Kuliah Umum dalam rangkaian Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi Pendidikan Akuntansi FPEB UPI : Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, Bahas Pentingnya Manajemen Pendidikan Masa Depan dan Mobilitas Sosial  

Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia menjadi pembicara kunci acara kuliah umum dalam rangkaian pengabdian kepada masyarakat Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesias bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Garut yang diselenggarakan di kampus Cisewu (10/2/2023). Kegiatan kuliah umum dalam rangka pengabdian kepada masyarakat ini membahas tema manajemen pendidikan dan mobilitas di era revolusi industri 4.0 yang diikuti secara terbuka oleh para mahasiswa dan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Garut, masyarakat serta para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi FPEB UPI.  

Revolusi industri 4.0 dan Transformasi Digital 

Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, menjelaskan tantangan pendidikan di era 4.0 berkaitan dengan tranformasi digital yang mengguncang dunia dan membawa pada revolusi industri  ke-4 yang  lebih konferehensif dan masuk kedalam semua aspek kehidupan mulai dari mekanisasi, elektrifikasi, otomasi, sampai ke otonomi. Dampak tranformasi digital terjadi perubahan kerja dan pekerjaan, ekonomi inovasi, pemberdayaan individu.  

Revolusi industri 4.0 ini menjadikan berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi dalam bentuk sharing ekonomi, elektronik education, elektornik goverment, cloud collaborative, marketplace, online health service. smart manufacturing, smart city, smart appliance. Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia, telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia kerja digital sebagai wahan interaksi dan transaksi. 

Lebih lanjut menjelaskan menghadapi era revolusi industri 4.0, Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, menekankan perlunya literasi baru agar bisa kompetitif. Pembelajaran  perlu orientasi baru. Pada fase revolusi Industri 4.0, kita tidak hanya cukup  literasi lama seperti membaca, menulis, dan  matematika sebagai modal dasar untuk  berkiprah di masyarakat. 

Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, mengajak peserta memikirkan bagaimana caranya meyakinkan  semua elemen masyarakat bahwa  literasi baru ini akan membuat  mereka kompetitif. Melalui literasi data, kita harus meningkatkan kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data)  di dunia digital. Melalui Literasi teknologi, kita berupaya memahami cara kerja mesin dalam bentuk aplikasi teknologi. Melalui literasi manusia, kita belajar nilai kemanusiaan atau humanities, komunikasi dan desain. Saat ini dan kedepan kita perlu menyiapkan pendidikan yang lebih kompetitif agar bisa mengatasi kesenjangan dunia pendidikan dengan skill dan kebutuhan dilapangan.

Manajemen Pendidikan Masa Depan dan Mobilitas Sosial 

Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, menjelaskan bahwa tujuan pendidikan kita mengembangkan kepribadian peserta didik sehingga memiliki sikap empati, respek, toleransi dan kepercayaan pada orang lain, meningkatkan kemampuan mengambil keputusan secara rasional dan efisiensi, mengembangkan kesadran selauku warganegara suay banbsa dan dunia, serta meningkatkan kemampuan, berkomunikasi diantara sesama warga bangsa. Selain itu fungsi perguruan tinggi untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru dan menghasilkan mansia baru yang berilmu. Juga untuk menjamin supremasi bangsa. Tugas utama dosen harus mencakup menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berarti dosen harus didorong untuk melaksanakan research for science advancement (R&A) dan bukan hanya research for science development. Berdasarkan perspektif tersebut, fungsi perguruan tinggi, bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi untuk memproduksi ilmu pengetahuan.  

Melalui paradigma ini, Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP mengajak para peserta untuk bersiap-siap melaksanakan pembangunan generasi global dalam ilmu dan teknologi untuk menuju pembangunan generasi nobelist. Menurutnya semangat inilah yang harus ditularkan oleh guru atau dosen kepada siswa atau mahasiswa serta memberikan pemahaman memulai life long producing.  

Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, menjelaskan mobilitas sosial merupakan kedudukan status sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain baik menjadi lebih tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan dalam bentuk mobilitas vertikal, mobilitas antargenerasi, mobilitas intergenerasi dan mobilitas horizontal.  

Menurutnya, saluran mobilitas ini melalui pendidikan, organisasi profesi, ekonomi atau organisasi politik. Terdapat faktor penghambat mobilitas sosial diantaranya faktot sosial, ekonomi, situasi politik, kependudukan, faktor struktural, faktor individu, akses pendidikan dan pembagian kerja. Dampak mobilitas sosial, apabila semua mobilitas sosial bersifat keatas tentunya semua orang akan merasa senang. Akan tetap selalu ada  kemungkinan mobilitas sosial kebawah dan kesamping. Mobilitas sosial memberikan dampak positif mendorong untuk lebih maju, mempercepat tingkat perubahan sosial, meningkatkan integrasi sosial. Sedangkan dampak negatif mobilitas sosial terjadinya konflik dan gangguan fsikologis. 

Menurut, Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, bahwa mobilitas sosial dalam pendidikan merupakan perindahan seseorang atau kelompok dari status sosial ke satu status sosial yang lain dalam ruang lingkup pendidikan. Pada perspektif ini, pendidikan memainkan peran sebagai mekanisme dimana posisi sosial dipertahakan dari generasi ke generasi. Sesorang dari kelas ssosial yang lebih tinggi kemungkinan besar memiliki pendidikan yang lebih baik yang akan memungkinkan untuk mempertahakan posisi kelas sosial.  

Saluran pendidikan menjadi kunci menentukan sejauh mana mobilitas sosial yang mampu dicita-citaan seseorang dalam masyarakat. Menurutnya, pendidikan memiliki nilai fungsional sekaligus nilai simbolik. Pendidikan menjadi salahsatu saluran bagi individu untuk melakukan mobilitas sosial. Pendidikan memberikan kesamaan dasar pendidikan dan mengurangi perbedaan antara golongan tinggi dan golongan rendah. Mobilitas sosial melalui saluran pendidikan terbuka bagi semuan lapisan masyarakat. 

Pada akhir paparan kuliah umum, Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, menjelaskan bahwa literasi dan pendidikan merupakan persolan yang sedang kita hadapi saat ini yang sangat komplek. Pada kegiatan ini, Prof. Dr. H. Nugraha, SE. Ak. M.Si, CA, CPA., CFP, menekankan bahwa literasi ukuran kompetensi dalam memberdayakan pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk literasi keuangan dan versus belajar keuangan, literasi baca versus kemampuan baca, literasi ICT versus pengetahun ICT, literasi numerasi versus matematika. Keduanya berlandaskan pengetahuan dan kerampilan yang sama, tetapi perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan yang dipandang sebagai instrumen terbaik dalam membangun sistem sosial dan peradaban bangsa. Fondasi manajemen pendidikan yang hampir hilang yaitu yakinkan keluarga dan cinta fondasi terkuat, pengorbanan waktu bersama, membaca buku, bercerita, komunikasi dua arah, bahkan sekedar bertanya, menggerakan apapun dilakukan bersama (Yana Setiawan)