4 LPTK Bahas Model KKN Tematik Terpadu

Yogyakarta, UPI

Berdasarkan pengalaman kemarin, pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Terpadu menjadi sangat penting. Kolaborasi 4 perguruan tinggi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di dalam pelaksanaan KKN Tematik Terpadu utamanya adalah memadukan masalah waktu, ini sangat penting. Diharapkan, pelaksanaan KKN-nya bersamaan dan selesainya pun bersamaan. Kegiatan ini juga sangat penting di dalam merancang pengelompokan yang meramu (blended) model KKN Tematik Terpadu 4 perguruan tinggi berdasarkan kebutuhan dan sesuai keahlian yang dimiliki mahasiswa, sehingga menjadi lebih solid.

Demikian pernyataan yang diungkapkan Kepala Pusat Pengelolaan KKN dan Pengembangan Wilayah Terpadu Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Tri Atmanto, M. Si., saat dimintai keterangan terkait penyelenggaraan kegiatan Pengembangan Model KKN Tematik Terpadu yang diikuti oleh Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Gedung LPPM UNY Kampus UNY Jalan Colombo No. 1, Karang Malang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (29/11/2019).

Melalui kolaborasi ini, ungkapnya, kita membangun kesejawatan dan membangun sinergi agar tercipta aura kultur akademik yang saling menguntungkan dan mengembangkan. KKN merupakan wahana yang paling efektif untuk membangun kolaborasi antar lembaga. Dengan demikian, untuk menjalin kolaborasi di bidang lain atau model lain, akan lebih mudah menjalannkannya.

Lebih lanjut dijelaskan,”Melalui kegiatan ini, kita juga membahas model evaluasi dan monitoring. Diperlukan monev bersama untuk 4 perguruan tinggi itu untuk satu wilayah tertentu. Ke-4 perguruan tinggi ini diharapkan fokus untuk memiliki tema KKN yang sama, sehingga memiliki bagian-bagian yang sama.”

Diharapkan, melalui kegiatan KKN Tematik Terpadu ini, ke-4 perguruan tinggi ini bisa melahirkan kegiatan-kegiatan yang bisa mengakomodasi kepentingan masing-masing perguruan tinggi. Lebih dari itu, apa yang kita lakukan menjadi model bagi perguruan tinggi lain, sehingga mereka bisa bergabung untuk saling memberikan penguatan.

“Terkait dengan pengembangan model KKN Tematik Kewirausahaan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangannya. Pertama, sebelum mengubah mindset masyarakat, kita perlu mengubah mindset mahasiswa terlebih dahulu melalui kegiatan Diklat KKN. Mahasiswa diharapkan mampu untuk meningkatkan income generating unit. Dengan demikian, mereka akan lebih mudah untuk mengimplementasikannya kepada masyarakat,” jelasnya.

Kedua, lanjutnya, mahasiswa di era sekarang tidak pandai di dalam membuat pertanyaan. Pertanyaan secara langsung yang biasanya, terlalu verbal, sehingga pembelajaran bagaimana bergaul dan berkomunikasi itu menjadi penting. (dodiangga)