Habibah: Terus Berjuang Meskipun dalam Keadaan Sakit

1-2SITI Habibah, lebih dikenal dengan panggilan Bibah dilahirkan di Sumedang 17 September 1992 dari pasangan Ahmad Solihin- Yeyet Rohayati. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang ini merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, memiliki dua orang kakak bernama Ahmad Sirojudin dan Siti Karomah, serta seorang adik yang bernama Syahdan Rohmat. Orang tuanya membesarkan Bibah dengan penuh kasih sayang, kesederhanaan dan memberikan pendidikan yang baik dengan mengenyam pendidikan formal maupun pendidikan agama.

“Walupun tidak terlahir dari keluarga kaya dan mempunyai kedudukan tinggi, tetapi saya sangat bersyukur. Karena, dengan hidup serba sederhana membuat saya menjadi lebih kuat, giat dan semangat untuk bisa membahagiakan orang tua dan mengangkat derajat orang tua,” kata lulusan terbaik dari Prodi PGSD mewakili Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang yang mengikuti Wisuda Gelombang III di Gedung Gymnasium Kampus UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Selasa dan Rabu (14-15/12/2015).1-1

Menurut Bibah, bukti kasih sayang orang tua terhadapnya yaitu memberikan pendidikan yang seimbang antara pendidikan formal dan agama. Terbukti, dia dapat menempuh jenjang pendidikan dasar di SD Negeri Cupuwangi dan lulus pada tahun 2005. Selama mengenyam pendidikan di SD, Bibah mendapatkan prestasi yang bagus yaitu selalu mendapatkan rangking pertama dari kelas IV semester 2 sampai lulus kelas VI.

Setelah lulus dari SD, Bibah melanjutkan sekolah ke pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Rancakalong dan lulus tahun 2008. Prestasi Bibah selama tiga tahun di SMP masih tetap bagus dengan masuk tiga besar yakni mendapatkan peringkat kedua dan ketiga. Pada waktu kelas X, ia terpilih menjadi salah satu perwakilan sekolah untuk mengikuti Olimpiade Matematika tingkat kabupaten.

“Selain itu, saya juga sangat aktif di berbagai organisasi seperti OSIS, Pramuka, PMR dan Paskibra. Pada tahun 2007/2008, saya terpilih menjadi ketua PMR Wira SMPN 1 Rancakalong. Setelah lulus dari SMP, saya melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri Rancakalong dan lulus tahun 2011,” ujar Bibah.1-3

Prestasi di SMA pun tak kalah bagusnya dibandingkan dengan sewaktu di SMP yaitu setiap semester mendapatkan peringkat kedua dan pada hasil ujian nasional mendapatkan peringkat tertinggi di antara siswa yang lainnya. Tak bisa dimungkiri, Bibah memang tipe orang yang senang berorganisasi sehingga dia pun terpilih menjadi pengurus OSIS pada tahun 2008 s.d. 2010 menjadi ketua MPK pada tahun 2010/2011, dan menjadi sekretaris dalam kepengurusan Pramuka.

Selain dalam organisasi, dari semenjak SMP sampai SMA, Bibah juga terpilih menjadi tim paduan suara untuk setiap acara penting, seperti pada upacara memperingati Hari Kemerdekaan RI (17 Agustus) atau Hari Pendidikan Nasional. Ketika kelas XII, dia pernah menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti Olimpiade Fisika tingkat kabupaten. Dengan prestasi yang diperoleh tersebut, ia dianjurkan oleh semua guru SMA untuk melanjutkan kuliah dengan bantuan beasiswa.

“Namun, berhubung kondisi kesehatan saya sejak tahun 2010 terganggu oleh penyakit dan memerlukan biaya pengobatan yang lumayan mahal, maka keluarga besar saya tidak memperbolehkan melajutkan kuliah karena alasan keterbatasan biaya,” kata Bibah.1-4

Ketika semua keluarga menentang keinginannya kuliah, tetapi kakak laki-laki yang selama ini membiayai pengobatannya memberikan dukungan, baik moril maupun materil kepadanya untuk bisa kuliah. Selain itu, berkat doa kedua orang tua, terutama seorang ibu, membuat dia lebih giat, tegar dan semangat dalam memperjuangkan cita-cita saya. “Cita-cita saya menjadi guru yang mampu mengabdikan ilmu untuk banyak orang dan membangun sekolah untuk siswa yang berprestasi dan bagi mereka yang kurang mampu dalam hal biaya.

“Akhirnya, dengan mengikuti tes SNMPTN Ujian Tulis dan Beasiswa Bidik Misi saya bisa lolos masuk ke Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPI Kampus Sumedang,” ujar Bibah.

Selain bersekolah di pendidikan formal, Bibah juga mengikuti pendidikan di madrasah dari semenjak usia lima tahun sampai SMP dan mengikuti pendidikan di pesantren dari SMA sampai bangku perkuliahan. Jadi, aktivitas Bibah ketika awal semester perkuliahan itu terbagi menjadi dua, yaitu mengikuti kegiatan perkuliahan di kampus dari pagi sampai sore hari dan mengikuti pesantren dari sore sampai malam hari. “Saya pernah mondok di pesantren Bunisari 1 yang berlokasi di Rancakalong dan di Pesantren Pagelaran 2 Sumedang yang berlokasi di Kaum Sumedang, belakang Masjid Agung Sumedang,” katanya.1-5

Aktivitas di awal perkuliahan PGSD dan kegiatan pesantren yang penuh membuat kondisi kesehatan Bibah menurun sehingga penyakit yang menyerang ketika sewaktu SMA itu kembali kambuh. Dalam kondisi sakit, dia tetap semangat mengikuti perkuliahan. Daya konsentrasi belajarnya pada waktu itu hanya bisa bertahan sampai jam 9.00 WIB, itu pun dengan bantuan obat dan terapi. Setelah lebih dari jam 9.00 WIB, Bibah tidak bisa berkonsentrasi dengan baik karena sakit kepala yang sangat hebat, jantung berdebar kencang tidak beraturan, hilangnya keseimbangan tubuh, dan tangan tidak bertenaga serta berkeringat.

“Kondisi tersebut tidak membuat saya menajdi putus asa. Saya berusaha bertingkah laku selayaknya orang sehat sehingga teman-teman saya tidak percaya kalau saya sedang sakit. Berhubung saya adalah salah satu mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi, jadi saya mempunyai tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi diri saya, orang lain bahkan untuk negeri. Sebagaimana slogan Beasiswa Bidik Misi yaitu “Berprestasi untuk Negeri”, saya pun terpilih menjadi Sie Pendidikan LBM UPI Kampus Sumedang. Kemudian pada akhir semester I, saya mendapatkan IP 4,00,” ujar Bibah.

Pada tahun 2012, Bibah mulai aktif di organisasi sehingga terpilih menjadi Staf Kesenian Departemen Minat dan Bakat BEM Rema UPI Kampus Sumedang, menjadi Humas UKM Seni Lokahyang dan menjadi bendahara di beberapa kegiatan yang diselenggarakan kampus. Selain itu, karena Bibah senang berbicara di depan banyak orang, sehingga ia pun terpilih menjadi Master of Ceremony MC) di beberapa kegiatan kampus dan acara yang diselenggarakan di daerah tempat tinggalnya.1-6

“Dengan berorganisaasi saya menjadi lebih terampil, dapat berkreativitas, menjadi pribadi yang lebih baik dan bakat yang saya miliki dapat tersalurkan. Namun, kegiatan berorganisasi harus saya akhiri di tahun 2013, karena kondisi kesehatan yang semakin memburuk. Dengan berat hati saya pun harus membatasi kegiatan yang selama ini saya sukai karena saya dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit yaitu sehat atau kuliah,” ujar Bibah.

Di antara dua pilihan tersebut, dia tidak mau memilih salah satu, tetapi ia ingin memilih dua-duanya. Maka, Bibah berusaha dengan keras supaya tidak berhenti kuliah walaupun untuk sementara. Dengan semangat yang diberikan keluarga, orang terdekat dan sahabatnya, ia termotivasi melakukan yang terbaik bagi hidupnya. Tak lupa ia sekeluarga selalu berdoa kepada Allah SWT supaya memberikan jalan terbaik untuk kesehatan dan kebaikan bagi dirinya.

“Semenjak akhir tahun 2013, saya hanya berfokus untuk bisa mengikuti perkuliahan dan mengobati penyakit saya saja dengan membatasi aktivitas yang menguras tenaga. Terbesit di benak saya pada waktu itu bahwa, walaupun dengan keterbatasan yang saya miliki tetapi saya harus tetap memberikan yang terbaik setidaknya bagi diri sendiri dan orang tua,” kata Bibah.

Alternatif yang dipilih adalah mempertahankan prestasi akademik. Walaupun benar prestasi akademik tidak menjamin seseorang akan sukses nantinya, tetapi itulah salah satu upaya yang dapat ia lakukan untuk melihat kedua orang tuanya tersenyum bahagia melihat anaknya mendapatkan prestasi yang baik.

Setiap perkuliahan dijalaninya dengan tekad yang bulat, penuh semangat dan menikmati setiap prosesnya. Keterbatasan yang dimiliki tidak mematahkan keinginannya melakukan yang terbaik.

“Akhirnya, saya pun bisa menyelesaikan perkuliahan sarjana ini dan mendapatkan IPK tertinggi (Cum laude). IPK yang saya peroleh yaitu 3,90. Menurut saya, mendapatkan IPK tertinggi bukanlah hal yang mudah karena kita harus berusaha dengan keras untuk mendapatkannya dan mempertahankannya merupakan hal yang sulit,” kata Bibah.

beberapa tips yang dapat diberikan bagi teman-teman yang ingin memperoleh IPK tertinggi berdasarkan pengalamannya di antaranya yaitu, “Niatkan segala apa pun yang akan kita kerjakan hanya untuk mendapat ridha Allah SWT. Bulatkan tekad dalam diri sendiri untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal dan jangan mudah putus asa,” katanya.

Ia mengingatkan mahasiswa untuk tidak lupa berdoa kepada Allah SWT, meminta restu dan doa kedua orang tua, terutama doa ibu. “Harus aktif di dalam kelas, baik di dalam kegiatan berdiskusi, tanya jawab yang diberikan dosen maupun bertanya jika tidak mengerti tentang materi pembelajaran,” katanya.

Bibah sendiri selalu bersaha memilih tempat duduk di depan karena dapat membantunya dalam berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. “Berkonsentrasi dan dengarkanlah dengan baik ketika dosen sedang menerangkan materi pembelajaran, jangan melakukan kegiatan lain karena yang saya rasakan apa yang dikatakan oleh dosen suka ada dalam soal tes ujian. Jika kita malu bertanya kepada dosen tentang materi yang diajarkan, mintalah bantuan kepada teman yang mengerti untuk menerangkannya kepada kita,” ujarnya.

Ia menyarankan agar mahasiswa mengerjakan semua tugas yang diberikan dosen dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Mahasiswa harus bersikap dan berperilaku yang baik selama perkuliahan, baik di kelas maupun di luar kelas. Perilaku yang baik harus tetap dilakukan di setiap aktivitas yang dikerjakan. Contohnya, berbicara yang sopan, ramah dan berpakaian rapi.

“Pahami setiap karakter dosen yang mengajar sehingga kita akan lebih mudah berkomunikasi dan mendapatkan penjelasan dalam memecahkan permasalahan atau yang berhubungan dengan materi perkuliahan karena setiap dosen itu mempunyai karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya,” kata Bibah.

Bibah juga menasihati mahasiswa belajar secara rajin di rumah supaya materi yang telah dipelajari agar tidak mudah lupa. Ia rekomendasikan bahwa belajar yang baik itu pada waktu sepertiga malam karena pada waktu itu otak masih fresh sehingga mudah menerima materi dan menghafal. “Apa yang kita pelajari akan tersimpan lebih lama di dalam otak kita, tidak mudah lupa. Ketika mau tes atau ujian jangan biasakan belajar kebut satu malam,” ujar Bibah.

Ia juga menambahkan tentang tips mahasiswa berprestasi dengan cara meluangkan waktu belajar bersama teman membahas materi yang sudah diajarkan dan yang akan diajarkan supaya dapat menambah referensi. “Berusahalah mendapatkan IP 4,00 di awal semester perkuliahan. Pertahankanlah IP yang kita peroleh jika IP-nya sudah tertinggi. Tetapi kalau IP kita menurun maka kita harus meningkatkannya di semester berikutnya,” ungkap Bibah.

Dia tidak lupa menasihati mahasiswa untuk menjaga kesehatan dengan makan, istirahat dan olah raga yang teratur, serta membatasi kegiatan yang dianggap tidak terlalu penting. Karena dengan tubuh yang sehat, maka mahasiswa dapat beraktivitas dengan baik untuk mencapai hasil yang terbaik. “Aktiflah dalam berbagai organisasi yang dapat membuat minat dan bakat kita tersalurkan dan terasah dengan baik,” katanya.

Beberapa tips tersebut diharapkan dapat membantu mahasiswa memperoleh IPK tertinggi. Aktivitas Bibah saat ini yaitu mengabdikan ilmu yang dimiliki di SDN Rancakalong Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Cita-citasaya yang belum tercapai yaitu melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi (S2 sampai S3) dan membangun sekolah.

Dia selalu berdoa agar ada kesempatan beasiswa baginya untuk mewujudakan cita-cita tersebut. Untuk itu, ia mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, suami, keluarga besar dan sahabat tercinta yang sudah memberikan motivasi dan dukungan baik moril maupun materil. “Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Beasiswa Bidik Misi dan Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengenyam pendidikan sarjana. Salam kebanggaan dari saya ‘Berprestasi untuk Negeri’,” kata Bibah. (WAS/Dodi)