HIMA PKh Peringatan Hari Internasional Penyandang Disabilitas

Bandung, UPI

Setiap tanggal 3 Desember, diperingati sebagai Hari Internasional Penyandang Disabilitas (HIPENDIS), dimana pada hari itu, biasanya banyak acara-acara yang diselenggarakan oleh banyak pihak. Dalam rangka memperingati Hari Internasional Penyandang Disabilitas (HIPENDIS), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Khusus (HIMA PKh) FIP UPI menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang dimulai dengan acara ICSEN (International Conference On Special Educational Needs) di auditorium FPEB UPI Jln Setiabudhi NO. 229 Bandung. (2/12/2017).

Ketua pelaksana acara HIPENDIS, Ilmi mengatakan bahwa, “Acara kali ini berbeda dengan acara tahun sebelumnya. Di mana kali ini kami, dari Himpunan Mahasiswa Pendidikan Khusus (HIMA PKh) bekerja sama dengan beberapa pihak, salah satunya adalah ICSEN. Kerja sama ini dapat terjalin karena kami memiliki tujuan yang sama yaitu dalam rangka memperingati Hari Internasional Penyandang Disabilitas (HIPENDIS) dan juga sebagai bentuk pencerdasan kepada warga umum tentang penyandang disabilitas.”

Rangkaian acara dilanjutkan pada hari berikutnya, yaitu tanggal 3 Desember 2017 yang diadakan di Dago Car Free Day (CFD) yang diikuti oleh beberapa perwakilan dari Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Bandung, mahasiswa serta warga sekitar yang hadir dalam acara car free day Dago. Acara diawali dengan kegiatan gerak jalan/ longmarch untuk menyuarakan hak-hak penyandang disabilitas serta isu inklusi.

“Selain gerak jalan, ada juga talkshow bersama tokoh penyandang disabilitas serta aksi cap tangan dari anak-anak berkebutuhan khusus serta warga umum yang bertajuk ‘lukisan sejuta harapan’. Selama gerak jalan juga kami membagikan propaganda tentang bagaimana warga umum memandang penyandang disabilitas, hak-hak penyandang disabilitas yang belum terpenuhi serta pendidikan inklusi sebagai salah satu bentuk pencerdasan khususnya bagi warga umum tentang penyandang disabilitas yang kemudian diberi penguatan oleh salah satu dosen upi dalam talkshow”, lanjut Ilmi.

Dalam talkshow, hadir pula Kang Eman, seorang penjaga gawang yang memiliki keterbatasan fisik yang baru saja mengukir prestasi dalam  gelaran Homeless World Cup yang diadakan di Glasgow.

“Meski pun memiliki kekurangan, jangan dijadikan sebagai halangan untuk berprestasi.” Tutur Kang Eman di sela-sela talkshow.

Sementara itu, Bu Riksma, salah satu dosen Pendidikan Khusus dari Universitas Pendidikan Iindonesia turut hadir dalam talkshow dan memberikan tanggapan mengenai sikap yang seharusnya diberikan terhadap penyandang disabilitas, “Setiap anak mempunyai potensi, setiap anak mempunyai kesempatan yang sama. Tidak terkecuali anak-anak berkebutuhan khusus,” ujar Bu Riksma.

Acara berjalan meriah dengan beberapa penampilan dari perwakilan SLB di Kota Bandung. Ada peserta didik dengan hambatan pendengaran (tunarungu) yang menampilkan tarian tradisional, ada pula permainan angklung yang masih ditampilkan oleh peserta didik berkebutuhan khusus.

Tanggapan positif juga datang dari Bu Nuri, salah satu warga Bandung yang ikut menyaksikan perayaan hipendis di Dago CFD, “Acaranya bagus. Saya baru tahu (HIPENDIS). Dari acara ini, saya jadi tahu kalau mereka (disabilitas) juga bisa berprestasi”.

Dalam kesempatan yang berbeda, setelah acara HIPENDIS selesai digelar, Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Khusus (HIMA PKh), Rio memiliki harapan agar warga umum bisa menyikapi keberadaan anak berkebutuhan khusus dengan lebih baik, tidak membedakan mereka karena penyandang disabilitas ada di mana-mana. Lanjut, Rio juga menanggapi tentang hak-hak penyandang disabilitas, “Hak-hak penyandang disabilitas memang sudah seharusnya diperjuangkan dan menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama, bukan hanya mahasiswa Pendidikan Khusus atau ahli Pendidikan Khusus saja”. (Anggita Rizkia Septiani, Pendidikan Khusus 2014)