Kreativitas Guru Dan Siswa Melalui Pembelajaran Etnomatematika Sunda

Serang, UPI- UPI Kampus Serang kembali menyelenggarakan Seminar Nasional dan Workshop Pendidikan Dasar pada hari jum’at dan sabtu (13-14/05/2016) yang bertempat di Aula Timur UPI Kampus Serang dengan tema “Kreativitas dan Profesionalisme Guru dalam Membentuk Generasi Emas Indonesia 2045”. Peserta yang mengikuti seminar terdiri dari guru Sekolah Dasar dan mahasiswa UPI Kampus Serang. Salah satu Pemateri dalam seminar tersebut adalah Dr. Supriadi, M.Pd yang menyampaikan penelitiannya mengenai Etnomatematika Sunda. Menurut Supriadi pembelajaran Etnomatematika Sunda merupakan pembelajaran yang mengembangkan ide dari irisan matematika dan budaya Sunda dengan memandang matematika sebagai produk budaya.

serang2

Berawal dari keprihatinannya terhadap budaya Sunda yang mulai terkikis oleh budaya Asing akhirnya Supriadi memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai matematika berbasis budaya Sunda pada tahun 2011 sampai mendapatkan konsep etnomatematika Sunda pada tahun 2014 yang telah dipromosikan dalam sidang doktornya. Hal ini sejalan dengan tema seminar bahwa guru harus kreatif dan inovatif dalam membentuk generasi emas Indonesia 2045, namun untuk membentuk generasi emas kita sebagai guru harus mengembalikan jati diri bangsa dengan mengenalkan budaya lokal terhadap peserta didik agar mereka lebih menghargai bangsanya dibanding bangsa lain.

Konsep Etnomatika Sunda diambil dari filosofis budaya Sunda yaitu mun teu ngopek mual nyapek, mun teu ngakeul moal ngakal, mun teu ngarah moal ngarih, artinya guru dan siswa harus kreatif, inovatif dan tekun dalam pembelajaran matematika. Berpikir kreatif dapat diartikan cara berpikir untuk mengubah atau mengembangkan suatu permasalahan, melihat situasi dan permasalahan dari sisi yang berbeda. Berpikir kreatif inilah yang ingin disampaikan Supriadi kepada guru dan peserta didik, bahwa belajar matematika bukan hanya belajar menghitung saja melainkan juga belajar menggambar keindahan matematika melalui budaya Sunda.

Dalam kreativitas pembelajaran Etnomatematika Sunda yang di paparkan oleh Supriadi ada tiga media pembelajaran berbasis budaya Sunda yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika di SD. Pertama pembelajaran penjumlahan melalui konsep siger tengah(keseimbangan), kedua pembelajaran lidimatika dengan menggunakan media lidi (nyere) yang merupakan pekakas budaya Sunda dan banyak digunakan dalam filosofi-filosofi budaya Sunda, kemudian yang terakhir adalah permainan anak khas Sunda “sondah/engklek” yang merupakan karya budaya Sunda dengan menggunakan bangun datar.

serang3

Supriadi mengungkapkan bahwa “ Etnomatematika Sunda masih belum dikenal oleh guru-guru, khususnya di Banten oleh karena itu saya ingin membuat komunitas yang dapat membantu untuk mensosialisakan Etnomatematika Sunda di Sekolah Dasar.” Supriadi juga menambahkan bahwa selama ini sosialisasi dilakukan hanya dalam kegiatan seminar dan datang langsung mengunjungi Sekolah Dasar untuk mengajarkan media pembelajaran berbasis budaya Sunda. Lebih lanjut Supriadi berharap kepada guru-guru SD untuk selalu berkreativitas dalam mengajar dengan memelihara budaya lokal yang merupakan jati diri bangsa. (Ilma Tanfiziyah-UPI Kampus Serang)