Kabumi UPI Gelar Angklung’s Day 2017
|Bandung, UPI
Keluarga Besar Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (KABUMI UPI) menggelar Latihan Gabungan Angklung’s Day 2017, pada 28 Oktober 2017 di Gymnasium UPI, Jalan Setiabudhi No.229, Bandung. Latihan Gabungan ini merupakan rangkaian dari acara Angklung’s Day sebagai program kerja tahunan Kelurahan KABUMI UPI, namun terdapat perbedaan yang spesial pada tahun ini, karena bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.
“KABUMI UPI mengambil insiatif untuk mengucapkan janji Sumpah Pemuda disela-sela latihan gabungan sebagai bentuk penghormatan kepada pemuda Indonesia yang telah berjuang melawan penjajahan”, kata Reza Adityana, Ketua Angklung’s Day 2017.
Menurut reza, pada sesi latihan ini, para peserta Angklung’s Day 2017 memainkan enam lagu, diantaranya Alusiau, Peuyeum Bandung, Don Dap Dape, Yamko Rambe Yamko, Perahu Layar, dan Merah Putih. Seluruh peserta memainkan angklung secara bersama dan dipandu oleh Aan Handoyo.
Seusai istirahat, para peserta beserta anggota KABUMI UPI memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan ikut serta melaksanakan upacara seremonial serta mengucapkan ikrar “Sumpah Pemuda” yang dibacakan oleh Reza Adityana kemudian diikuti oleh seluruh peserta.
Dikatakan Reza, sesuai dengan nama “Sumpah Pemuda”, peristiwa ini merupakan sebuah momen ketika para pemuda Indonesia mengucapkan ikrar bahwa kita bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Tentunya, makna peringatan ini bukan hanya sekedar upacara seremonial, melainkan juga bagaimana para peserta, seluruh anggota KABUMI UPI dan masyarakat yang turut menyaksikan Latihan Gabungan Angklung’s Day 2017 mampu memetik banyak pelajaran dan semangat dari sejarah Sumpah Pemuda karena bagaimanapun juga, Sumpah Pemuda sebagai landasan untuk mencapai sebuah kemerdekaan. Ikrar ini menandai bahwa semangat nasionalisme para pemuda telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Ia berharap agar seluruh peserta dan masyarakat tetap menjaga dan meningkatkan semangat nasionalisme, salah satunya dengan melestarikan angklung sebagai warisan budaya dunia tak benda.
Lebih lanjut dikatakan Reza, Angklung’s Day 2017 yang bertema “Karya Nyata Pemersatu Bangsa” akan digelar pada hari Minggu, 19 November 2017, di Halaman Gedung Sate Bandung. Acara ini merupakan acara ketujuh kalinya yang akan diselenggarakan oleh Kabumi UPI semenjak tahun 2010.
“Tema ini diangkat karena panitia berencana ingin acara Angklung’s Day bukan hanya masyarakat angklung yang dapat merasakannya, namun hingga masyarakat umum pun ikut serta merasakan dan merayakan”, ujar Reza.
Peserta Angklung’s Day 2017 ini berasal dari sekolah yang tersebar di seluruh Pulau Jawa. Tidak hanya grup angklung sekolah yang mengikuti acara ini, tetapi grup angklung umum pun ada yang mengikutinya. Peserta Angklung’s Day setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, tahun lalu peserta Angklung’s Day 2016 mencapai kurang lebih 6000 peserta.
Angklung’s Day merupakan kegiatan yang setiap tahunnya diadakan oleh Kabumi UPI sebagai bentuk kecintaan Kabumi UPI terhadap alat musik tradisional angklung. Hal yang melatarbelakangi Angklung’s Day sudah menjadi acara rutinitas setiap tahunnya adalah terdapat suatu kebanggaan bahwa angklung mampu mewarnai persahabatan antar negara. Dengan dasar itulah Daeng Soetigna memperjuangkan instrumen angklung hingga akhir hayatnya, yang bercita – cita tidak lagi terbatas pada “memasyarakatkan angklung”, tetapi juga “menduniakan angklung”.
“Sejalan dengan hal tersebut, Kabumi UPI sebagai salah satu organisasi kesenian mempunyai tujuan untuk merayakan dan memperingati hari dimana diresmikannya angklung oleh UNESCO pada tanggal 16 November 2010 sebagai salah satu warisan budaya dunia tak benda, melalui acara Angklung’s Day 2017”, tegasnya. (DN)