Yulia Supadmo: Berita Televisi Tidak Boleh Lebay

1-2Bandung, UPI

Rumus membuat berita di televisi (TV) itu “itemitem”nya harus sederhana, harus dramatis, tapi tidak boleh lebay juga. Demikian dikemukakan Vice GM News and Current Affairs Kompas TV Yulia Supadmo, saat memberikan materi tentang Kekuatan Jurnalisme TV, di Gedung University Center lantai 5, Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat (11/12/2015).

Lebih lanjut dikatakan, kekuatan terbesarnya ada di efek visual dan penulisan naskah, serta emotif karena hal ini yang akan menggali rasa. Rasa tersebut harus terasa gigih-nya, penat-nya, amarah-nya, lara-nya, miris-nya, takjub-nya, wow-nya, dan wow lagi.1-1

“Berita TV yang dahsyat itu dipengaruhi oleh perilaku penonton TV. TV merupakan media massa personal, pemirsanya multi-tasker, dan nonton TV adalah prioritas kedua. Selalu ada nilai yang bisa diasosiasikan dengan jurnalisme TV,” tegasnya.

Dijelaskan, jurnalisme TV harus mempunyai efek amplifikasi atau gema atau gaung, didukung oleh unsur simplifikasi yaitu segala sesuatu hal yang diangkat di TV, persoalannya jadi jauh lebih sederhana dan mudah dicerna. Jurnalisme TV mempunyai efek personalisasi, biasanya kita merasa dekat dengan persoalan yang tengah terjadi. TV, tampilan visual-nya menjadikan kita lebih humanis.1-3

Bila kita melongok dapur sebuah media TV, katanya, kita akan menemui presenter, anchor, bedanya dengan presenter anchor diisi oleh wartawan TV senior, kemudian ada reporter nasional dan reporter regional, kamerawan, produser atau koordinator liputan, perancang grafis, on air presentation, program director, dan lain sebagainya.

“Dalam struktur organisasinya, pemimpin redaksi dibantu sekretaris redaksi membawahi tiga bidang, diantaranya bidang peliputan (news gathering), produksi (buletin/current affairs), dan pasca produksi (post production),” ujarnya.1-4

Ditegaskan, di bidang peliputan, unsurnya terdiri dari koordinator liputan (nasional dan regional), reporter (video journalist/correspondent), kontributor, kamerawan, dan koordinator visual. Di bidang produksi, terdiri dari produser eksekutif, produser (associate, line, dialog, field), presenter (anchor), staf produksi, dan riset. Di bidang pasca produksi, ada video editor, perancang grafis, pustakawan visual, tim Live SNG, pengarah program (program director), serta tim studio.

Berita TV itu padat teknologi, padat karya, memiliki kekuatan di gambar dan kata, memiliki unsur kecepatan dan kekinian, linier, serta memiliki sindrom remote control, kalau pemirsa tidak suka ya ganti saluran.

“Wajah media masa kini siklus beritanya 24 jam, nah ini yang membuat para jurnalis sakit magh, dan sekarang sudah masuk dalam era konvergensi media, konsumsi multi platform, serta ada efek media sosial yang bisa membuat penyakit stroke. Intinya work in progress,” ungkapnya. (dodiangga)