Mahasiswa Geografi UPI Nikmati Kebebasan Abadi di Perkebunan Teh Ciater

2

Laporan Lutvia Resta Setyawati dan Devi Sukaesih

(Mahasiswa Pendidikan Geografi, FPIPS UPI 2014)

 

MAHASISWA Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia 2014 mengadakan praktikum geografi tanah di Blanakan, Subang, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2016). Tidak seperti biasanya, pagi itu kami mau dipaksa untuk mandi dan bersiap pergi. Masih pukul 04.30 WIB, adzan subuh saja belum berkumandang, tapi kami memang benar-benar harus memburu waktu untuk sampai di ITC Al-Furqon secepat mungkin. Masih dengan wajah bantal, kami meniatkan hati untuk ikut praktikum Geografi Tanah ke daerah Blanakan (Subang).

Praktikum yang didampingi Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. dan Nanin Trianawati S,ST., MT itu diatur dengan metode touring, dari UPI hingga ke Blanakan melalui enam plot pengamatan. Plot pertama berhasil kami kunjungi sekitar pukul 06.00 WIB, lokasinya terletak di sebuah perkebunan holtikultura milik penduduk setempat. Tanah yang kami teliti merupakan jenis tanah vulkanis yang kaya akan humus dan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi.

Setelah menentukan titik yang tepat, kami mulai mengamati bagaimana profil tanah di titik tersebut. Langkah selanjutnya adalah pengamatan mengenai tekstur, struktur, pH, karatan, dan masih banyak lagi. Plot kedua terletak di area Hutan Pinus (Cikole, Lembang). Setelah turun dari bis, kami langsung menyebar mencari titik masing-masing, kemudian melakukan pengukuran dengan metode yang sama dengan sebelumnya.1

Perjalanan dilanjutkan ke plot ketiga. Menurut saya plot ini adalah plot yang paling mengasyikan karena kami bisa belajar sambil bermain di area Perkebunan Teh Ciater. Seperti merasakan kebebasan dan kedamaian yang abadi, apalagi disuguhkan langsung oleh alam.

Matahari perlahan merangkak naik hingga sejajar dengan kepala, memberikan sensasi panas yang menyengat dan menguji kesabaran. Beberapa dari kami bahkan berlari kecil menghampiri bis untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju plot empat.

Perut yang keroncongan sedari tadi akhirnya bisa menjinak setelah diisi oleh makan siang. Merasa kekenyangan, sebagian besar dari kami memilih untuk tidur. Hal itu juga yang mungkin membuat salah satu tim survey kami secara tidak sengaja melewatkan plot keempat. Bis berhenti, plot yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Panembong itu ternyata tidak bisa kami kunjungi karena beberapa masalah teknis. Akhirnya perjalanan dilanjutkan menuju plot kelima, area pesawahan di Pagaden (Subang). Kami kembali melakukan pengamatan terhadap kondisi tanah di area tersebut, jenis tanahnya tentu alluvial!3

Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju plot terakhir, daerah Penangkaran Buaya Blanakan (Subang). Hamparan sawah sehabis panen menjadi pemandangan wajib di sepanjang jalan, hal itu sudah cukup menyadarkan kami bahwa ternyata Indonesia itu memang indah. Masih banyak sudut negeri yang belum kita kembangkan secara optimal, dan suatu saat nanti kita memiliki kewajiban nyata terhadap hal itu.

Blanakan yang terkenal dengan ikan Blanak dan penangkaran buayanya itu memang mempesona, selain menjadi sumber utama penghidupan nelayan disana, Blanakan juga menjadi area hutan mangrove yang mampu mencegah abrasi gelombang laut.

Adzan magrib berkumandang, pengamatan pun akhirnya selesai. Walalu masih terdapat beberapa kesalahan teknis, setidaknya kami sudah berusaha memberikan yang terbaik. Suatu saat nanti, semoga kami bisa mengabdi kepada negeri ini dengan bekal ilmu yang sudah didapatkan selama masa kuliah. Kami berharap semoga praktikum ini bisa menyumbangkan dampak posiitf terhadap dunia pendidikan.