Green Canyon, Wisata Petualangan tak Terlupakan

1

Ciamis, UPI

Matahari dengan gagah menunjukan wajahnya. Sinarnya menembus ombak dan pasir di pesisir pantai Pangandaran. Sungguh pemandangan yang indah untuk menemani perjalanan kami saat itu. Kami bertolak dari Pantai Pangandaran menuju objek wisata yang menjanjikan petualangan air yang menakjubkan, Green Canyon namanya.

Dari Pangandaran ke Green Canyon jaraknya kurang lebih 30 km atau kira-kira satu jam perjalanan. Mendekati kawasan Green Canyon kami terjebak macet, namun kondisi seperti ini wajar mengingat musim liburan sekolah. Setelah melewati kemacetan akhirnya kami sampai di gerbang wisata Green Canyon atau Cukang Taneuh. Bagi yang membawa mobil atau berangkat dengan bus tidak perlu khawatir karena tersedia tempat parkir, walaupun tidak begitu luas. Di sekitar tempat parkir ini juga bisa ditemukan Musalla, warung makan, dan WC.

Untuk berwisata di Green Canyon ini kita harus membeli tiket untuk menyewa perahu kecil yang disebut “ketinting“. Tiket bisa dibeli di loket dengan harga Rp 75.000 per perahu. Satu perahu bisa dinaiki 6 orang ditambah 2 orang penjaga perahu. Di tiket itu ada nomor antreannya. Kebetulan kami mendapatkan nomor 385. Daripada lama menunggu kami shalat zuhur dan makan siang dulu.2

Setelah makan kami kembali menuju antrean. Kami harus sabar menunggu gilian karena antrean yang cukup panjang waktu itu. Sambil menunggu, kami menyempatkan bermain flying fox yang juga disediakan di sana. Tak lama kemudian kami pun dipanggil, kami segera naik perahu kecil menyusuri Sungai Cijulang menuju lokasi Green Canyon. Kami menikmati perjalanan menyusuri sungai itu. Air sungainya berwarna hijau tosca. Di tepi sungai tumbuh pohon-pohon lebat yang menghijau. Mungkin inilah sebab mengapa tempat ini dinamakan Green Canyon. Warna air hijau pada Green Canyon ini menurut penjaga perahu disebabkan karena percampuran antara air sungai dan air laut. Pada musim hujan air sungai yang hijau ini akan menjadi berwarna coklat. Maka, kalau mau ke Green Canyon usahakan tidak di waktu musim hujan.

Sekitar 30 menit akhirnya kami tiba di mulut gua. Pemandangan di sini semakin indah. Sayangnya kami tiba saat hari sudah mulai gelap sehingga cahaya matahari sulit menembus pandangan. Di tepi sungai tampak dinding-dinding alami dari batu-batu stalaktit dan stalagmit. Sungai pun semakin menyempit karena terhalang batu besar. Di atas batu besar tampak petugas yang menjaga dan mengatur perahu-perahu yang memang banyak memasuki gua Green Canyon ini. Tampak aliran sungai Cijulang yang menembus gua.3

Sampai di gua, perahu berhenti. Dari sini kita bisa melanjutkan perjalanan ke gua dengan berjalan atau berenang masuk ke dalam. Sementara perahu yang ditumpangi menunggu di sisi batu. Kami yang sudah siap dengan pelampung segera melanjutkan menyusuri Green Canyon dengan berenang.Kami dapat menikmati sisi gua yang kokoh dengan melihat stalagtit dan stalagmit yang masih meneteskan air. Air terus menerus dikeluarkan di tebing sehingga daerah ini disebut sebagai daeah hujan abadi. Kami merasakan air yang terasa dingin dan menyegarkan. Pemandangan semakin cantik ketika kami menyaksikan air terjun Palatar yang terdapat dalam Gua Green Canyon. Sebagai penutup petualangan kali ini kami berkesempatan untuk terjun ke sungai dari tebing setinggi lima meter. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Setelah puas menikmati gua di Green Canyon ini akhirnya kami dengan perahu yang tadi kami tumpangi kembali lagi. Suasana perjalanan balik agak berbeda dibandingkan perjalanan berangkat ke Green Canyon karena hari sudah gelap. Tidak terasa perjalanan terasa lebih cepat dibanding perjalanan berangkat. Suatu wisata petualangan yang tidak terlupakan berwisata di Green Canyon, Cijulang. Mudah-mudahan suatu saat kami bisa kembali lagi ke sini. (Shabila Hidayati, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)

6

5

4