Ditjen Belmawa dan UPI Lakukan Monev Citarum Harum

Karawang, UPI

Pembersihan sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum ini membutuhkan sarana dan prasarana penunjang yang sesuai, hal ini menjadi perhatian serius bagi kami. Diharapkan, penanganan sampah bisa dilakukan melalui beberapa metode seperti membuat bank sampah. Direktur Pembelajaran Dr. Paristiyanti mencanangkan 2 program penanganan sampah. Pertama BASUH, yaitu Bank Sampah Untuk Umrah dan Haji. Kedua, BAHANA, yaitu Bank Sampah untuk Program Sarjana.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Akademik Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia Eni Susanti, ST, M.Si., yang hadir mewakili Direktur Pembelajaran Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., saat melakukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi KKN Tematik Citarum Harum Multihelix di lingkungan Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jumat (1/11/2019).

Dikatakannya,”Penyelenggaraan kegiatan KKN Tematik Citarum Harum sudah menunjukan hasil ke arah yang lebih baik dan positif. Berdasarkan informasi, awalnya di lokasi ini, sepanjang DAS Citarum Desa Anggadita, Kecamatan Klari, sampah menggunung, namun seperti yang kita lihat hari ini, sekarang tinggal di lapisan tanah saja dan masih dalam proses pembersihan. Diharapkan, program ini terus berlanjut sesuai dengan instruksi presiden terkait penanganan DAS Citarum, tetapi untuk kelanjutan program akan dicari formula yang lebih efektif dan efisien sesuai program inti.”

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan, dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dra. Katiah, M.Pd., mengatakan bahwa hari ini LPPM UPI berada di lokasi KKN-nya mahasiswa Universitas Mercu Buana (UMB), yang berada di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang Timur, Kabupaten Karawang, bekerjasama dengan Sektor 18 Citarum Harum, adalah untuk melaksanakan kegiatan KKN bersama.

Kenapa bersama, diungkapkannya, karena di tahun 2019, Kemenristekdikti RI melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, kembali menugaskan dan menunjuk LPPM UPI sebagai koordinator KKN Tematik Citarum Harum Multihelix bagi 22 perguruan tinggi di Jawa Barat dan DKI Jakarta.

“Fungsi UPI sebagai Koordinator KKN Tematik Citarum Harum adalah untuk melakukan pemetaan dan penyebaran wilayah garapan KKN, sehingga tidak terjadi penumpukan di satu sektor, tetapi terbagi di 23 sektor. Satu sektor untuk pembibitan, dengan demikian terjadi sinergitas, keterpaduan program dan pemberdayaan yang berkelanjutan. Program ini kita kemas agar sungai menjadi serambi rumah, tidak lagi membelakangi, ini juga akan membuat masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, berbicara KKN Tematik Citarum Harum, memang tidak bisa dilepaskan dari peran Komandan Sektor, peran perguruan tinggi, dan peran pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu, melalui kegiatan terpadu ini, UPI sebagai sebagai koordinator KKN Tematik Citarum Harum mengharapkan Sungai Citarum kembali harum dan kembali bersih bisa tercapai. Adapun program yang dilaksanakan oleh UMB yaitu melakukan penanaman pohon sepanjang bantaran DAS Citarum. Pohon yang ditanam jenisnya adalah mahoni, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Ditegaskannya,”Diharapkan, di tahun 2022, sungai Citarum kembali bersih, harum dan sampah tertangani. Optimisme ini muncul setelah melihat kondisi eksisting di lokasi KKN, sungainya sudah mulai bersih. Perguruan tinggi punya massa yaitu mahasiswa. Mahasiswa yang disinergikan dengan berbagai pihak, seperti masyarakat dan TNI.”

Hal yang sama diungkapkan Kepala Pusat Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mercu Buana Dr. Inge Hutagalung, M.Si., dikatakannya,”Kami sangat berterimakasih dan mengapresiasi upaya UPI atas kerjasama yang telah terjalin dan dibina dengan baik. Diharapkan, dapat membantu upaya pemerintah dalam membersihkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

“Adapun hasil karya mahasiswa berupa lampu hias dari limbah merupakan sebuah proses pembelajaran inovatif dari pengolahan limbah domestik yang kami lakukan di lingkungan Desa Anggadita. Ini merupakan hasil sebuah kolaborasi antara Universitas Mercu Buana (UMB) dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan,” katanya.

Lampu hias tersebut berasal dari limbah sampah plastik, tegasnya. Pembelajaran dilakukan untuk membelajarkan para mahasiswa bahwa limbah yang ada di sekitar kita bisa dimanfaatkan menjadi sebuah produk yang bernilai guna. Produk tersebut nantinya akan dikelola oleh BUMDES, sementara itu mahasiswa fokus melakukan transfer knowledge kepada masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Komandan Sektor 18 (Dansektor 18) Kolonel Inf. Drs. Utoh Zaendy, menegaskan bahwa Sektor 18 sudah melakukan berbagai macam kegiatan sesuai program Kodam III/Siliwangi, diantaranya melakukan penertiban Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pabrik-pabrik, dan penertiban limbah industri, rumah sakit, masyarakat dan domestik di sekitar DAS Citarum.

Sementara itu, lanjutnya, kami juga melakukan sosialisasi penanganan sampah untuk merubah pola pikir masyarakat dengan membuat tempat pembuangan sampah sementara (TPS), membuat dan menertibkan MCK dan lubang-lubang sampah, serta penghijauan dengan melakukan penanaman pohon sehingga bantaran sungai bisa bebas dari sampah. Sinergitas antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, masyarakat dan TNI sudah terjalin dengan baik, oleh karena itu, kegiatan ini jangan dihentikan. (dodiangga)