Kampung Timpang Timur Berterima Kasih Adanya KKN Covid-19 UPI

Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan virus Corona Covid-19 sebagai pandemi. Menurut WHO, pandemi adalah skala penyebaran penyakit yang terjadi secara global di seluruh dunia. Namun, ini tidak memiliki sangkut paut dengan perubahan pada karakteristik penyakitnya. suatu wabah sebagai pandemi artinya WHO memberi alarm pada pemerintah semua negara dunia untuk meningkatkan kesiapsiagaan untuk mencegah maupun menangani wabah. Hal ini dikarenakan saat sebuah pandemi dinyatakan, artinya ada kemungkinan penyebaran komunitas terjadi

Maka dengan adanya pandemik Covid-19 ini membuat kita harus sadar bahwa hidup sehat itu amatlah penting. Ingat akan peribahasa “sedia payung sebelum hujan” sama artinya jika dalam kesehatan “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Pencegahan itu sendiri dapat dilakukan dari mulai  membiasakan mencuci tangan, menjaga imunitas tubuh seperti minum vitamin, berolahraga, dan istirahat yang cukup, menghindari kerumunan, serta menggunakan masker bila keluar rumah

Mahasiswa sebagai agen perubahan atau agent of change memegang peran penting di masa pandemi COVID-19. Universitas Pendidikan Indonesia Mengirim Kami Untuk Mengabdi Pada Masyarakat di Masa Pandemi ini Melalui KKN Tematik Pencegahan Covid-19 Untuk Mewujudkan Merdeka Belajar. Meski KKN berada pada pandemik tidak menyurutkan semangat untuk mengabdikan diri agar bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

KKN tematik ini dilaksanakan di desa saya sendiri. Yakni di Kp.Tipar Timur RT03/RW01 Desa Laksanamekar Kec. Padalarang Kab.Bandung Barat. Karena penggunaan masker di pentingkan pada masa pandemik atau diharuskan dipakai maka salah satu kegiatan yang saya lakukan ialah membuat dan menyalurkan alat pelindung diri (APD) yang berupa masker. Karena miris melihat sedikit warga yang memiliki kesadaran yang kurang akan bahaya Covid-19 menjadikan alasan lain saya membuat masker. Karena dengan membagikan masker setidaknya saya memberikan edukasi pentingnya menggunakan masker saat keluar rumah. Saat pembagian masker saya tersadar, meskipun merasa hanya memberi secuil kebaikan, namun nyatanya secuil kebaikan itu menubuhkan rasa senang bagi penerimanya. Saat pembagian masker tidak sedikit warga yang memberikan  doa untuk saya. Ada yang berdoa untuk kesuksesan saya, cita-cita, kesehatan, sampai perkara jodoh. Terharu rasanya bercampur syukur mendengar selipan doa-doa tulus yang dipanjatkan warga dalam setiap masker yang diberikan. Dengan begitu jangan lupa berbagi kebaikan.

Kontributor: Mega Juliyana