Menjadi Public Relations Dadakan

Bandung, UPI2

Jangan heran jika Anda melihat aksi demo dari para pria gagah memakai jas berdasi, juga wanita cantik yang memakai highheels berteriak menuntut berbagai macam perihal seperti kenaikan BBM, dan kesetaran hak perempuan. Pemandangan yang tidak biasa ini terjadi di depan Gedung Isola Universitas Pendidikan Indonesia, Sabtu (29/11/2014).

Mereka bukan pegawai kantor, pengusaha sukses, ataupun sales, mereka adalah mahasiswa  Departemen Ilmu Komunikasi UPI angkatan 2014 yang sedang menjalani rangkaian kegiatan Pendidikan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa yang berlangsung 28-30 November 2014. Tidak seperti PLKM yang dilakukan oleh departemen lain di UPI, Ilmu Komunikasi mengangkat tema “Organisatoris Kepakaran“ maka peserta dituntut menjadi Public Relations dadakan, baik dalam segi pakaian, attitude, dan dibekali dengan 10 jenis materi yang berhubungan dengan PR dan organisasi.1

Di antaranya mereka belajar mengenai kepemimpinan, followership, kesekretariatan, birokrasi, manajemen organisasi yang bertujuan menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan sense of belonging terhadap Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Selain itu, materi PR dan marketing komunikasi pun diberikan agar peserta diharapkan menjadi komunikator yang handal dalam bidang yang akan mereka geluti nantinya.

“Saya antusias mengikuti PLKM ini, sangat menarik dan tidak membosankan. Kita mendapat hal-hal yang baru yang sebelumnya belum diketahui, seru juga tegang juga capek sudah pasti, memakai highheels dalam rentan waktu cukup lama membuat kaki pegel, tapi kita jadi mengerti tentang profesionalitas seorang PR. Disini juga kita mendapat didikan kepemimpinan yang beda daripada yang lain, yang akan bermanfaat banget di masa depan,” ujar Nurul Azzahra salah satu peserta PLKM yang kami temui setelah acara berakhir.

Selain serius mendalami berbagai pematerian, acara yang berlangsung di gedung PKM UPI lantai 2 ini dibumbui hiburan seperti menonton film yang menginspirasi, simulasi demo di depan gedung Isola, sampai awards bagi peserta terbaik. Meskipun lelah dan kurang tidur karena peserta harus menjalani simulasi sidang berjam-jam, namun tidak mengurangi antusiasme peserta. Mereka aktif mengajukan beberapa pertanyaan maupun pernyataan.3

“Setiap organisasi memiliki sebuah sistem kaderisasi, di mana semua anggota wajib mengikuti semua rangkaian pengkaderan tersebut. Masa Bimbingan Ilmu Komunikasi yang dinamakan Time To Guide (TTG) merupakan kaderisasi  tahap pertama mahasiswa baru Ilmu Komunikasi dalam keseluruhan ‘Rangkaian Kaderisasi’ diantaranya PLKM dan GMC (Great Moment Communications) atau PAB,” kata ketua pelaksana PLKM Ghivari Syarief yang ditemui ditengah-tengah kesibukannya menjalankan tugas.  Menurutnya, proses kaderisasi itu tidak harus serius, bisa dilakukan secara santai, menghibur tanpa melupakan tujuan dan esensi dari pengkaderan itu sendiri. (Aida Nur Hidayah,Mahasiswa  Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)