BNNP Ingatkan Bahaya Terorisme, Radikalisme, dan Narkotika di MOKAKU UPI

Bandung, UPI

Maraknya terorisme dan radikalisme di lingkungan kampus saat ini sangat meresahkan. Brigjend. Pol. Ir. Hamli, ME., Direktur Pencegahan BNPT, mengingatkan ancaman tersebut melalui kuliah umum di Gymnasiun, dalam acara MOKAKU UPI, Jumat (31/8/2018).

Beliau mengingatkan “Mereka (penganut paham terosime dan radikalisme) melakukan infiltrasi dan rekrutmen anak muda (yang dapat menggetarkan dunia)”. Selain itu, beliau mengingatkan rekrutmen teroris dapat datang dari manapun, seperti teman, dosen, guru, bahkan mungkin saudara sendiri. “Hal seperti itu harus ditolak!”, tegasnya.

Media sosial menjadi salah satu media penyebaran terorisme dan radikalisme, yang mudah untuk menyasar masyarakat muda, khususnya para pelajar. Penggunaan internet yang tidak arif dan tidak dengan semestinya, memungkinkan paham radikalisme dapat menyebar secara mudah.

Salah satu sikap yang dapat menghindari mahasiswa terhadap sikap intoleransi tersebut adalah dengan mengingat orang tua, tuhan, dan tujuan belajar di universitas.

Mengingat angka penyalahgunaaan narkoba di kalangan pelajar (14-30 tahun) mencapai 24% dari total pengguna narkoba di Indonesia, Kepala BNNP Jawa Barat, Brigjend. Pol. Drs. Sufyan Syarif pun mengingatkan bahaya narkotika. Salah satu negara yang runtuh karena narkoba adalah negara Cina.

“Narkoba sudah menyasar anak-anak, dimulai anak kuliahan, SMA, bahkan SMP”,  menurut data penelitian BNN. Narkoba sudah dimasuki dalam pergaulan, fesyen, dan sesuatu yang trendi. “Stop narkoba! Jangan mau dirayu!”, ujarnya.

Ketika sudah menjadi pengguna, nasihati dan laporkan ke aparat yang bertugas. Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi narkoba adalah bersama-sama (TNI, POLRI, dosen, dan mahasiswa) untuk bertekad melawan narkoba. (teks : Andryvho/ foto : Kukuh)