Hanifa Paramitha Siswanti: Hijabku Jati Diriku

1-2HIJAB merupakan trend yang paling digemari wanita Muslim saat ini. Pusat perbelanjaan juga kian meraup keuntungan besar karena fenomena hijab saat ini. Hadirnya komunitas hijabers bisa dibilang menjadi penggagas penggunaan jilbab dan budaya Muslim yang gaya, trendi,cantik dan segar. Berkat mereka pula banyak wanita yang akhirnya menggunakan hijab. Kemunculan komunitas hijabers tahun 2012 dirasakan banyak aspek, tidak hanya memengaruhi pemakai hijab,tapi juga membuat peluang bisnis busana Muslim terbuka lebar. Kemajuan tersebut tidak saja memberikan angin positif bagi dunia berbusana Muslimah,tapi juga berpeluang besar bagi para designer.

Dalam bahasa Arab, hijab berarti menutupi. Detailnya berarti menutupi seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah. Hijabers juga memiliki kreasi unik seperti dengan menambahkan aksesoris di hijab mereka. Hal ini juga membuktikan, selain bisa menjalankan kewajiban sebagai wanita Muslim, dengan hijab juga bisa tetap tampil cantik.

Pengaruh komunitas hijabers juga sangat besar bagi para pengguna hijab. Zaman dahulu mungkin banyak media atau pekerjaan yang sedikit mengenyampingkan Muslimah yang menggunakan hijab. Namun setelah muncul komunitas hijabers, Muslimah berhijab pun mulai dipandang. Bahkan ketenaran para hijabers juga bisa disandingkan dengan pekerja seni lainnya. Para hijabers saat ini pun bisa semakin percaya diri dengan banyaknya cara untuk menggunakan hijab yang tetap cantik dan sesuai dengan syariat Islam. Tak sedikit pula di antara mereka menjadi terkenal karena style hijab yang mereka gunakan itu unik.

Untuk membahas masalah hijab ini, berikut wawancara Fitri Febiani K, Mia Audina, dan Syadati Syifa Aulia, mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia dengan Hanifa Paramitha Siswanti, seorang hijabers di Jawa Barat. Lulusan Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran (2012) ini juga merupakan news presenter, penyanyi Cianjuran, freelance content writer.1-1

Mengapa hijab itu perlu modis?

Hijab tak perlu modis. Menurut saya yang terpenting, hijab harus sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, bukan modisnya. Kita behijab karena Allah, bukan mengejar tren yang sedang berlangsung.

Bagaimana menyeimbangkan trend dengan syariat? 

Tetaplah berpegang teguh kepada aturan agama dan perintah berhijab sesuai Alquran. Al-Ahzab 59. Jangan sampai kita justru terjerumus mengikuti tren fashion, tapi justru melupakan perintah inti berhijab itu sendiri yang sesuai syariat.

Mengapa Anda tertarik untuk masuk dalam komunitas hijab?

Karena sikap dan kepribadian kita ditentukan oleh lingkungan. Saya ingin terlibat dalam lingkungan positif yang dapat membawa dan mendukung saya ke arah pemikiran positif. Alhamdulillah selama tiga tahun ini, saya bergabung sebagai pengurus di Hijabers Community Bandung (HCB), saya mendapatkan banyak sekali hal positif, baik dari sesama pengurus maupun anggota. Dari pembelajaran, ilmu, silaturahim, hingga jaringan relasi.

Ada tantangan nggak selama terlibat di komunitas hijab?

Menurut saya tantangan pertama yaitu meluruskan kembali anggapan orang bahwa komunitas HCB adalah komunitas fashion hijab. Padahal tidak seperti itu. Sejak berdiri pada Februari 2011 dan masih bernama Forum Annisa Bandung, kegiatan utama kami justru fokus untuk kajian keislaman dan dakwah kepada sesama Muslimah. Setelah berganti nama menjadi HCB pun, kami konsisten untuk tetap fokus pada kajian dan dakwah. Kebetulan saja beberapa pengurus HCB merupakan desainer dan memang punya brand hijab, jadi mungkin hal itu saja yang terlihat oleh publik.

Tantangan kedua yaitu konsisten untuk tetap berdakwah melalui pengajian dan taushiah yang selalu kami gelar setiap bulan di masjid. Menjadi tantangan karena setiap bulan kami menghadirkan tema taushiah serta pengisi acara yang berbeda-beda. Ini dilakukan supaya kegiatan dakwah kami variatif dan dinamis namun tetap memiliki pesan positif dan ilmu yang dapat diterapkan. Ke depannya, kami ingin menggelar pengajian akbar rutin secara gratis.

Tantangan ketiga yaitu mengayomi para anggota agar senantiasa dapat memiliki rasa memiliki yang sama terhadap komunitas HCB. Juga supaya mereka dapat menjadi agen dakwah di lingkungannya masing-masing dan menyebarkan pesan positif.

Perlukah syarat khusus bagi anggota baru yang ingin bergabung di komunitas hijab?

Syaratnya harus perempuan dan berhijab. Meskipun rata-rata anggota kami berusia 17-30 tahun, sebenarnya tidak ada batasan usia untuk menjadi anggota HCB.

Bagaimana pandangan masyarakat terhadap komunitas Anda? 

Pandangannya Alhamdulillah baik dan positif. Jika melihat dari respons di media sosial kami (Instagram, Twitter, Facebook, Blog), kebanyakan antusias untuk mengikuti kegiatan yang kami buat. Saran dan kritik juga hadir untuk membangun komunitas kami menjadi semakin baik.

Bagaimana mengatur waktu pribadi dengan waktu komunitas? 

Caranya adalah disiplin dan terbiasa menyusun prioritas. Harus tahu mana yang penting dan mendesak dan mana yang penting tapi tidak mendesak. Intinya sih harus punya manajemen waktu yang baik dan konsisten dengan tanggung jawab yang telah diemban.

Apa alasan terkuat Anda untuk tetap bertahan di komunitas ini? 

Memiliki teman sepemikiran dan mau sama-sama belajar untuk menjadi Muslimah yang baik. Saya bertahan di komunitas HCB karena para pengurusnya juga saling mendukung dan bahu membahu untuk mewujudkan visi komunitas. Apalagi setiap bulan selalu ada liqa khusus untuk pengurus. Kami seperti self-charging karena selalu dibimbing untuk terus istiqamah dan kembali ke fitrah manusia.

Apa yang Anda harapkan dari Muslimah Indonesia? 

Saya berharap Muslimah Indonesia bangga menjalani kodratnya sebagai seorang Muslimah dan berpegang teguh hanya kepada aturan Allah. Muslimah Indonesia harus cerdas, berprestasi, berpikiran terbuka, punya jiwa sosial yang tinggi, memiliki semangat berbagi, dan mampu mengemban amanah dengan maksimal. Muslimah Indonesia juga mesti mampu menempatkan diri secara baik dan semestinya, baik sebagai seorang anak, istri, ibu, dan anggota masyarakat.

Apa pengalaman yang paling berkesan mengikuti komunitas hijab ini?

Paling berkesan adalah saat saya dipercaya menjadi pengurus HCB pada akhir tahun 2012 dan ditempatkan sebagai humas. Saya dapat berkecimpung dalam berbagai kegiatan positif, baik acara internal maupun eksternal. Saya juga berkesempatan untuk belajar banyak ilmu, dari agama, dakwah, hingga kewirausahaan. Bahkan berkat HCB, saya seperti dibukakan jalan untuk mengembangkan passion seperti modelling dan MC.

Kekerabatan antara pengurus di sini sangat erat, bahkan kami sesama pengurus juga sering berkumpul di luar kegiatan komunitas. Tidak ada perbedaan yang membatasi pertemanan kami. Hingga akhirnya pada akhir tahun 2014, saya menjadi wakil ketua, nggak ada tuh yang namanya jarak. Semuanya tetap melebur dan siap bekerja sama untuk mewujudkan visi HCB sebagai komunitas dakwah muslimah.

Menurut Anda, mengapa fenomena tren hijab ini bisa berkembang begitu cepat di Indonesia?

Karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.Apalagi karakter orang Indonesia juga mudah beradaptasi, sehingga tren hijab semakin berkembang dan semakin banyak pula Muslimah yang sadar untuk mengenakan hijab sebagai kewajibannya.

Bagaimana pandangan Anda dari segi kultur/budaya mengenai fenomena hijab saat ini?

Dari segi budaya ini merupakan hal positif, seperti adanya akulturasi. Indonesia merupakan negeri dengan beragam adat, suku, dan budaya. Model hijab di Aceh berbeda dengan di tanah Sunda misalnya. Ini menarik karena tetap ada cita rasa khas budaya Indoneisa di setiap daerah, sesuai budayanya masing-masing. Inilah yang menjadikan hijab di Indonesia penuh nilai kreativitas dan selalu dinamis.

Bagaimana pandangan Anda mengenai gaya penampilan berbusana hijabers saat ini?

Sekarang semakin banyak Muslimah yang mengenakan hijab secara syar’i, seperti baju gamis dan jilbab yang lebar. Adanya sisi kreativitas justru menjadikan hijab syar’i tak lagi dipandang kuno dan ketinggalan zaman.

Dari Anda sendiri, lebih memilih hijab yang seperti apa? Dan apa alasannya?

Setiap orang memiliki prosesnya masing-masing menuju ke arah yang baik. Jujur saat ini saya belum sepenuhnya berhijab syar’i, namun bukan berarti saya tak ada keinginan untuk mengarah ke sana. Pekerjaan dan aktivitas yang dinamis menuntut saya untuk memiliki mobilitas tinggi. Meskipun begitu, saya tetap berusaha untuk mengenakan hijab sesuai syariat  dan terus mencoba konsisten serta istiqamah. Dulu saya tomboy sekali dan ke mana-mana senang pakai celana jeans, kaos, dan hijab yang dililit. Namun seiring berjalan waktu dan juga berkat keikutsertaan dalam komunitas HCB, saya memiliki tambahan ilmu tentang apa dan bagaimana berpakaian Muslimah yang baik dan benar. Insha Allah kini saya sudah mulai konsisten untuk selalu mengenakan hijab yang selalu menutupi dada. Baju pun meskipun bukan gamis, saya berusaha mengenakan baju yang panjangnya mencapai lutut kemudian disambung celana panjang. Satu hal yang pasti adalah, saya selalu mengenakan kaos kaki jika berada di luar rumah. Intinya adalah jangan pernah berhenti mencari ilmu karena pada dasarnya hidup adalah belajar, belajar, dan terus belajar.