Dance and Body Movement Therapy Melatih Tubuh Berkomunikasi Melalui Gerak

Bandung, UPI

Pusat Psikologi Terapan Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan Short Course Play Therapy level 7 & 8 dengan tema Dance, Music, dan Body Movement Therapy pada tanggal 6 – 9 April 2017 di The Cipaku Garden Hotel Bandung dengan nuansa alami dan tropis, hal ini disesuaikan agar peserta dapat menikmati suasana alam dan mendapatkan sense of relaxation seperti tujuan dari play therapy itu sendiri. Peserta yang mengikuti Short Course ini berjumlah 15 orang yang terdiri dari dosen psikologi, dosen musik, musisi, konselor sekolah, guru tari dan psikolog yang berasal dari kota Bandung, Jakarta, Cirebon, Bangka Belitung dan kota lainnya.

Play therapy ini dibawakan oleh ahli play therapy kelas dunia yaitu Associate Prof. Dr. Diana-Lea Baranovich, Ed.D, yang selama 30 tahun sudah bepengalaman menguasai berbagai macam jenis play therapy dari usia balita sampai dengan usia dewasa. Ia menimba ilmu Expressive Art Therapy di Carl G. Jung Education Institute di Houston, Texas, US. Ia juga mendalami Creative Expressive Therapy di Institute of Transpersonal Psychology, Palo Alto, California, US. Ia memadukan pendekatan psikoterapi Humanistik dan Rogerian dan belajar langsung bersama Natalia Rogers, putri Carl Rogers di California Coast University, Santa Ana, California.

Dance, music, and body movement therapy merupakan jenis terapi yang bisa digunakan untuk berbagai jenis klien. Sejak lahir bayi berkomunikasi dengan gerak dan musik yang dapat digunakan untuk mengetahui kepekaan tubuh untuk merespon bunyi sekaligus dapat melatih konsentrasi, khususnya mengenai penggunaan dance and body movement therapy, jenis terapi ini bukanlah mengenai bagaimana cara menari melainkan mengenai gerak, yang mana diam pun justru merupakan puncak dari gerak. Dance and body movement Therapy sangat berguna untuk mengenali penggunaan kata dan kalimat yang biasanya mengalami sensor, kata-kata yang diungkapkan akan berbeda tergantung kepada siapa lawan bicara kita, bahkan beberapa orang mengatakan kebohongan, namun tidak demikian dengan badan kita yang selalu jujur.

Badan kita mengingat segala kejadian yang pernah kita alami, termasuk kejadian traumatis yang pernah terjadi dalam hidup kita. Dance and body movement therapy melatih bagaimana tubuh berkomunikasi melalui gerak dimana pergerakan tubuh dapat mengubah  pikiran dan emosi, karena pengalaman di dalam tubuh seseorang mampu mempengaruhi tubuhnya dan mengekspresikan keadaan emosionalnya. Tujuan dari terapi ini adalah untuk menemukan diri yang asli di alam bawah sadar secara lebih intens agar kita tidak lagi menghindar ketika menemukan sisi lain dari diri kita di alam bawah sadar sehingga setiap orang mampu berdamai dengan diri sendiri. “We can only help other after we help ourselves. We have to be grounded and have a good mental facility so we can take care ourselves first.” Queen Diana, 2017. (Wafa Mauqifa)