Munas dan Semnas ISPI Momentum Tingkatkan Kompetensi dan Menyiapkan Generasi yang Mampu Beradaptasi Sekaligus Menjadi Kreator Masa Depan

Universitas Pendidikan Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) mengelenggarakan pelaksanaan musyawarah nasional (Munas) ISPI VIII Tahun 2022 yang diselenggarakan pada 14, 15 dan 16 Juni 2022 di Universitas Pendidikan Indonesia. Sebagai organisasi kesarjanaan dari seluruh Indonesia yang berkomitmen terhadap pembangunan pendidikan, ISPI senantiasa memiliki kegelisahan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan akan kehidupan bangsa yang cerdas sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. 

Selain itu, melalui rangkaian kegiatan munas ini, ISPI bertujuan menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada pembangunan pendidikan Nasional secara profesional agar lebih terarah, berhasil guna dan berdaya guna, melalui pengembangan dan penerapan Ilmu Pendidikan untuk kemajuan dan kepentingan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Momentum Tingkatkan Kompetensi dan Kemampuan Belajar Sepanjang Hayat

Ketua Pelaksana Munas sekaligus Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A menyatakan bahwa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) menegaskan bahwa dunia pendidikan kita saat ini tengah memasuki pradigama baru, yaitu memberikan kebebasan, kepercayaan dan otonomi kepada setiap institusi pendidikan. Menurutnya, kebijakan ini diarahkan agar lulusan memiliki seperangkat kompetensi yang menjadi dasar untuk bertindak, mencapai kesuksesan dan berkarakter.

Menurutnya, melalui kebijakan ini terbuka kesempatan yang luas bagi perguruan tinggi (PT) untuk mengambil manfaat dari kebebasan, kepercayaan dan otonomi yang dimiliki untuk mencapai keunggulan secara nasional bahkan internasional.  Ke depan, PT harus semakin mampu berinovasi dalam aspek kebijakan, pengelolaan, pembelajaran, asesmen hingga penempatan lulusan sehingga lulusan PT kompeten di bidangnya, sukses dalam karier dan pekerjaannya, serta berkarakter dalam perilaku kesehariannya.

Menurut Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A menyatakan bahwa  agar para lulusan harus memiliki kompetensi dasar dan terapan yang benar- benar dibutuhkan oleh lapangan kerja. Perubahan teknologi yang eksponensial akan diikuti oleh munculnya berbagai jenis pekerjaan baru dengan tuntutan kompetensi yang juga baru. Oleh karena itu bagi seorang sarjana, kemampuan belajar sepanjang hayat (lifelong learning) adalah sebuah keniscayaan.

Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan yang diselenggerakan yaitu seminar pendidikan nasional,  musyawarah nasional (munas), Peluncuran Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan (LAMDIK), Peluncuran Konsursium Pendidikan Indonesia (KoPI) serta Penyampaian Rekomendasi ISPI untuk Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan untuk Menyiapkan Generasi yang Mampu Beradaptasi Sekaligus Menjadi Kreator Masa Depan

Pada tahun 2022, Munas IPSI VIII disertai dengan penyelenggaraan seminar nasional pedidikan yang mengusung tema: “Peran Ilmu Pendidikan dan Profesi Pendidik dalam Pembangunan Nasional”, dengan mengundang para pembicara dan pakar pendidikan, baik dari lingkungan ISPI maupun luar. Kami sangat berharap bahwa ISPI menjadi bagian penting yang terlibat dalam berbagai pemecahan atas persoalan-persoalan pendidikan di negeri ini.

Pada sambutanya, Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd yang sekaligus Duta Besar Indonesia untuk Republik Uzbekistan menjelaskan Pembangunan pendidikan secara kuantitatif signifikan telah mampu meningkatkan partisipasi pendidikan masyarakat. Peningkatan tersebut dapat diindikasikan dari meningkatnya partisipasi pendidikan masyarakat (APK dan APM pada seluruh jenjang pendidikan) dan meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS). Namun demikian, seiring dengan tantangan yang dihadapi, lulusan jenjang pendidikan disinyalir belum mampu sepenuhnya menjawab tantangan dan persoalan yang terjadi di masyarakat. Selain perubahan yang sangat cepat terjadi pada masyarakat, dukungan sistem dan layanan pendidikan pada satuan pendidikan juga belum mampu membawa dunia nyata ke dalam proses pendidikan.

Menurut, Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd bahwa Pendidikan abad 21 merupakan isu krusial yang terus dikaji dan dicari formulanya. Fase perkembangan revolusi industri 4.0 telah banyak mengubah wajah dan pola kehidupan manusia. Penggunaan dan pemanfaatan internet of thinks, big data, cloud computing, dan cognitive computing, telah memberikan efek terhadap kehidupan ekononi, sosial, pilitik, bahkan pendidikan. Demikian pula lahirnya konsep society 5.0 yang menegaskan bahwa keberadaan teknologi sejatinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan martabat manusia. Hal ini berimplikasi terhadap model relasi antar individu, kelompok, bangsa dan negara. Di sinilah peran pendidikan untuk menyiapkan generasi yang mampu beradaptasi sekaligus menjadi kreator masa depan yang lebih baik.

Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd mengutip hasil publikasi UNESCO (2015) tentang blueprint pendidikan yang dibutuhkan untuk abad 21, yang berfokus pada penghormatan terhadap kehidupan dan martabat manusia, keadilan sosial, dan tanggung jawab bersama untuk masa depan yang berkelanjutan. Bluepint ini merupakan jabaran dari pemikiran Delors (1996) tentang empat pilar pendidikan, yaitu; learning to know; learning to do; learning to live together; and learning to be.

Menurutnya, tantangan pendidikan setiap hari akan terus berkembang. Mulai awal tahun 2020 kita dihadapkan pada suatu tantangan pendidikan, di mana tersebarnya virus covid-19 telah mengubah proses pendidikan yang sebelumnya dilaksanakan secara dengan prioritas tatap muka (luring) menjadi prioritas tatap maya (daring). Banyak persoalan yang ditemukan selama proses belajar daring ini, mulai dari kesiapan guru, kemampuan guru dalam memanfaatkan media, partisipasi siswa, kualitas pembelajaran, model asesmen, dan capaian kompetensi siswa.

Merespon berbagai fenomena dan tantangan sebagaimana disampaikan di atas, ISPI sebagai organisasi yang berkontribusi terhadap keberlangsungan pendidikan, sudah saatnya melahirkan gagasan-gagasan untuk melakukan pembaharuan pendidikan, mulai dari kebijakan pendidikan, teori, sampai pada praksis pendidikan. Pertemuan rutin 5 tahunan yang dilakukan dalam bentuk Musyawarah Nasional bukan saja membenahi organisasi secara internal akan tetapi diharapkan menghasilan pikiran-pikiran alternatif untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan (Humas UPI)