Mahasiswa FPEB Cenderung Berbelanja ke Pasar Modern

Bandung, UPIDSC_0770

Supermarket telah hadir di berbagai kota utama di Indonesia selama tiga dekade terakhir. Beberapa kelompok mengklaim bahwa pasar tradisional merupakan korban nyata persaingan tajam tersebut yang berdampak pada hilangnya pelanggan pasar tradisional akibat membanjirnya produk bermutu dengan harga murah dan lingkungan perbelanjaan yang lebih nyaman yang disediakan supermarket.

Persaingan antara pasar modern dengan pasar tradisional yang tersebar di wilayah Setiabudhi-Geger Kalong sudah tidak dapat terkomparasi lagi. Pasalnya, penyebaran pasar modern seperti Alfamart, Indomaret, Lawson, CK, borma, Griya, dll, sudah melebihi pasar tradisional di wilayah tersebut yang hanya berjumlah satu. Satu-satunya pasar tradisional terdapat di kawasan Geger Kalong Girang yang ramai hanya pada pagi hari.

Fenomena merambahnya supermarket di kawasan Setiabudhi-Geger Kalong ini turut meliputi kecenderungan bebelanja mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) khususnya mahasiswa FPEB Jurusan Manajemen dan Akuntansi. Dengan berbagai alasan, pasar tradisional mulai ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk beberapa alasan ini tidaklah mengejutkan. Pertama, melalui skala ekonominya, supermarket dapat menjual lebih banyak produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah. Kedua, informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan mudah diakses publik. Ketiga, supermarket menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang, dan menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit dan kartu debit dan menyediakan layanan kredit untuk peralatan rumah tangga berukuran besar. Keempat, produk yang dijual di supermarket, seperti bahan pangan,telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual bila telah kedaluwarsa.

Dari hasil analisis kuantitatif metode sampling dengan pembagian angket yang disebarkan, didapatkan keterangan bahwa 100 mahasiswa FPEB UPI jurusan Manajemen (50) dan Akuntansi (50) angkatan 2012 rata-rata mengeluarkan Rp. 1.000.000 untuk berbelanja dengan modus pengeluaran kurang dari Rp. 500.000. intensitas pengeluaran terjadi di pasar modern seperti supermarket dan minimarket.

Dan dari modus yang ada pada hasil penelitian, didapatkan pula fakta bahwa mahasiswa FPEB UPI jurusan Manajemen dan Akuntansi yang pengeluaran belanjanya kurang dari Rp. 500.000 perbulan cenderung memilih Alfarmart untuk tempat berbelanja.

Penelitian yang dilakukan selama satu bulan terhitung sejak Senin (26/10/2014) hingga Kamis (25/11/2014) juga mendapatkan hasil hipotesa bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pemilihan tempat berbelanja. Hasilnya, yang cenderung memilih pasar modern sebagai tempat pemenuhan kebutuhan sehari-hari adalah laki-laki. Dan mereka cenderung memilih Alfamart sebagai tempat berbelanja. (Nida Amalia S, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)