Kontribusi Sport Science Laboratory FPOK UPI pada Sea Games 2015 Singapura
|SEA Games 2015 Singapura berakhir Selasa 16 Juni 2015. Thailand menjadi juara umum dengan perolehan medali 95 emas, 83 perak dan 69 perunggu. Disusul tuan rumah Singapura dengan perolehan 84 emas, 73 perak dan 102 perunggu. Indonesia sebagai salah satu parameter prestasi olah raga di Asia Tenggara hanya menempati posisi lima di klasemen akhir dengan perolehan 47 emas, 61 perak dan 74 perunggu. Kontingen Merah Putih kalah telak dari Malaysia yang berada di posisi empat dengan 62 emas, 58 perak dan 66 perunggu.
Sebagai negara besar di Asia Tenggara, tentu posisi lima di klasemen akhir perolehan medali SEA Games 2015 adalah hal yang kurang mengenakkan. Indonesia semestinya bisa menjadi juara umum melihat potensi sumber daya manusia yang begitu besar. Terlepas dari hasil secara umum yang mengecewakan, beberapa cabang olah raga tetap berkuasa pada pesta olah raga terbesar di Asia Tenggara ini. Salah satu cabang olah raga yang kembali mempertahankan gelar juara umum adalah cabor dayung.
Dayung berhasil menjadi juara umum dengan perolehan keseluruhan medali 13 emas, 10 perak dan 12 perunggu pada nomor Rowing, Canoeing dan Traditional Boat Race. Prestasi yang memuaskan ini tentunya tidak terlepas dari pembinaan dan persiapan tim dalam menghadapi Sea Games 2015 beberapa waktu yang lalu. Salah satu persiapan yang dilakukan Drs. Dede Rohmat N, M.Pd selaku kepala pembina sekaligus pelatih dayung Indonesia adalah dengan melakukan physical fitness test secara periodik di Sport Science Laboratory Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Dede yang sekaligus menjabat Wakil Dekan 2 FPOK UPI sangat mendukung dilakukannya persiapan dan pembinaan atlet melalui pendekatan Sport Science. Laboratorium yang mengedepankan pendekatan science dan high technology ini didukung peralatan modern yang dapat memprediksi secara akurat kemampuan fisik atlet, sehingga memudahkan pelatih dalam memberikan program latihan yang tepat serta mengevaluasi program latihan tersebut.
Karakter olahraga dayung yang bersifat sport endurance menjadikan kemampuan fisik dan aerobic capacity atau yang populer disebut VO2Max sebagai komponen yang penting bagi performa atlet, dan dengan dilakukannya tes secara berkesinambungan di sport science laboratory ini para atlet dapat terkontrol secara baik dalam peningkatan komponen yang menunjang bagi performa atlet di lapangan.
Teknologi pada Sport Science Laboratory memungkinkan pelatih dapat mengetahui kemampuan fisik dan aerobic capacity secara spesifik sesuai dengan cabang olah raga atlet. Bukan hanya peralatan yang memadai Sport Science Laboratory juga di dukung dengan sumber daya manusia yang berkompetensi dan berpengalaman. Agus Rusdiana M.Sc, Ph.D. merupakan kepala laboratorium yang tidak asing pada penerapan sport science berbasis teknologi tinggi. Dia yang menamatkan S-2 dan S-3 di Nagoya University dan Chukyo University Jepang berharap Sport Science Laboratory ini mampu menjadi wadah bagi pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga di Indonesia. (Angga M Syahid)