Meneladani Cinta Ala Nabi Muhammad saw.
|Membangun akhlak yang mulia dapat membawa kejayaan umat Islam. Caranya, umat ini harus meneladani makna cinta yang diteladankan Rasulullah Muhammad saw. Sayangnya, yang banyak terjadi justru sebagian umat ini menyalahgunakan makna cinta.
“Yang paling utama, jagalah akal sehat agar kita senantiasa tidak terjerumus dengan mencintai hal duniawi yang sama sekali tidak membawa kebaikan,” kata Buya Yahya dalam ceramah memperingati Maulid Nabi Muhammad saw di Masjid Al-Furqan Universitas Pendidikan Indonesia, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Rabu (28/1/2015).
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., berharap kegiatan ini dapat membangkitkan kekuatan internal dalam mewujudkan UPI sebagai kampus yang ilmiah, edukatif, dan religious. Kekuatan ini dapat membawa warna dalam kehidupan civitas akademika UPI dalam membangun peradaban pendidikan yang didasari kemantapan berpikir dan kemantapan akhlak.
Pada kesempatan ini Buya mengajak civitas akademika UPI dapat mengaplikasikan tiga hal penting dalam memaknai cinta teladan dari Rasulullah saw. Selain menjaga akal, Buya Yahya mengajak umat menjaga ruh atau nyawanya yaitu dengan mencintai diri sendiri agar tidak melakukan hal yang sia-sia dalam kehidupan. “Juga jaga kehormatan sendiri sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad Saw.
Pada sesi terakhir ceramahnya, Buya mengingatkan generasi muda untuk kembali pada nilai pendidikan yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw. Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai lembaga penghasil guru dan tenaga pendidik terbesar harus menjadi pelopor dalam peradaban pendidikan dan unggul dalam akhlak sehingga visi ÚPI sebagai universitas pelopor dan unggul dapat tercapai. (AY)