Guru, Datanglah Lebih Awal ke Masa Depan Anak
Globalisasi memberikan implikasi mendasar bagi guru, pendidikan guru, dan pendidikan pada umumnya. Bagi guru, kecenderungan yang digambarkan membawa guru untuk “ mampu datang lebih awal” ke dalam dunia kehidupan peserta didik masa depan. Artinya, Guru harus memiliki wawasan dan kesadaran global sebagai kecakapan dan orinetasi nilai di dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik mengembangkan dirinya yang tetap mengakar kepada budaya dan jati diri bangsanya.
“Ada kecakapan penting yang harus dikuasai guru, yaitu menciptakan proses perkembangan sinergis peserta didik antara orientasi kehidupan global dengan nilai kehidupan kultural bangsanya,” kata Rektor Universitas Pendidikan Indonesia saat menyampaikan pidato pada Wisuda Gelombang I Tahun 2015 di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 bandung, Rabu (15/4/2015).
Menurut Rektor UPI, kedua orientasi nilai yang mungkin saling bertentangan, harus disinergikan secara harmonis. Guru harus membangun tata pikir (mindset) kesatuan di dalam keragaman. “Bukankah itu juga semboyan negara kita yang berbunyi Bhineka Tunggal Ika? Sungguh bukan hal baru, tetapi terasa baru dan bahkan asing karena selama ini kita tak pernah memaknai itu sebagai realitas proses pendidikan,” ujar Rektor.
Bagi pendidikan guru, kata dia, dengan ungkapan bahwa Guru “harus mampu datang lebih awal” ke dalam dunia kehidupan peserta didik masa depan, menegaskan bahwa mendidik guru masa depan adalah mendidik guru yang memiliki keseimbangan wawasan dan kesadaran nasional-global serta mampu mengembangkan kecakapan negosiasi (negotiating skills) peserta didik untuk mensinergikan kedua orientasi nilai kehidupan dimaksud. Wawasan, kesadaran, dan kecakapan yang disebutkan mesti menjadi bahagian dari proses pendidikan guru dan kecakapan guru masa depan. Upaya ini adalah tanggung jawab bersama, yang harus diwujdukan dalam pendidikan professional guru.
Dikemukakan, bagi pendidikan pada umumnya, seiring dengan prinsip whole learner dan whole learning, diversifikasi layanan harus dibuka, berorientasi inklusif dan multi stake holder, membangun kaitan yang kuat antara pendidikan, dunia kerja, dan kehidupan, serta mengembangkan kesiapan karir peserta didik untuk memasuki dunia kerja global. Perlu ada upaya sistematis dan menjadi bagian integral upaya pendidikan untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik dalam memasuki dunia kerja global. Semua hal yang disebutkan terakhir mengandung implikasi imperatif bagi pendidikan masa depan.
Prof. Sunaryo menekankan pentingnya membangun bangsa yang cerdas yang berdaya saing internasional, berjati diri budaya sendiri, dan hidup sebagai warga dunia yang penuh kedamaian adalah sebuah idealism dan cita-cita yang harus menjadi tanggung jawab pendidikan masa depan. Pendidikan berperan penting dan bertanggung jawab di dalam mengokohkan jati diri bangsa dan membangun bangsa yang cerdas di dalam kedamaian.
Rektor UPI menegaskan bahwa pendidikan memerlukan dukungan politik dan harus berlandaskan kepada politik pendidikan yang jelas. Namun, pendidikan tidak boleh terseret dan larut dalam hiruk pikuk kehidupan politik yang acapkali keluar dari idelaisme dan komitmen yang disebutkan. Pendidikan harus tetap berkomitmen membangun manusia Indonesia masa depan yang cerdas dalam payung keutuhan dan kekokohan jati diri bangsa dan negara sebagai kekuatan dan landasan untuk hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dalam kesetaraan dan kedamaian. (WAS/Dodi/Deny/Andri)
Related Posts
-
Yuliawan Kasmahidayat, Kapus EKKIP LPPM UPI terpilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Kajian Budaya Indonesia (AKBI) periode 2023-2026
No Comments | Oct 16, 2023
-
Penyajian Kertas Kerja Bakal Calon Rektor UPI 2020-2025
No Comments | Mar 20, 2020
-
Abdurachman Widjajapradja Kembali Pimpin FKPP UPI
No Comments | Jun 19, 2022
-
DVIPANTARA BOGA 2022 Gelar Karya Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga FPTK UPI
No Comments | Jan 11, 2023