Dinda Larissa: Membiayai Kuliah Sendiri dengan Berjualan Online

3DI zaman yang serba mahal ini, setiap orang membutuhkan kemampuan ekonomi yang kuat agar bisa bertahan. Naluri yang tajam untuk mencari peluang dalam menghasilkan pundi-pundi uang sangatlah diperlukan. Tidak perlu menunggu menjadi kepala keluarga untuk bisa menghasilkan uang, melainkan siapa pun dan pada usia berapa pun setiap orang bisa menghasilkan uang terutama di zaman yang teknologi media massanya sudah serba canggih ini.

Salah satu contoh nyata seseorang yang bisa bertahan di tengah sulitnya kebutuhan hidup saat ini adalah Dinda Larissa. Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia ini sudah berkecimpung di usaha bisnis online di usianya yang masih muda, 20 tahun. Berikut hasil wawancara Mahasiswa Ilmu Komunikasi FP IPS UPI Rizky Ramdhani, Ady Pratama Maulana, dan Muhammad Togar S.P.:1

Awalnya kenapa ingin mencoba membuka peluang bisnis online?

Saya ingin meringankan beban orang tua, setelah lulus Ujian Nasional saya bersama sahabat saya mulai berencana membuka bisnis. Berhubung waktu itu sosmed Instagram sedang booming, kami mencoba membuka toko online melalui Instagram. Nama tokonya Dizproject yang diambil dari gabungan nama saya dan teman saya, Dinda dan Iztihad.

Berapa modal awal yang dikeluarkan?

Awalnya kami cuma bermodal empat ratus ribu, sama bermodal nekat aja. Alhamdulillah ga butuh waktu lama buat sampai balik modal.

Produk apa saja yang dijual di Dizproject?

Pertamanya sih Dizproject cuma menjual sandal Danbo. Setelah itu kami mencoba menambahkan produk lain berupa kaos kaki. Setelah dinilai penjualan kaos kaki lebih menguntungkan, akhirnya kami meninggalkan sandal dan hanya fokus pada penjualan kaos kaki saja. Kaos kaki yang dijual berjenis Rainbow sock dan pastel sock.

Sampai saat ini sudah kemana saja produk Dizproject berhasil dijual?

Kalau penjualan sebagian besar masih di Pulau Jawa. Tapi ngga jarang juga ada yang memesan dari luar Jawa. Paling jauh sih pengiriman pernah sampai ke Brunei Darussallam. Alhamdulillah sekali, saya senang produk Dizproject ternyata bisa menimbulkan minat juga buat orang di luar negeri.6

Kendala apa saja yang dialami selama berjualan di online sop ini?

Untuk kendala sih, kami awalnya cukup sulit dalam mengenalkan Dizproject ke pengguna Instagram. Butuh publikasi yang rutin. Bahkan sampai lima belas menit sekali kami harus membuat postingan di akun Dizproject biar toko kami cepat dikenal. Paling itu saja sih kendalanya.

Omzet yang dihasilkan perbulannya berapa?

Untuk omzet perbulannya, pada awal Dizproject berdiri kami bisa mencapai dua puluh sampai tiga puluh juta perbulan. Kalau sekarang sudah mecapai lima puluh jutaan lebih. Tapi itu masih pendapatan kotor, belum dibagi-bagi untuk yang lainnya seperti produksi dan membayar admin Instagram”

Apa rencana anda untuk ke depannya?

Sekarang Alhamdulillah sudah kesampaian untuk membuka toko online yang lain dengan brand Iweardins. Di sini saya mengelolanya sendirian, ga kaya Dizproject yang saya kelola bersama teman. Untuk ke depannya saya berencana membuat toko. Bukan toko online, tapi toko yang nyata. Semacam butik atau distro gitu.

Perubahan apa yang dirasakan setelah berhasil dalam bisnis toko online ini?

Alhamdulillah, sekarang saya sudah bisa membayar banyak keperluan dengan uang penghasilan sendiri. Biaya kos dan uang kuliah saya sudah bisa bayar dengan uang hasil keringat sendiri. Jadi, nggak terlalu menyusahkan orang tua lah. Saya sangat bersyukur karena kerja keras saya dan teman saya selama ini tidak sia-sia.5