LPPM UPI Selenggarakan Diklat KKN Tematik Citarum Harum

Bandung, UPI

Penyelenggaraan Diklat KKN ini merupakan bagian dari kontinuitas atau sustainability program yang memang sudah dirancang sangat baik oleh bapak-bapak di Satgas Citarum Harum, sehingga dari tahun ke tahun itu programnya jelas dan terukur. Manfaat Diklat KKN ini salah satunya adalah untuk memberikan informasi awal dan mendekatkan mahasiswa pada masalah yang ada di lapangan, sehingga mereka bisa merancang program kerja KKN-nya. Mahasiswa UPI akan disebar di Sektor 7, 8 dan 22 Satuan Tugas Citarum Harum, serta ada 1 tema khusus untuk ditempatkan di Kabupaten Ciamis.

Pernyataan tersebut disampaikan Koordinator Dosen Pembimbing KKN Tematik Citarum Harum Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Sriyono, S.Pd., M.Pd., di sela-sela kegiatan. Diklat diselenggarakan mulai Sabtu hingga Minggu (23-24/11/2019), diikuti oleh lebih dari 500 mahasiswa di Ruang Auditorium lantai 3 LPPM UPI, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Minggu (24/11/2019).

Diungkapkannya,”Tahun ini kita sinergikan dengan pola yang sama, tidak perbedaan dengan tahun sebelumnya. Mahasiswa diadopsikan kepada 3 keluarga untuk melihat perkembangan perubahan perilaku keluarga tersebut selama mahasiswa berada di lokasi KKN. Untuk publikasi kegiatan, Satgas Citarum Harum memiliki program yang sejalan dengan apa yang dicanangkan oleh Tim KKN LPPM UPI yaitu membuat publikasi ala milenial, contohnya publikasi melalui YouTube channel.”

Sinergitas dan kolaborasi ini merupakan indikasi yang bagus, tegasnya, karena sesuai dengan amanat Direktur Pembelajaran pada Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., yang menyatakan bahwa KKN Tematik Citarum Harum Multihelix itu menjadi bagian yang sangat penting karena melibatkan banyak pihak, sehingga keberhasilannya yang terukur dengan baik.

Menurut penuturan Sersan Mayor Chandra Manggala, ujarnya, hingga hari ini tidak ditemukan masalah baru, justru masalah itu semakin tereduksi. Masyarakat yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum semakin sadar. Tindakan sanksi sosial rupanya bisa memberikan efek jera bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

“Untuk pelaksanaan KKN di sementer ini, mahasiswa kembali menanam pohon di sepanjang DAS Citarum sesuai amanah pimpinan universitas. Pohon tersebut harus dipelihara dan dipastikan tidak mati, karena ini merupakan salah satu indikator keberhasilan KKN Tematik Citarum Harum Multihelix,” pungkasnya.

Hal serupa disampaikan Komandan Sektor 22 Kolonel Asep Rahman yang diwakili oleh Bintara Operasi Sektor 22 Citarum Harum, Sersan Mayor Chandra Manggala mengatakan bahwa Satgas Citarum Harum menyambut baik atas kehadiran mahasiswa UPI di lokasi DAS Citarum dalam rangka ikut mensukseskan program pemerintah. Kita bersama-sama berkolaborasi dan bersinergi dalam program Citarum Harum. Bagi mahasiswa, aktifitas KKN di DAS Citarum merupakan sesuatu yang baru.

Diharapkan, lanjutnya, para mahasiswa bisa cepat beradaptasi dengan program yang sudah kita laksanakan, namun tidak semua akan diikuti. Kami sangat memperhatikan keselamatan dan keamanan para mahasiswa.

Diungkapkannya,”Saat ini ada 7 permasalahan di Sektor 22, seperti perilaku masyarakat yang belum sadar akan kebersihan lingkungan, adanya lahan kritis di Kawasan Bandung Utara, kotoran hewan dari peternakan masyarakat, sampah, limbah domestik, limbah industri dan sedimentasi. Namun untuk saat ini, mahasiswa UPI difokuskan pada program penanaman pohon dan penanganan limbah kotoran hewan saja. Mahasiswa juga diminta untuk bisa merubah mindset masyarakat sekitar untuk hidup bersih.

Kehadiran para mahasiswa sebagai unsur akademisi diharapkan bisa memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang hidup sehat, harapnya. Mahasiswa UPI dengan mayoritas lulusannya akan menjadi guru, diyakini bisa dengan mudah untuk mengedukasi masyarakat. Oleh karena itu, kehadirannya sangat kami apresiasi. Dengan demikian, solusi dan hasil yang ingin dicapai yaitu merubah mindset masyarakat, mengatasi lahan kritis, mengatasi kotoran hewan, mengatasi permasalahan sampah, mengatasi limbah domestik dan mengatasi limbah industri.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, 2 Mahasiswi Semester 7 Prodi IEKI A. Faturahmi dan Neng Astri menyebutkan bahwa diklat ini bisa memberikan gambaran untuk membuat program kerja KKN dalam rangka mendukung program pemerintah sehingga program yang dilaksanakan bisa lebih terarah. Berdasarkan tema yang diberikan, kami mengupayakan membuat program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti membuat sanitasi dan program edukasi hidup bersih.

Lebih dari itu, fokus program kerja KKN kami adalah membuat Citarum kembali bersih dari hulu hingga hilir. Tidak hanya dibersihkan tetapi dijaga. Program kerja disesuaikan dengan latar belakang prodi kami. Kami akan melakukan pendekatan melalui aktifitas masyarakat di lapangan, seperti membuat program wirausaha pengelolaan sapi, mengelola keuangan hasil pengolahan sampah melalui pendekatan Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam, serta memberikan literasi keuangan. (dodiangga)