Kuliah Dhuha: Beragama, Mengapa Diawali dari Bersaksi?

Bandung, UPI1-2

Tutorial Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Pendidikan Indonesia kini masuk ke agenda rutin pekan ketiga. Kegiatan pekan ketiga ini menyampaikan tema tentang “Makna dan Implementasi Syahadat” di sesi Kuliah Dhuha yang dibawakan Pandu Hyangsewu, S.Th.I, M.Ag., salah seorang dosen Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPAI) Universitas Pendidikan Indonesia.

Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap Sabtu. Sementara Sabtu (7/3/2015) ini membawakan judul besar “Kenapa Harus Bersaksi?”. Sesi kuliah Dhuha dihadiri peserta tutorial dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) serta Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia. Acara yang dihadiri sekitar 1.200 mahasiswa UPI yang mengontrak mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.1-1

“Kenapa syahadat menjadi rukun Islam pertama?” salah satu pertanyaan besar yang disampaikan pemateri dalam sesi kuliah dhuha. Ia juga menyampaikan, “Mengenal Islam itu harus dengan keyakinan, bukan hanya sekadar omongan. Begitu juga dengan mengucapkan kalimat syahadat yang menyatakan keyakinan penuh kita terhadap Allah dan Rasul-Nya.”

Seperti agenda rutin lainnya, setelah sesi kuliah dhuha peserta selanjutnya mengikuti kegiatan tutoring atau lebih dikenal dengan mentoring. Mentoring ini peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diberikan kakak tutor yang menjadi pendamping pada setiap kelompoknya.1-3

Pada kegiatan mentoring ini didiskusikan secara mendalam tentang materi yang telah disampaikan dalam sesi kuliah dhuha sebelumnya. Jika dalam sesi kuliah dhuha itu menyampaikan materi secara umum, maka di sesi mentoring inilah akan didiskusikan secara lebih mendalam tentang materi yang telah disampaikan. Sehingga mahasiswa mendapatkan pemahaman yang lebih ketika mengikuti tutorial di setiap pekanannya, sesuai dengan visi Universitas Pendidikan Indonesia yaitu religius. (Humas Tutorial, UPI Bumi Siliwangi)