Bandung Global Youth Conference 6.0: Bergerak Bersama Mencapai Tujuan

BUTUH suatu perjuangan, dukungan, kerjasama, dan aksi nyata dalam mencapai suatu tujuan bersama. Setidaknya hal itulah yang menjadi kunci tujuan diadakannya sebuah konferensi pemuda yang digelar oleh AIESEC Bandung yang bertajuk Bandung Global Youth Conference (BGYC) 6.0, yang diadakan pada 6-8 November 2015. AIESEC merupakan organisasi pemuda internasional yang tersebar di lebih dari 124 negara dan memiliki lebih dari 86,000 anggota di seluruh dunia. Melalui kegiatannya AIESEC berambisi untuk mencetak pemuda-pemuda yang berkarakter, berkompetensi secara global dan dapat memberi pengaruh positif di masyarakat.

Konferensi (conference) merupakan salah satu kegiatan yang AIESEC lakukan sebagai sarana pengembangan kepemimpinan anggotanya dan untuk mencapai tujuan organisasi. AIESEC selalu menggelar konferensi baik lokal, nasional, maupun internasional yang diperuntukkan bagi setiap anggotanya, termasuk BGYC yang merupakan local conference yang diadakan oleh AIESEC Bandung ini. Setiap conference yang diadakan memiliki tujuan yang berbeda-beda tiap tahun. “Setiap conference selalu menanamkan esensi dari AIESEC, keselarasan visi personal dan visi organisasi, meningkatkan rasa kepemilikan para anggota terhadap AIESEC.” ujar Muhammad Dika Harliadi atau yang akrab disapa Dika, Ketua Pelaksana BGYC 6.0.

BGYC yang keenam kalinya diadakan ini mengusung tema “We Are The Movement”, yang bermaksud mengajak para anggota AIESEC untuk mulai bergerak menuju perubahan yang bertujuan bagi sekitar. Tema tersebut dipilih karena sesuai dengan visi dan misi tim Executive Board AIESEC Bandung yaitu purposeful, collaborative, dan action oriented. Dimana para anggota AIESEC Bandung dapat menempatkan diri mereka untuk mencapai tujuan personal dan tujuan bersama, dengan saling berkolaborasi dalam berbagai tugas dan fungsi mereka.1-1

Menurut Dika, setiap BGYC yang diadakan memiliki target peserta tersendiri. Peserta tersebut terdiri dari team member atau anggota tim yang baru bergabung di AIESEC, team leader atau yang memiliki peran sebagai ketua tim seperti Vice President dan Manager, dan Exchange Participant (EP) atau mahasiswa yang akan menjalankan projek sosial ke luar negeri selama 6 sampai 8 minggu.

Acara ini berlangsung selama tiga hari dengan sesi yang bermacam-macam dan dipisahkan antara team member, team leader, dan EP. Untuk team member, sesi yang diadakan berupa pengenalan tentang visi dan misi AIESEC Bandung dan tujuan untuk satu semester kedepan, yang membutuhkan kontribusi mereka untuk bisa tercapai. Berbeda pula dengan sesi untuk team leader yang berupa bagaimana untuk menjadi pemimpin tim yang baik yang dapat menghadapi anggota-anggotanya dalam situasi apapun. Dan untuk EP, sesi yang diadakan berupa persiapan apa saja yang harus mereka ketahui sebelum melakukan projek sosial ke negara berkembang. Bagaimana untuk bisa melakukan kerjasama tim yang baik, bagaimana menghadapi culture shock yang terjadi ketika berada di negara tujuan, serta bagaimana menghadapi kemunginan hal terburuk (worst case) ketika menjalankan projek sosial di negara tujuan.

Bagi Yahya Wahyu, salah satu peserta BGYC, acara ini sangat bagus dan bermanfaat. “Secara keseluruhan pesan dari acara ini tersampaikan. Saya sebagai anggota dapat merasakan sense of belonging di AIESEC Bandung.”

Lanjut Yahya, ia mendapatkan banyak pembelajaran dari conference ini. Ia dapat mengerti tentang AIESEC lebih dalam dan perannya di AIESEC. “Saya mengerti tentang apa yang harus saya lakukan dan apa yang harus saya kembangkan sehingga saya bisa mengajak teman teman lainnya untuk bisa lebih baik di sini (AIESEC Bandung).” ujar Yahya, yang juga merupakan anggota Talent Development di AIESEC Bandung ini.

Persiapan dan Kendala

Berbagai persiapantelah dilakukan oleh tim panitia BGYC untuk menyukseskan acara ini. Mulai daripembentukan tim, pembagian tugas, pengumpulan dana, hingga mengundang pembicara eksternal. Panitia dituntut menyelenggarakan acara ini dengan professional dengan jumlah keseluruhan panitia yang minim. Hal tersebut merupakan standar yang ditetapkan AIESEC dalam setiap anggota kepanitiaan acara, karena agar dapat benar-benar mengembangkan potensi dan soft skill setiap anggota panitia.

“Hal tersebut menjadi kendala dan tantangan bagi kami karena tidak biasa bekerja dalam kepanitiaan yang minim.” ujar Dika, ketika ditanya kendala yang dihadapi dalam mempersiapkan BGYC ini.

Selain itu panitia juga melakukan persiapan secara strategis, memikirkan secara prosedural bagaimana acara ini dapat sesuai dengan visi dan misi AIESEC Bandung.

Harapan dengan diadakannya BGYC ini, menurut Dika, setiap anggota dapat memahami visi dan misi AIESEC Bandung, terutama anggota yang baru bergabung di AIESEC Bandung, serta bagaimana tujuan setiap anggota tersebut bisa sesuai dengan tujuan AIESEC Bandung. Dan tentunya, tambah Dika, setelah acara ini para anggota dapat merasakan sense of belonging mereka sebagai bagian dari AIESEC Bandung. (Setianita Dyah Tsamara/Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)