Konser Limbah: Bumi Ku Bukan Tempat Sampah

Bandung, UPI

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Geografi mengadakan sebuah acara Geografi Punya Seni dimana menyampaikan sebuah pesan melalui seni yang bertemakan Konser Limbah. Acara yang diadakan pada tanggal 24 Desember 2016 di Gedung Amphiteater UPI ini dihadiri oleh berbagai kalangan dan berbagai konten acara. Diantaranya konser musik, bazar, national geography ambassador dan masih banyak lagi.

Konser limbah ini digelar sebagai bentuk sebuah keprihatinan dan kepedulian terhadap kondisi bumi saat ini. Melihat kondisi bumi masa lalu dengan kondisi masa sekarang, telah banyak sekali perubahan yang terjadi di bumi ini, hal ini semuanya di pengaruhi oleh kegiatan manusia yang di gadang-gadang sebagai Khalifah fil Ardhi, yaitu pengelola, pengatur dan penjaga di muka bumi, dan sekarang telah lihat apa yang di lakukan manusia dengan bumi kita. Manusia terlalui egois untuk memenuhi segala hajatnnya tanpa meindahkan alam.

Bumi Ku sudah tidak lagi bersahabat. Suhu udara yang tidak menentu, banjir yang semakin ganas akhir-akhir ini, kabut asap yang sudah menjadi agenda tahunan, dan satu hal lainnya adalah adalah pencemaran limbah yang semakin menajdi. Seperti yang kita ketahui, limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Menurut menteri lingkungan hidup,ibarat sebuah kanker, limbah di Indoensia sudah memasuki stadium IV. Perlu di amputasi untuk menanganinya.

Menurut Rio Septianto selaku ketua pelaksana, tujuan acara ini sangatlah sederhana “bukan mau ngasih tau karena pasti audience lebih tau, bukan juga memaksa karena gak ada satu orangpun yang ingin dipaksa. Hanya ingin mengingatkan, cintailah bumi kita! Karena mengingatkan hal yang baik itu sudah menjadi tanggung jawab setiap manusia”

Harapannya kedepan setelah diadakannya konser limbah ini, kita selaku manusia terutama mahasiswa lebih pandai lagi menjaga alam. Karena bumi tidak butuh perayaan, tapi butuh aksi nyata dari manusia yang menghuninya. Lakukanlah melalui hal-hal yang sederhana, yang sudah tidak asing ditelinga kita “Buanglah sampah pada tempatnya” Jika kita menyayangi alam, maka alam akan menyayangi kita. Jadi, sayangilah alam dan bumi kita. Karena Bumi Ku, bukan tempat sampah!. (teks : Rahayuni Tyas Pratiwi/foto : Ulfah Fachrita)