Nana Sumarna, Doktor Pertama Bidang Pendidikan Dasar di Indonesia

Bandung, UPI

Nana Sumarna ditasbihkan menjadi doktor pertama bidang pendidikan dasar di  Indonesia setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis, Berpikir Kritis, Kreatif dan Penalaran Matematis Pada Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Pembelajaran Investigasi Matematik”, di Auditorium Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis (29 /12/2016).

“Selamat atas keberhasilan Dr. Nana yang telah berhasil mempertahankan  disertasinya serta meyakinkan para penguji, yaitu Prof. Dr. Wahyudin, M. Pd., Prof. Dr. Tatang Herman, M. Ed., Prof. Dr. Marsigit, MA., Dr. Ernawulan Syaodih, M.Pd., dan ketua sidang Prof. Dr. Yaya S. Kusumah, M. Sc. Hari ini menjadi sejarah karena kami meluluskan doktor pendidikan dasar pertama di Indonesia dengan nilai yudicium 3,92,” ujar Ketua Program Studi Pendidikan Dasar (Pendas) SPs UPI Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd.

Lebih lanjut dijelaskan, pada sidang promosi ini, promovendus menegaskan bahwa  aktifitas matematika pada dasarnya akan berhadapan dengan dua hal yakni masalah-masalah apa yang mungkin muncul atau diajukan dari sejumlah fakta yang dihadapi (problem posing) serta bagaimana menyelesaikan masalah tersebut (problem solving).

Problem posing menekankan pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya mengidentifikasi fakta-fakta yang ada dan permasalahan yang dapat muncul dari fakta-fakta, selanjutnya mengembangkan kemampuan berpikir dalam matematika untuk menyelesaikan masalah melalui penerapan konsep dan prosedural yang benar, yaitu melalui perangkat dalam  aktivitas matematika yang dikenal dengan proses  abstraksi, representasi simbolik, dan manipulasi simbolik,” paparnya.

Konstruksi investigasi matematika memberikan kesempatan kepada mahasiswa calon guru sekolah dasar untuk mengembangkan hal tersebut di atas, lanjutnya, karena titik berat dalam investigasi matematik adalah pada proses mencari solusi, bukan hanya terletak pada solusi akhir.

Dijelaskannya lagi,”Dalam pendekatan investigasi matematik, seorang mahasiswa dilibatkan dalam suatu investigation activity, investigation task, investigation work atau investigation process melalui suatu kontruksi pembelajaran dalam bentuk (1) open investigative task dengan open goal, open answer dan divergent, (2) “a closed problem-solving task”, (3) problem solving dan problem posing, dan (4) sebagai proses berpikir. Melalui pendekatan ini, mahasiswa mengalami suatu proses berpikir matematis dalam bentuk  conjecturing, justifying, specialising and generalising siswa berusaha menyelesaikan suatu tugas investigasi yang open-ended task, mereka akan melakukan dan menunjukkan aktivitas investigasi terbuka (open investigation activity).”

Hasil sidang ini sekaligus menjadi kado terbaik untuk Prodi Pendas SPs UPI di penghujung tahun 2016 dan bagi Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd sebagai ketua Prodi Pendas yang sejak awal pendirian S3 Pendidikan Dasar mengawal dan membimbing mahasiswa, khususnya angkatan 1 untuk menempuh studi.

Diungkapkannya,”Disertasi yang dihasilkan oleh promovendus ini menjadi disertasi pertama di Indonesia dalam bidang pendidikan dasar yang akan menjadi rujukan bagi mahasiswa S3 Pendidikan Dasar lainnya dalam menyusun suatu laporan penelitian. Seiring dengan selesainya menguji sidang terbuka promovendus Nana Sumarna, selesai pula masa jabatan saya dalam mengemban tugas sebagai Ketua Prodi Pendidikan Dasar di akhir bulan Desember 2016 yang telah melaksanakan amanah selama 2 periode berturut-turut.” (es/dan)