Farhan Muldani “Gelar Sarjana Pendidikan Merupakan Impian dan Amanah”

farhan 3

Bandung, UPI

Farhan Muldani Badruzaman (23 tahun) atau biasa di panggil Farhan merupakan anak kesatu dari dua bersaudara pasangan Zenal Mutaqin dan Nani Royani. Baginya, gelar sarjana pendidikan merupakan sebuah impian dan amanah dalam berkontribusi membangun dunia pendidikan menjadi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

“Rasa syukur pun tiada henti saya haturkan kepada yang Maha Kuasa karena telah memberikan orang tua yang sangat hebat karena keberhasilan dan perjuangan saya mendapatkan gelar sarjana pendidikan tidak terlepas dari doa dan dukungan serta kerja keras orang tua saya dalam mendidik dan membimbing saya agar menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi orang lain”, kata pria kelahiran Tasikmalaya, 11 September tahun 1992.

Kedua orang tua Farhan berprofesi sebagai tenaga pendidik di daerah Karawang. Hal tersebutlah yang menjadi motivasinya untuk menimba ilmu di perguruan tinggi yang berbasis pendidikan. Karena ia yakin, melalui pendidikan dapat melahirkan orang hebat.

“Sebagai anak pertama, saya menjadi harapan dan kebanggan orang tua. Doa dan dukungan dari mereka selalu menjadi modal utama untuk mencapai kesuksesan, dan kebahagiaan orang tua menjadi tujuan utama. Sehingga tekad saya untuk maju dan mencapai kesuksesan menjadi lebih termotivasi”, terang Farhan Muldani Badruzaman, S.Pd, salah satu wisudawan terbaik Universitas Pendidikan Indonesia yang mengikuti Wisuda Gelombang I, Rabu, 13 April 2016, di Gedung Gymnasium UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Farhan memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pangkalan, Kab. Karawang, semasa di SD, ia pun mendapatkan rangking 3 besar. Hal yang paling membanggakan sewaktu kelas 2 adalah mendapatkan juara umum. “Orang tua saya selalu menanamkan bahwa pendidikan dan agama merupakan yang terpenting dan paling utama untuk mencapai kesuksesan. Sehingga ketekunan dan kedisiplinan dalam mencari ilmu dan menjalankan perintah agama selalu ditekankan. Hal yang selalu teringat sampai sekarang orang tua saya selalu tegas dalam menyuruh menyelesaikan pekerjaan rumah dari sekolah serta menjalankan ibadah dengan tepat waktu”, kenang Farhan.

farhan 2

Kedua orang tua Farhan selalu membimbing dan mendidik anaknya dengan mengutamakan pendidikan dan agama, terlihat dari pendidikan yang ditanamkan sehingga Farhan melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda. Tak tanggung-tanggung, ia pun mendapatkan rangking pertama dari kelas 1 sampai kelas 3. Selain itu, Farhan pun aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler marching band dan mengikuti kejuaraan marching band se-kabupaten Karawang hingga mendapatkan juara umum ke-2. “Hal yang paling membanggakan dari semua itu adalah dengan prestasi tersebut, saya bisa membahagiakan orang tua saya. Saya merasa bahagia kita melihat orang tua saya tersenyum dengan lebar melihat prestasi anaknya. Namun hal tersebut tidaklah cukup karena perjuangan saya masih panjang untuk membahagiakan orang tua saya”, tambah Farhan.

Rasa bangga ia alami ketika masuk SMAN 1 Karawang, pasalnya sekolah tersebut  merupakan SMA favorit Farhan serta warga masyarakat di Karawang. Akan tetapi persaingan mendapatkan prestasi pun akan semakin sulit. Disana ia harus berjuang untuk mendapatkan prestasi meskipun sulit. Memasuki penjurusan antara IPA dan IPS, orang berpendapat bahwa masuk IPA lebih baik sehingga ia bertekad untuk masuk kelas IPA, akan tetapi ia gagal masuk kelas IPA dan akhirnya masuk kelas IPS. ia merasa telah mengecewakan kedua orang tuanya, namun hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi dukungan dan bimbingan. Sehingga ia bertekad dan bermimpi bahwa dengan jurusan IPS pun ia bisa sukses dan tetap bisa membahagiakan orang tuanya.

“Karena kesuksesan yang didapatkan oleh seseorang tidak dilihat dari jurusan IPA dan IPS akan tetapi bagaiaman perjuangan kita dan kerja keras kita dalam membuka  jalan kesuksesan tersebut. Selama kita terus belajar dan terus mencoba yakinlah bahwa jalan kesuksesan akan terbuka”, ungkap Farhan yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Rohis Daruussalam di SMAN 1 Karawang.

Tahun 2011 ia mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia dengan jalur SNMPTN namun ia gagal, sehingga ia mencoba jalur UM-UPI dan akhirnya diterima di UPI pada Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. Dengan tekadnya untuk bisa menimba ilmu di UPI, ia berprinsip ketika masih ada jalan dan kesempatan, akan tetap berusaha dan berjuang serta mencoba terus untuk meraih impian. “Orang tua saya selalu mengatakan “Orang tua berhasil ketika pendidikan anaknya lebih tinggi daripada pendidikan orang tuanya” hal ini yang selalu saya pikirkan dan saya perjuangkan. Dan pada akhirnya saya diterima di UPI”, tutur Farhan.

Kegiatan awal perkuliahan diawali dengan kegiatan Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum Universitas Pendidikan Indonesia (Mokaku UPI). Disanalah ia memulai mengenal mahasiswa lainnya tentunya dari berbagai daerah. Ketika proses perkuliahan dimulai dan disanalah ia mendapatkan ilmu dan pengalaman baru. Proses pembelajaran yang tentunya berbeda pada saat zaman SMA mengharuskan ia untuk belajar lebih mandiri dan lebih aktif lagi. Tentunya dengan dukungan dari orang tua akan selalu jadi semangat ia menjalani dunia perkuliahan yang cukup berat.

Yang selalu ia terapkan saat perkuliahan adalah bagaimana cara disiplin dan bertanggung jawab dengan tugas kita sebagai mahasiswa dan tanggung jawab kita melaksanakan amanah dari orang tua untuk melaksanakan perkuliahan sebaikmungkin. Ketika kita bisa disiplin dan bertanggung jawab dengan tugas kita sebagai mahasiswa maka yakinlah nilai bagus dan tertinggi pasti kita dapat pada saat akhir perkuliahan. “Target mendapatkan nilai tertinggi pada masa perkuliahan selalu menjadi target utama saya, akan tetapi dengan bimbingan dari para dosen ada hal yang terpenting dari nilai tertinggi itu yakni bagaimana kita bisa mengamalkan nilai yang kita dapat serta mempertanggungjawabkannya”, ujar Farhan.

Menurutnya, bahwa kampus bukan hanya sekedar tempat untuk mencari nilai seperti ketika kita berada di bangku SMA dulu. Kampus merupakan bentuk mungil dari sebuah masyarakat luar. Di sana kita dapat mencari ilmu serta pengalaman-pengalaman yang dapat digunakan serta menjadi bekal nantinya ketika terjun dimasyarakat luar.

B

Selain mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas ia juga mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa. Melalui kegiatan berorganisasi ia menyakini akan mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru yang tidak didapatkan pada saat di dalam kelas. Disela-sela kegiatan perkuliahan dan kegiatan berorganisasi ia juga sering mengikuti workshop dan seminar,  seperti seminar dan workshop west java next gen, seminar Pendidikan Abad 21, dll.

“Masa perkuliahan adalah masa mencari ilmu dan pengalaman sebanyak mungkin yang nantinya akan menjadi bekal kita di masa yang akan datang. Masa perkuliahan dan menjadi seorang mahasiswa merupakan masa yang menyenangkan dan tidak akan terlupakan, disana saya bertemu dengan rekan-rekan mahasiswa yang sangat hebat dengan sejuta impiannya serta saya bertemu dengan para pendidik yang kompeten dan senantiasa memberikan ilmu-ilmunya kepada saya dan mahasiswa mahasiswa lainnya serta telah banyak memberikan banyak inspirasi”, tegasnya.

Ia merasa bersyukur telah diberi kesempatan bergaul dengan orang-orang hebat seperti para dosen yang tidak pernah lelah selalu memberi bimbingan dan ilmu pada saat perkuliahan. “Tidak ada kata lain selain ucapan terima kasih banyak kepada orang tua saya, para bapak/ibu dosen, serta teman teman perkuliahan yang telah membantu saya dalam meraih prestasi dan impian saya. Semoga Allah meridhoi dan membalas jasa-jasa mereka dan menjadi amal baik baginya. Percayalah perjuangan dan doa tidak akan pernah membohongi hasil yang kita dapat. Jangan pernah lelah melangkah demi mencapai satu impian”, ucapnya. (Deny)