Ajeng: Wisudawan Terbaik Yang tak Berorientasi Nilai

Bandung, UPIIMG_0854

Menjadi wisudawan terbaik pada Wisuda Gelombang III Tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia merupakan buah dari mimpi yang pernah ia tuliskan sejak awal kuliah. Sebagian besar mimpi tersebut kini dapat terealisasikan berkat rahmat Allah SWT. Ikhtiar serta doa kedua orang tua juga sangat memotivasi dirinya berprestasi. “Maka, jangan pernah takut bermimpi. Man jadda wajada. Yakinlah, barang siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil,” katanya.

Dia adalah Ajeng Haryatisari, wisudawan terbaik yang lahir di Bandung, 28 Juni 1992. Ia adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Pipin Syarif dan Eti Karyana. Sejak lulus SMA, ia sudah menjadi guru les privat agar dapat kuliah dan tetap belajar dengan baik. Ia selalu termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk ayahnya yang pensiunan dan ibunya ibu rumah tangga.IMG_0853

Pada tahun 2010, ia memutuskan menempuh studi pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Jurusan Pedagogik FIP UPI. Baginya, pendidikan dasar merupakan foundasi untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi sehingga foundasi tersebut harus kokoh.

“Selama kuliah, saya tidak ingin berorientasi pada nilai. Namun tetap berusaha menyeimbangkan antara kegiatan akademis dan non-akademis. Karena apabila sudah berusaha sungguh-sungguh dan menikmati proses, nilai tersebut justru merupakan bonus dan penyemangat untuk berusaha meningkatkan kualitas kedepannya. Meski demikian, saya tetap berusaha mengikuti perkuliahan sebaik mungkin, memenuhi tugas tepat waktu, kehadiran sesuai dengan yang ditentukan, serta berkomunikasi secara baik dengan dosen,” kata Ajeng Haryatisari.1

Ia mengembangkan diri melalui berbagai organisasi seperti Badan Eksekutif Himapro PGSD sebagai perintis Bengkel Sastra PGSD bidang Departemen Pendidikan. Ajeng mengaku sangat bersyukur telah diberi kesempatan belajar di Unit Kegiatan Mahasiswa dalam Sekolah Kepenulisan ASAS (Arena Studi Apresiasi Sastra) UPI, serta  Kopma BS UPI.

Skripsi yang dibuat berjudul “Implementasi Model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)  untuk Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Siswa di Sekolah Dasar”. Selain itu karya tulis ilmiah terdapat dalam Proceeding “Seminar Serantau Pendidikan Abad ke-21” serta Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar edisi bulan September 2014.

Selama di UPI, Ajeng mendapatkan pengalaman yang sangat berharga seperti menjadi Pembentang Kertas Kerja/Penyaji termuda dalam “Seminar Serantau Pendidikan Abad ke-21” bekerja sama dengan Universiti Sains Malaysia di Penang, Malaysia. Sebagai penulis naskah cerita anak dan Big Book berjudul “Petualangan Tiger demi Emas Putih” serta narasumber dalam  pelatihan guru SD di Kabupaten Subang.IMG_0856

Ajeng sempat menjadi Juara I Lomba Baca Puisi se-Jabar Banten dalam Temu Civitas Akademik (TCA) UPI di Tasikmalaya. Menjadi pengisi acara untuk membaca puisi dalam berbagai acara di PGSD, tingkat nasional maupun internasional.  Juara I Apresiasi Sastra PGSD menampilkan monolog sebagai tokoh perampok. Pemeran tokoh “Guriang” dalam  pagelaran seni tari dan drama “7 Pusaka Nusantara” di Amphiteater UPI. Juara I Lomba Baca Puisi acara Orkes PGSD. Mengikuti lomba Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diadakan oleh Dikti.

“Saya sangat senang mengikuti berbagai seminar dan pelatihan sejak semester I. Sebagai peserta, panitia serta penyaji seminar tingkat nasional hingga internasional. Melalui seminar dapat menambah wawasan serta memperluas pergaulan. Selain itu, saya dapat bertemu serta berdiskusi secara langsung dengan tokoh yang menginspirasi yaitu Prof. Dr. Yus Rusyana, Dr. HC. Popong Otje Djundjunan, dan  sastrawan di Indonesia,” ujar Ajeng. (Wakhudin/UPI)