Allah Menghibur dan Meneguhkan Rasulullah Saw.

Bandung, UPI

Rabu (10/11), di dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang pendustaan orang-orang kafir kepada Rasulullah Saw. dan Al-Qur’an yang dibawanya serta penangguhan terhadap azab hingga perintah Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. untuk bersabar terhadap gangguan kaum musyrik serta siap memikul beban dakwah yang diembannya. Maka dari itu penjelasan Dr. KH. Aam Abdussalam, M.Pd. berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam dalam memahami upaya Allah Swt. untuk menghibur dan meneguhkan Rasulullah Saw. dalam menjalankan perintah-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Qalam ayat 44-52.

فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيْثِۗ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَۙ ٤٤ وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ ٤٥ اَمْ تَسْـَٔلُهُمْ اَجْرًا فَهُمْ مِّنْ مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُوْنَۚ ٤٦ اَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُوْنَ ٤٧ فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوْتِۘ اِذْ نَادٰى وَهُوَ مَكْظُوْمٌۗ ٤٨ لَوْلَآ اَنْ تَدٰرَكَهٗ نِعْمَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ لَنُبِذَ بِالْعَرَاۤءِ وَهُوَ مَذْمُوْمٌ ٤٩ فَاجْتَبٰىهُ رَبُّهٗ فَجَعَلَهٗ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ ٥٠ وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهٗ لَمَجْنُوْنٌ ۘ ٥١ وَمَا هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِيْنَ ࣖ ٥٢

Artinya: (44) Biarkan Aku bersama orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur’an). Kelak akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. (45) Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh. (46) Ataukah engkau (Nabi Muhammad) meminta imbalan kepada mereka sehingga mereka dibebani utang? (47) Ataukah mereka mengetahui yang gaib lalu mereka menuliskannya? (48) Oleh karena itu, bersabarlah (Nabi Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah seperti orang yang berada dalam (perut) ikan (Yunus) ketika dia berdoa dengan hati sedih. (49) Seandainya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. (50) Tuhannya lalu memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang saleh. (51) Sesungguhnya orang-orang yang kufur itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan matanya ketika mereka mendengar Al-Qur’an dan berkata, “Sesungguhnya dia (Nabi Muhammad) benar-benar orang gila.” (52) (Al-Qur’an) itu tidak lain kecuali peringatan bagi seluruh alam. (Q.S. Al-Qalam/68: 44-52)

Allah Swt. secara konsisten terus menyatakan keberpihakan-Nya kepada Rasulullah Saw. dalam menghadapi orang-orang musyrikin, hal ini dipertegas dari beberapa ayat yang tertera di dalam Al-Qur’an antara lain: Q.S. Al-Muddassir ayat 11; Q.S. Al-Muzzammil ayat 11; dan Q.S. Al-Qalam ayat 44. Kaum musyrikin diberikan segala kesenangan dan kemudahan oleh Allah Swt. atau yang biasa disebut dengan istilah istidraj, karena itulah banyak orang yang kemudian terpedaya oleh kebaikan, terjerumuskan oleh pujian, serta tertipu oleh aib. Namun, Allah Swt. tetap memberikan mereka tempo untuk berubah atau sebaliknya, karena di dalam suatu ancaman selalu ada harapan.

Sesungguhnya usaha untuk mencapai kemenangan dakwah itu perlu ditebus dengan perjuangan. Rasulullah Saw. terus dinasihatkan untuk tetap bersabar dan diteguhkan dalam menjalankan amanahnya dalam berdakwah, karena beliau dituntut untuk berbeda dan diutus kepada umat yang berbeda pula dari para nabi sebelumnya. Tatkala Rasulullah menyampaikan kebenaran, kaum musyrikin sangat membenci beliau dan berusaha untuk menggelincirkannya, sehingga kemudian malaikat Jabal menawarkan Rasulullah untuk menghukum mereka, namun beliau tetap memilih untuk tetap bersabar dan berdakwah dengan pemuh kelembutan. Akhlak inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dari pendidikan dan pembelajaran bagi umatnya hingga akhir zaman. (Cikal Aktar Muttaqin)