Kuliah Bagaikan Menggali Harta Karun

2

Oleh SANI RUSYDA RAHMANI

(Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)

KULIAH itu bagaikan menggali harta karun yang dalam. Ketika kita diterima bekerja berarti kita berhasil mendapatkan emas dari harta karun yang kita gali. Tetapi ketika salah menggali, kita  tidak mendapatkan apa-apa hanya rasa lelah yang didapat. Sama seperti memilih kampus karena gengsi dan salah informasi, lelah dan pengangguranlah yang didapat.

Kuliah merupakan jenjang pendidikan yang bisa ditempuh ketika kita lulus Sekolah Menengah Atas. Setiap calon mahasiswa menentukan mau melanjutkan kuliah kemana, jurusan apa, cepat kerja atau tidak, mahal atu tidak, semua pertanyaan itu muncul di setiap benak mereka.

Cara mereka mendapat informasi kampus juga beragam. Mulai dari sosialisasi oleh para guru, datang ke Pameran Pendidikan, searching di Internet sampai datang ke pesantren demi mendapat pencerahan. Lucu memang tapi itulah fenomena yang terjadi. Setiap orang ingin bersekolah di tempat favorit dan berhasil mendapatkan jurusan yang diinginkan, tapi terkadang tanpa berpikir bagaimana masa depannya nanti. Rata-rata para calon mahasiswa hanya memikirkan gengsi. Mereka merasa bangga kuliah di Universitas faforit dan malu kuliah di Universitas swasta sehingga berakibat setelah lulus menjadi pengangguran. Inilah yang menjadi problem pengangguran di Indonesia kian bertambah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pada Agustus 2013 pengangguran di Indonesia melonjak 7,39 juta dari 7,24 juta jiwa pada Agustus 2012.

Sampai kapan pengangguran akan terus bertambah? Sebagai calon agen of change generasi muda harus pintar dalam memilih kampus. Rubahlah mindset gengsi. Karena dengan gengsi ilmu yang sudah kita dapat akan hilang dengan mudahnya. Mulailah memilih kampus yang berkualitas dan mudah bekerja agar mendapat masa depan yang cerah.

Institusi yang kita pilih dalam menempuh pendidikan haruslah sesuai keahlian kita. Mengapa disebutkan keahlian, agar saat terjun ke lapangan pekerjaan, keahlian kita terpakai dan berguna bagi perusahaan. Keahlian inilah yang diasah dalam perkuliahan, maka dari itu sebuah kewajiban memilih kampus yang bisa memberikan pengetahuan dan fasilitas untuk keahlian yang kita miliki. Selain itu banyak para calon mahasiswa yang “terjebak” di Universitas. Mereka berkata “aku salah masuk kampus, aku mau pindah”. Miris sebuah kalimat seperti itu keluar diucapkan. Selain rasa gengsi hal yang perlu diperhatikan adalah informasi. Para calon mahasiswa haruslah mencari informasi sebanyak mungkin seputar kampus. Informasi dapat berupa biaya, buku, mata kuliah, relasi perusahaan, lulusannya seperti apa, spesifikasi keilmuan seperti apa, lulusannya seperti apa, memungkinkan bekerja sambil kuliah atau tidak, cepat bekerja atau tidak. Informasi tersebut bisa menambah wawasan dan membuat mereka berpersepsi akan bagaimana nantinya jika ia kuliah di kampus itu. Maka tidak akan ada kata “terjebak” atau ‘salah masuk kampus” lagi.

Kesimpulannya dalam memilih Institusi Pendidikan haruslah diperhatikan dari berbagai aspek. Karena memilih Kampus bukan seperti memilih mainan yang kita suka lalu kita beli. Memilih kampus bukan hanya sekedar suka tetapi juga kualitas, pengalaman,profesi dari Universitas itu. Jangan melihat kampus dari rasa gengsi atau malu, karena gengsi akan menutup jalan menuju kesuksesan. Mulailah berfikir dewasa untuk kedepan. Dan carilah informasi sebelum memilih kampus, agar kuliah menjadi menyenangkan, cepat bekerja dan masa depan terjamin. Maka masih adakah kata gengsi di dalam diri kalian dalam menentukan universitas?