Karisdha Pradityana: Menjadi Pribadi Berkarakter dengan Organisasi

Karis-7KARISDHA Pradityana, atau lebih akrab dipanggil Ogan lahir di Sumedang, 28 September 1993. Putra pertama dari dua bersaudara pasangan Eros Rosmawati dan Entang Kusyana ini dibesarkan dengan kesederhanaan dan tapi penuh dengan rasa cinta kasih. Meski demikian, Karisdha mengaku sangat bersyukur. Sebab, meskipun bukan dari keluarga yang mempunyai harta dan kedudukan yang tinggi, tapi ia dididik oleh orang tua yang sangat menyayanginya. Sehingga, ia tumbuh dengan penuh kasih sayang. Semua itu menunculkan kesadaran pada Karisdha untuk mencintai, menghormati dan memuliakan orang tua, terutama ibu.

“Bukti kasih sayang orang tua, mereka selalu mendukung saya sekolah sampai jenjang yang paling tinggi,” ujar Karisdha, wisudawan terbaik yang mewakili Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang yang mengikuti Wisuda Gelombang II, 9-10 September 2015, di Gedung Gymnasium UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Karisdha memulai pendidikan formal dari TK Mutiara II–Bandung, SDN Tanjungsari, Subang. Sewaktu SD, ia selalu masuk ranking tiga besar. Setelah lulus SD, Karisdha melanjutkan sekolah ke SMPN 1 Blanakan. Pada jenjang SMP pun ia selalu mendapatkan ranking. Prestasi terbaiknya waktu itu menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba siswa berprestasi tingkat kabupaten. Selain berprestasi dalam bidang akademik, Karisdha pun mulai tertarik mengikuti organisasi.Karis-1

“Dengan prestasi di tingkat SMPN, saya lolos masuk SMAN 1 Subang melalui jalur PMDK. Sejak SMA, saya mulai menemukan passion di bidang olah raga. Akhirnya ketika lulus SMA saya memilih UPI Kampus Sumedang sebagai almamater untuk menuntut ilmu dan mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan yang saya miliki,” ujar Karisdha.

Selain mengembangkan potensi diri, Karisdha memilih UPI Kampus Sumedang karena kecintaannya kepada kota yang terkenal dengan tahunya itu. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani (PGSD Penjas) dipilih karena ia mencitai olah raga dan pendidikan. Ia memang bermimpian ingin berkontribusi bagi Indonesia melalui pendidikan jasmani. Karena dalam pendidikan jasmani tertanam nilai yang baik. Makanya, ia bangga menjadi bagian dari masyarakat olah raga.

Dengan semangat bisa berkontribusi bagi dunia pendidikan, bagi dunia olah raga dan untuk UPI, Karisdha selalu berusaha menjadi sebaik-baiknya dengan caranya sendiri. “Alhamdulillah hal tersebut terbukti dengan pencapaian beberapa prestasi di bidang akademik dan nonakademi selama kuliah. Dimulai dari terpilih menjadi peserta terbaik Mokaku 2011 UPI Kampus Sumedang, saya terpilih menjadi ketua angkatan Penjas 2011 terpilih menjadi ketua angkatan Penjas 2011 menjadi kebanggaan tersendiri. Saya bangga dan besyukur menjadi bagian dari keluarga Penjas 2011,” ujar Karisdha.Karis-4

Penjas 2011 mempunyai slogan Penjas Solid, Penjas Jaya! Selain menjadi ketua angkatan Penjas 2011, Karisdha aktif di BEM UPI Sumedang karena berorganisasi adalah hobinya. Pada tahun 2012, ia diamanahi menjadi staf advokasi dan dua periode BEM. Ia mendapatkan amanah sebagai kepala departemen sosial politik mahasiswa. Tugasnya yaitu sebagai pelayan mahasiswa.

“Sungguh saya beruntung bisa menjadi pelayan bagi mahasiswa yang membutuhkan bantuan. Karena saya merasakan salah satu kebahagian di dunia ini adalah ketika diri ini bisa bermanfaat bagi orang lain,” kata Karisdha.

Berbicara soal prestasi, capaian terbaik yang Karisdha raih adalah bisa menyukseskan kegiatan atau mendapatkan hasil memuaskan dalam kejuaraan. Karena ia jarang turun langsung sebagai ‘aktor’, Karisdha lebih senang menjadi ‘sutradara’. “Alhamdulillah saya sudah berhasi menjadi ‘sutradara’ di berbagai kegiatan kampus di antaranya Membawa kontingen UPI Kampus Sumedang juara pada Temu Civitas Akademik (TCA) tahun 2013 dan tahun 2015, membawa perubahan positif di Angkatan Penjas 2011 dan hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh BEM UPI Sumedang sedikitnya ada kontribusi dari hasil pemikiran saya. Menjadi master of ceremony MC) dan penyusun acara suatu kegiatan menjadi spesialisnya,” ujar Karisdha.Karis-2

Ketika awal masuk kuliah, ia tak pernah terbayangkan mendapatkan IPK tertinggi karena IPK tinggi bukanlah merupakan target utama. Karisdha hanya berusaha menikmati setiap proses perkuliahan dan mengerluarkan kemampuan yang dimiliki dalam setiap prosesnya tanpa terlalu memikirkan IP. Namun dengan menikmati proses selama perkuliahan dan berkat dorongan doa dari kedua orang tua, ia bisa mendapat IPK 3,94.

“Namun yang terpenting bagi saya bukan seberapa besar IPK kita, namun sejauh mana kemampuan kita dalam mengaplikasikan ilmu yang kita pelajari. Oleh karena itu, selama perkuliahan saya tidak berorientasikan kepada nilai yang besar. Ada hal yang saya rasa lebih penting dari IPK tinggi yaitu softskill,” kata Karisdha.

Mengasah softskill, kata Karisdha, tidak bisa hanya duduk manis pada saat perkuliahan. Ada beberapa hal yang membuat softskill terasah, yang justru hal tersebut dapat membentuk karakter dan menambah pengetahuan yang tidak didapat selama perkuliahan yaitu organisasi. Di organisasi inilah Karisdha mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan yang dirasakannya sangat penting untuk kehidupan di masyarakat sehingga ia mampu menghadapi kehidupan di dunia nyata yang memerlukan keterampilan berkomunikasi, hubungan antar individu dan berdiplomasi.Karis-5

Dalam berorganisasi, mahasiswa dilatih bekerja sama, memecahkan permasalahan dan berlatih menjadi pemimpin. Dari organisasi lah terbentuk good character pada diri seseorang. Bagi Karisdha, ia selalu berupayakan menerapkannya dalam perkuliahan. “Mendapatkan IPK 3,94 bukan berarti saya menjadi orang yang paling pintar. Saya tidak jago ilmu Matematika, saya tidak jago ilmu teknik saya juga tidak jago ilmu fisika. Bagi saya, pintar itu hanya jago dalam hal kognitif, tetapi kecerdasan merupakan perpaduan antara pintar otak (kognitif) pintar gerak (psikomotor) dan pintar sikap (afektik). Kita jangan mau jadi orang pintar, tapi jadilah orang yang cerdas.” Kata Karisdha.

Selain aktif di organsisasi kampus, Karisdha juga terlibatkan dalam organisasi di luar kampus. Hal tersebut ia lakukan karena ada keinginan untuk bisa berkontribusi terhadap tanah kelahiran, Kabupaten Sumedang. Ia mengikuti organisasi PMIMS dan juga sebagai aktivis di Rumah Imperium Sumedang yang bergerak dalam bidang sosial, keagamaan dan pendidikan. Karisdha mempunyai impian besar, yang dilatarbelakangi oleh kecintaannya terhadap Kabupaten Sumedang yaitu ingin menjadi pemangku kebijakan di Kabupaten Sumedang. “Sumedang mah abdi pisan laaah, nyaah hoyang babakti ka lemah cai’ itulah yang selalu ada di benak saya, kontribusi apa yang sudah kamu berikan kepada Sumedang?” ujar Karisdha.

Lalu apa yang menjadi kunci kesuksesan ia meraih IPK 3,94? “Pertama, mintalah doa dan restu untuk berkuliah di jurusan tersebut. Kedua, yakinilah bahwa jurusan yang sedang kita tempuh saat ini adalah jurusan terbaik yang Allah SWT pilihkan untuk kita. Ketiga, nikmati setiap prosesnya, jangan banyak mengeluh karena mengeluh hanya akan menghabat langkah kita. Keempat, berusaha memberikan kemampuan terbaik dalam setiap prosesnya,” kata Karisdha.

Kelima, Karisdha tidak menjadikan IPK tinggi sebagai prioritas. Ia hanya berusaha memberikan kemampuan terbaik dalam setiap prosesnya. Keenam, jadilah orang mempunyai karakter baik, dan cerdas jangan menjadi orang yang pintar. Ketujuh, ikut organisasi, ini penting.Karis-6

“Kesibukan saya saat ini mengajar di salah satu SD di daerah Tebet, Jakarta Selatam. Sambil mencoba merangkai asa untuk mendapatkan beasiswa agar dapat melanjutkan sekolah ke jenjang magister sampai doktor. Semoga Allah SWT mempermudah dan meridhai cita-cita saya untuk melajutkan pendidikan. Pascasarjana UPI program Studi Pendidikan Olahraga menjadi tujuan saya. Aamiin,” kata dia.

Karisdha berharap, UPI menjadi lembaga pelayanan kepada mahasiswa lebih ditingkatkan, tidak ada perbedaan perlakuaan antara Kampus Bumi Siliwangi dengan Kampus daerah, karena semua satu UPI. Sebagai alumni, ia berharap UPI melindungi mahasiswanya dari ancaman Drop Out (DO) karena masalah ekonomi, serta bikin atau ajukan peraturan kepada pemangku kebijakan di negeri ini, khususnya dalam dunia pendidikan kebijakan yang berpihak kepada para lulusan UPI yang notabene seorang guru.

“Doa saya untuk UPI semoga lebih menjadi universias pelopor dan unggul di nasional maupun internasional, terus ciptakan dan tuntun para calon pendidik agar siap menjadi pelurus bangsa serta semoga yang kuliah di jurusan nondik bisa memberikan kontribusi positif dalam bidangnya masing-masing. Terima kasih UPI sudah menjadi obat kegaulan selama ini, doakan alumni mu ini semoga sukses di dunia dan akherat,” ujar Karisdha. (Wakhudin/UPI)