Gerakan Literasi Sekolah harus membumi

Bandung, UPI.

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Perpustakaan dan Informasi Universitas Pendidikan Indonesia sukses menggelar UPI BOOKPEDIA II Tahun 2017. Kegiatan yang diadakan di gedung Amphitheater UPI ini dilaksanakan selama tiga hari (1-3/Maret/2017). Acara yang diberi tema #LITERATEFORLIBERATE ini dimulai dengan pameran buku terbesar di lingkungan UPI, yang menyediakan berbagai macam jenis buku literasi, wawasan internasional, bahkan buku interaktif yang menghibur.

Yang menarik perhatian dalam rangkaian kegiatan UPI BOOKPEDIA yaitu Seminar Nasional yang diberi tema “Peran Pustakawan Guru dalam Mendukung Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di Abad 21” yang secara resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Dr. Agus Taufiq, M.Pd.

Seminar Nasional ini menghadirkan tiga orang pembicara ternama dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Dr. H. Elih Sudiapermana, M.Pd., yang memberikan pemaparan tentang Gerakan Literasi (GLS) Sekolah di Kota Bandung.

Menurut Elih, Di lingkungan sekolah Kota Bandung, GLS dimulai dengan menginventarisasi upaya-upaya kreatif yang sudah dilakukan sebagai kebiasaan di suatu sekolah. Upaya berbagi pengalaman antar sekolah melalui kegiatan workshop bersama atau kunjungan studi menjadi kebijakan awal untuk menumbuhkan geliat tiap sekolah yang mengembangkan kegiatan literasi di sekolah.

“Kebijakan tersebut memperkuat tradisi literasi di sekolah yang kreatif, inovatif, dan produktif dengan memberikan penghargaan berupa apresisasi sekolah berbudaya literasi yang diberikan oleh walikota”. Ujar Elih.

Sebagai pembicara kedua, Blasius Sudarsono, yang merupakan Pembelajar pada Kappa Sigma Kappa Indonesia, memaparkan tentang Transformasi Perpustakaan Sekolah. Menurutnya perpustakaan sekolah telah mengalami tiga perubahan mendasar. Pertama, menyatunya pengelolaan perpustakaan sekolah dengan unit pengelola audiovisual yang lebih dikenal dengan School LMC (Library Media Center). Transformasi kedua adalah masuknya teknologi komputer dalam dunia perpustakaan yang memungkinkan siswa mendapat porsi yang lebih besar dalam perencanaan pembelajaran. Transformasi ketiga menurutnya masuknya dominasi teknologi yang menghasilkan sistem jejaring kerja, sehingga transformasi keseluruhan sistem pendidikan dalam satu sistem informasi.

Pangesti Wiedarti, sebagai pembicara ketiga menyampaikan secara khusus tujuan dan strategi pelaksanaan GLS. “Selain menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah, GLS ini juga digalakan dalam meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar melek atau memiliki keterpahaman, sehingga sekkolah dijadikan sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak sehingga anak mampu mengelola pengetahuan, memiliki kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan informasi secara cerdas.” Tambah Wiedarti.

Seluruh rangkaian kegiatan UPI BOOKFAIR II ini ditutup dengan aksi donor darah dan cek mata gratis bagi seluruh sivitas akademika UPI yang dilaksanakan atas kerjasama Unit KSR PMI UPI, perusahaan optik dan lembaga lain yang bergerak dalam bidang kesehatan. (ay)