Emil: Sejak Usia Muda, Mahasiswa Harus Kreatif dan Inovatif

01Bandung, UPI

Manusia saat ini kalau tidak bisa jadi orang unik atau istimewa, nantinya hanya akan menjadi statistik atau angka saja. Dunia kini makin kompetitif, manusia antre untuk mencari kerja, pembangunan semakin masif, dunia makin bermasalah, makin ekstrem, semua makin banyak maunya.

“Dunia kini bersifat artifisial tidak lagi natural, karena sudah dimodifikasi oleh kreativitas manusia. Maka, sejak usia muda, mahasiswa harus terus menciptakan kreativitas dan inovasi,” kata Wali Kota Bandung Mochamad Ridwan Kamil S.T., MUD., saat memberikan materi tentang Nilai Kepemimpinan dalam acara Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum (MOKAKU), di Gedung Gymnasium UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung , Kamis (1/9/2016).

Menghadapi kenyataan tersebut, lanjutnya, generasi muda tidak perlu panik. Mereka harus selalu melakukan check and recheck. Gunakan teknologi untuk memudahkan kehidupan, tapi tidak menghilangkan sisi kemanusiaannya, itulah salah satu resep di dunia yang semakin ekstrem.02

Sebagai contoh, di balik keglamoran orang Korea, ternyata tingkat kebahagiannya berbanding terbalik. Mereka melakukan apa pun untuk bahagia. “Di Bandung saya ingin mengantarkan orang menjadi pintar, kompetitif, soleh dan solehah. Atas dasar itu, saya memperbanyak ruang publik, untuk membuat orang bahagia, namun tidak hanya happiness, tapi ada nilai ekonomisnya, bahagia itu sederhana.”

Dunia makin berbahaya, tegasnya, apakah dengan pintar dan modern jadi jaminan untuk bahagia? “Hati-hati, musuh yang paling besar adalah orang atau hal-hal yang mencuci otak. Makanya hati-hati dengan pergaulan, kamu adalah pergaulan kamu, bergaulah dengan orang otpitimis,” katanya.

Dunia kini semakin terkoneksi, terhubung tanpa ada batasan. Oleh karenanya, pergunakan media sebagai alat pertanggungjawaban, postinglah hal-hal yang positif, beritakanlah hal-hal yang membawa kebaikan, tambahnya.03

“Untuk menjadi pemimpin, saya akan memberikan bekalnya, di antaranya adalah jangan lupakan nilai kemanusiaan. Pemuda itu harus turun tangan jangan lepas tangan, jadilah agen perubahan, jangan cuek dengan lingkungan sekitar. Jadilah risk taker, pemuda yang berani mengambil risiko. Jadilah orang yang visionary, gunakan daya imajinasi untuk melakukan perubahan. Jadilah orang yang innovative, karena dengan sikap yang inovatif dan kreatif akan memberikan nilai tambah pada kemampuan diri, namun kreativitas ada etikanya, tetaplah di jalur yang benar. Sebagai pemuda harus punya keberanian atau strong will, perubahan tidak bisa ditunggu tapi dijemput, datang pada orang yang berani,” paparnya.

Jika bersiap untuk jadi calon pemimpin, kata Emil, mahasiswa harus punya nilai kemanusian. Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk masyarakat. Mimpi harus melangit, namun kaki harus tetap membumi. Dalam berdoa jangan minta dimudahkan urusanmu, mintalah dikuatkan pundakmu. (Dodiangga)