Kaprodi Bahasa dan Sastra Indonesia Wakili UPI dalam Acara “Aku Puisi Padamu”

Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan acara pembacaan puisi dengan tema “Aku Puisi Padamu”. Acara tersebut diselenggarakan melalui Google Meet pada Minggu, 27 Juni 2020 lalu. Acara ini diadakan sebagai bentuk silatuhrahmi budaya dan akademik bagi dosen-dosen pengajar humaniora, seperti sastra, seni, teater, dan filsafat dalam masa pandemi Covid-19.
Bukan hanya sekadar silatuhrahmi, dalam acara itu dosen-dosen melakukan pembacaan puisi. Dosen menjadi model untuk memberikan inspirasi khususnya dalam berekspresi dengan puisi. Salah satu dosen yang mengisi acara itu adalah Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI, Dr. Yulianeta, M.Pd.
Selain itu, terdapat delapan dosen lainnya dari kampus lain, yaitu Dr. Iva Ariani dari UGM, Dr. Baban Banita, M.Hum dari Unpad, Chafid Ulya, M.Pd dari UNS, Indar Sabri, M.Pd dari Unesa, Dwi Budiyanto, M.Hum dari UNY, Fitri Merawati, S.Pd., M.A dari UAD, Dr. Deden Haerudin dari UNJ, dan Abu Bakar Ramadhan, M.A dari Unej. Acara tersebut juga dihadiri oleh Dr. Else Liliani, M.Hum sebagai Kaprodi Sastra Indonesia UNY sekaligus pemantik diskusi.
Yulianeta sendiri membacakan dua puisi dalam acara itu. Pertama, puisi dari Goenawan Mohamad yang berjudul Asmarandana. Baginya, puisi Asmarandana memiliki kedekatan tersendiri baik sebagai transformasi dari legenda, kisah Damar Wulan dan Anjasmara maupun dengan tembang macapat Asmarandana.
Menurutnya, makna dari puisi Asramandana sangat dalam. Bagaimana manusia dihadapkan dengan kepedihan, kematian, dan takdir. Lalu inti dari puisi itu adalah belajar mengikhlaskan apa yang menjadi kehendak Tuhan dan kehendak semesta. “Begitu yang saya pahami dari puisi ini. Saya membuka puisi ini dengan tembang Asmarandana. Bagi saya, prolog ini mengantarkan pada suasana yang ada dalam puisi,” tambahnya.
Puisi kedua yang ia bacakan berjudul Merindu Peluhmu, puisi tersebut adalah hasil karyanya sendiri. Baginya, karya puisinya itu ditulis sebagai doa untuk seseorang yang ia hormati dan saat itu sedang terbaring sakit. “Puisi ini pernah menjadi bagian kolaborasi video seni dengan para seniman saat pandemi. Saya menggunakan beberapa diksi bahasa Aceh dan menutup puisi dengan penggalan bait shalawat dalam bahasa Aceh. Mengalir saja dan pendengar mengapresiasinya,” jelas Kaprodi Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut.
Selain pembacaan puisi, pada acara “Aku Puisi Padamu” juga terdapat diskusi dan pembicaraan mengenai puisi dan proses kreatif dalam membacakan puisi. Lebih lanjut, dari kegiatan ini muncul ide untuk kegiatan selanjutnya, termasuk membuat antologi puisi antardosen perguruan tinggi yang nantinya dapat memotivasi mahasiswa.
Yulianeta berharap kolaborasi seperti acara itu dapat terus berlanjut. Bukan hanya saat pandemi, tapi bisa kolaborasi antaruniversitas sesuai konsep kampus merdeka. Nantinya, mahasiswa dan dosen dapat melakukan kolaborasi ekspresi sastra tanpa batas ruang dan waktu.
“InsyaAllah, tanggal 4 Juli dalam acara “Aku Puisi Padamu 2” akan tampil mahasiswa membacakan puisi daring dari berbagai wakil PT. Dari UPI akan tampil Mazeinda Albiruni,” tutup dosen perwakilan UPI di acara “Aku Puisi Padamu” itu.