayang golek yang berkembang di Tatar Pasundan. Pertunjukan wayang golek diharapkan dapat menjadi penyeimbang hidup manusia, karena wayang golek sebagai suatu seni dan budaya asli masyarakat Indonesia memiliki sejumlah nilai yang mencerminkan kepribadian bangsa.

Lebih jauh pria kelahiran Sumedang, 26 Januari 1964 ini mengatakan bahwa nilai falsafah keutamaan hidup dalam pertunjukan wayang golek purwa disampaikan melalui karakter atau watak tokoh wayang. Tiap-tiap tokohnya merupakan refleksi atau representasi dari sikap, watak, dan karakter manusia secara umum.

“Pertunjukan wayang golek purwa bukan hanya pagelaran kesenian yang bersifat menghibur saja, tetapi juga dapat dijadikan sebagai media penerangan, pendidikan, dakwah Islamiah dan lain-lain yang sarat akan nilai-nilai kebajikan dan falsafah hidup”, tutur Dr. Barnas.

foto promosi doktor barnas 7Untuk memperkuat pemaknaan terhadap nilai-nilai karakter yang disampaikan melalui pertunjukan wayang golek purwa yang harus dilakukan adalah penyelarasan cerita yang disampaikan dengan realitas masa kini. Selain itu, pertunjukan wayang golek purwa harus mengusung wejangan yang mencerminkan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.

Melihat realitas saat ini, pertunjukan wayang golek purwa dapat dijadikan sebagai salah satu media penguatan nilai karakter bangsa yang harus mampu memperkuat nilai-nilai kebaikan (values ethics). Mengingat pelbagai gejala kemerosotan moral dan rendahnya penghargaan terhadap nilai-nilai sering ditemui dalam setiap aspek kehidupan masyarakat kekinian.

Menurut Barnas, hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu dalam proses penguatan nilai karakter bangsa tersebut harus senantiasa memperhatikan perkembangan jaman, kebutuhan masyarakat, dan permasalahan di masyarakat yang harus segera diselesaikan. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya penguatan nilai karakter bangsa melalui pertunjukan wayang golek purwa sebagai upaya menghadapi dan meminimalisir gejala dekadensi moral di masyarakat. (Deny)

foto promosi doktor barnas 5