DKM Al-Furqan Berupaya Bangkitkan Nilai Islam dan Kebangsaan

Al-Furqon-1

Bandung, UPI

Dewan Kemakmuran Masjid Al-Furqan Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan seminar “Revitalisasi Nilai Islam dan Nilai Kebangsaan untuk Mengokohkan Ukhuwah”, Rabu (1/7/2015) mulai pukul 8.30 s.d. selesai, di Aula Masjid Al-Furqan, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Seminar mengundang Prof. Dr. Phil. Syahiron Syamsudin, M.A., dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ketua pelaksana, Rifan Abdul Azis menjelaskan, seminar dimkasudkan untuk memaparkan perkembangan kuantitas kaum Muslim secara umum saat ini, termasuk memetakan keadaan kaum Muslim di berbagai negeri, termasuk di Indonesia. Prof. Syahiron akan menjelaskan keterikatan antarsesama Muslim di berbagai penjuru dunia, bahwa mereka bersaudara.

“Seminar dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negeri Muslim terbesar menjadi representasi Islam. Kita ingin memaparkan nilai keislaman yang hendak diemban seluruh kaum Muslim dalam kehidupannya,” kata Rifan.

Dia juga mengungkapkan, seminat juga akan memaparkan nilai kebangsaan yang selaras dengan nilai keislaman karena bersumber dari pemikiran yang shahih. Momentum ini penting untuk menjelaskan perpaduan antara nilai keislaman dengan nilai kebangsaan yang mampu mewujudkan ukhuwah Islamiyah secara global. Syiro

Dikemukakan, Islam berkembang sebagai agama yang pertumbuhannya paling pesat dalam dekade terakhir ini, termasuk di berbagai negara yang mayoritas bukan Islam seperti Inggris dan Amerika. Terlihatlah secara kuantitas, kaum Muslim di dunia bertambah semakin banyak bahkan menempati urutan pertama di dunia. Hal ini merupakan salah satu pertolongan Allah kepada kaum Muslim, yang Allah sampaikan dalam firman-Nya dalam Quran Surat An-Nasr ayat 2 bahwa manusia berbondong-bondong masuk agama Allah.

“Di Indonesia, jumlah kaum Muslim mencapai 85,1% dari seluruh penduduk. Sehingga Indonesia sampai saat ini masih dikenal sebagai negara dengan Muslim terbesar di dunia, Akan tetapi, kondisi umat Islam di berbagai negeri saat ini sangat memprihatinkan. Di Indonesia pun masih banyak kaum Muslim yang tidak mampu mengenyam pendidikan, hidup dengan tingkat kesejahteraan yang rendah, bahkan dekat dengan perilaku criminal,” ujar Rifan.

Keadaan terpuruk pun terjadi di berbagai negeri Islam lainnya, seperti di Myanmar, tepatnya di Rohingya, di Suriah, di Palestina, dan masih banyak lagi, ujar dia selanjutnya. Kuantitas kaum Muslim yang sangat besar, faktanya belum mampu membangkitkan umat agar bergerak membantu saudara-saudaranya di dalam negeri apalagi di luar negeri.

“Keterpurukan yang terjadi pada kaum Muslim di berbagai negeri salah satu penyebab terbesarnya adalah karena kaum Muslim tidak menjadikan Islam sebagai aturan kehidupan yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Kaum Muslim meninggalkan nilai Islam yang dapat diterapkan secara individu, masyarakat, maupun Negara,” ujar Rifan.

Nilai Islam yang harus diterapkan secara individual dan masyakat seperti halnya memakai pakaian yang syar’i , menjaga kemuliaan diri ketika berinteraksi dengan lawan jenis, menjaga lisan dalam pengucapan, saling tolong menolong, saling mengingatkan pada hal yang benar, dan yang lainnya pada saat ini keberadaannya berkurang,” kata Rifan.

Fenomena tersebut selaras dengan nilai kebangsaan yang berwujud menjadi sikap dan perilaku yang tampak pada bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kata Rifan selanjutnya. Misalnya, bagaimana seorang bangsa Indonesia harus bersikap dan berperilaku dalam kebersamaan sebagai anggota masyarakat, bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku dalam kebersamaan sebagai komponen bangsa, serta bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku dalam kebersamaan sebagai warga negara Indonesia.

Itulah sebabnya, kami DKM Al-Furqan UPI bekerja sama dengan UKM Kajian Islam Mahasiswa (Kalam UPI) merasa perlu melakukan pembahasan mengenai keselarasan nilai ke-Islaman dengan nilai kebangsaan guna mewujudkan ukhuwah Islamiyah. Diharapkan, melalui kegiatan ini dapat menjadi bentuk penyadaran umum kepada mahasiswi UPI. (WAS)