Amati Karya Nyoman Nuarta, Latih Kognitif Mahasiswa

Bandung, UPI

Sebanyak 22 orang mahasiswa yang tercatat pada semester padat 2017/2018 Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (FIP UPI) melakukan kunjungan ke NuArt Sculpture Park Jalan Setraduta KII/11, Bandung, Selasa (24/7/2018).

Menurut Dosen Departemen Psikologi FIP UPI pengampu mata kuliah Psikologi Kognitif Drs. MIF. Baihaqi, M.Si., berkunjung ke NuArt Sculpture Park ini tidak sekadar untuk melihat-lihat karya Nyoman Nuarta saja, ini meruapakan bagian dari kuliah lapangan, namun ada tujuan khusus, dikatakannya,”Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk melatih proses kognitif mahasiswa Psikologi UPI dalam merasakan sensasi, persepsi, dan memahami kreativitas karya Nyoman Nuarta. Para mahasiswa dilatih untuk mencari tahu interpretasi dari patung-patung yang dibuat oleh Nyoman Nuarta. Selain itu, mereka belajar untuk mengapresiasi sebuah karya dari pemikiran hebat seniman ternama.”

Kunjungan ini juga dapat membantu mahasiswa agar lebih komprehensif memahami studi psikologi kognitif yang sedang mereka tempuh, ungkapnya. Dalam memahami kognisi manusia, kunjungan ini memberikan mahasiswa gambaran akan persepsi, pengenalan pola, hingga kreativitas. Kunjungan ini juga mampu memicu mahasiswa untuk belajar tidak hanya terpaku pada pembelajaran di dalam kelas.

Lebih lanjut dijelaskan, I Nyoman Nuarta adalah seorang seniman patung terkenal yang berasal dari Bali dengan mahakaryanya Garuda Wisnu Kencana di Bali. Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Nyoman telah melahirkan banyak karya yang memberikan inspirasi tentang pemikiran, kreativitas, dan hal-hal yang melatarbelakanginya dalam membuat karya.

“Memasuki area Galeri NuArt, kami disambut dengan patung besar karya Nyoman Nuarta. Patung ini berbentuk tangan dan terdapat seorang perempuan di telapak tangannya. Patung tangan besar ini pun menambah rasa pengetahuan kami untuk mengetahui seberapa hebat pemikiran dan kreativitas I Nyoman Nuarta,” ungkapnya.

Perjalanan mengelilingi Galeri NuArt dimulai dari pengenalan karya di lantai 1, jelasnya. Kami disambut dengan patung Dewi Keadilan yang menceritakan situasi hukum di Indonesia. Kemudian patung bernama Durjana, yang menceritakan agar dalam hidup ini kita tidak mudah men-judge orang dan jangan terlalu menaruh kepercayaan yang berlebih terhadap teman, karena bisa saja dia berkhianat.

Selanjutnya kami diperkenalkan dengan rancangan kecil patung GWK yang ukuran besarnya telah dibuat di Bali dan bakal menjadi bangunan tertinggi ke-3 di dunia. Proses pembangunan GWK ini telah berjalan hampir 28 Tahun.

Diterangkannya,”Beranjak ke lantai 2, kami mengamati karya-karya Nyoman Nuarta yang lain. Ada patung yang dibuat agak baru menggambarkan dilema polusi Cerobong Pabrik, patung Gosip, namun ada juga karya-karya agak lama, semisal Wanita Sunda, patung Group IV (1978) seperti menggambarkan aparat keamanan  tak berwajah, patung Stress (1988), Jelata (2001), Horizon (2000), dan lain-lain.”

Menariknya, ujarnya, setiap pukul 12.00 dan 14.00 di Galeri ini ada pemutaran film dokumenter. Karena itu kami pun diajak untuk menonton film tentang proses berkarya Nyoman Nuarta, proses pembuatan GWK, dan beberapa event seni yang pernah diselenggarakan di NuArt Sculpture Park ini. (dodiangga)