Mahasiswa Prodi Sosiologi UPI Teliti Upacara Adat Kawin Cai

Bandung, UPI

Prosesi utama Ritual Upacara Adat Kawin Cai ini adalah menyembelih dua ekor domba, disembelih di atas batu bekas kaki kerbau dan rusa yang terletak di dekat mata air Balong Dalem. Selanjutnya, Sesepuh mengambil air dari mata air Balong Dalem, dimasukan ke dalam kendi, kemudian dibawa ke mata air Cibulan untuk dicampur dengan mata air Cibulan. Setelah itu, Sesepuh meminta air dari mata air Cibulan, dibawa ke mata air Balong Dalem untuk dicampur. Setelah melakukan proses ritual utama tersebut, biasanya diadakan kegiatan lainnya agar lebih meriah.

Pernyataan tersebut merupakan hasil temuan dari penelitian di bidang PKMPSH-Humaniora oleh 3 mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi angkatan 2017 dan 2018, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Salsabila Khairani, Salsabila Noer Husna dan Ami Hamimi Zatil Aqmar, yang dibimbing oleh Asep Dahliyana, S.Pd., M.Pd. Penuturan tersebut disampaikan melalui siaran pers-nya, Kamis (9/5/2019), dalam rangka penelitian Program Kreatifitas Mahasiswa yang lolos untuk didanai Kemenristekdikti. Proposal tersebut berjudul Stigma Masyarakat Era Milenial dan Kontribusinya dalam Pelaksanaan Upacara Adat Kawin Cai di Balong Dalem.

Menurut Salsabila Khairani,”Penelitan ke lapangan sudah dimulai sejak Jumat (19/4/2019). Diawali dengan wawancara kepada Sesepuh terkait aktifitas Upacara Adat Kawin Cai dan kepada Juru Kunci 7 sumur yang ada di Obyek Wisata Cibulan Kuningan Jawa Barat. Lokasi penelitian berada di Balong Dalem, Desa Sadamantra, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Upacara Adat Kawin Cai ini, katanya, merupakan ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat pada bulan Oktober di hari Jumat Kliwon setiap tahunnya. Tradisi ini sudah turun temurun dan tidak diketahui secara pasti kapan upaca adat ini mulai dilakukan. Adapun sebutan Kawin Cai ini sebelumnya adalah Mapag Cai. Namun, untuk meningkatkan eksistensi dan upaya untuk meningkatkan pariwisata mata air Balong Dalem, penamaan Mapag Cai diganti dengan Kawin Cai. Hebatnya Upaca Adat Kawin Cai ini sudah pernah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2007 di Jakarta.

“Kami sangat tertarik untuk melakukan penelitian ini. Kami ingin mengamati stigma dan kontribusi masyarakat milenial dalam Upacara Adat Kawin Cai di Balong Dalem Di era modernisasi dan globalisasi. Hal ini terkait dengan banyaknya budaya-budaya asing yang mulai mempengaruhi masyarakat sehingga terasa kekurangpeduliannya terhadap budaya lokal. Kami juga tertarik untuk mengetahui makna dari ritual tersebut, sehingga menjadi dasar bagi kita untuk terus melestarikan budaya tersebut,” ungkapnya. (dodiangga)