Nas, Menuntaskan Masalah

Bandung, UPI

Dalam Alquran surah An-Nisa ayat 1, kata nas sering diterjemahkan sebagai manusia. Kata nas memiliki pengertian merangkul semua kalangan, manusia fitrahnya adalah nampak, jika sembunyi-sembunyi berarti sedang bermasalah.

Demikian ungkap Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.A., saat menyampaikan tausyiah-nya dihadapan sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam acara Silaturahim Keluarga Besar Universitas Pendidikan Indonesia Bersama Ust. Adi Hidayat, Lc., M.A., di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis (28/6/2018).

Lebih lanjut dikatakan,”Silaturahim adalah upaya untuk meleburkan semua masalah. Silaturahim langsung dibuka oleh diksi nas, yaitu manusia artinya ini berlaku untuk seluruh manusia, rangkul semua, jangan batasi hanya pada muslim, karena silaturahim diawali oleh nas. Bangun hubungan baik dengan seluruh manusia.”

UPI merupakan kampus sunnah dalam artian luas, yaitu mencerdaskan bangsa, ujarnya, maka dari itu milikilah karakter Nabi Muhammad SAW, yaitu jadilah sebagai pendidik yang beriman, jadilah pembelajar, jadilah pendengar, dan jadilah pecinta orang yang berilmu.

“Kembali pada makna silaturahim, pahami apa esensinya, apakah makan-makan? Jika kita menguraikan tentang silaturahim, hal ini bermula dari dua kalimat yang disatukan. Pertama yaitu Shillah dan Ar-rahim, yaitu hubungan yang sangat kuat, erat, yang sulit dipisahkan tak terbatas ruang dan waktu. Sementara Rahim memiliki makna sebagai perhatian yang sangat dalam yang bersumber dari jiwa, rela memberikan yang dimiliki, rela menanggung derita. Dengan demikian artinya bias dikatakan sebagai hubungan rahim atau janin atau kekeluargaan, ” ungkapnya.

Hubungan vertikal dari Shillah kemudian berubah jadi sholat, lanjutnya, maknanya yaitu memberikan pelatihan yang menghubungkan segala sesuatunya dengan Allah swt. Jika telah menuntaskan sholat dengan benar, maka orang yang sukses sholatnya dipastikan akan mempunyai hubungan yang erat dengan Allah swt.

Ditegaskannya,”Perbuatan baik dan buruk mustahil bersamaan. Allah swt Maha Adil, Maha Jujur, Maha Segala Kebaikan, maka jika sudah benar-benar terhubung dengan Allah swt, mustahil bisa berbuat buruk. Bimbingan Allah swt sampai pada jiwanya. Orang yang mempunyai hubungan dengan Allah swt, mustahil berbuat buruk, mustahil berbuat maksiat. Jika hubungan dengan Allah swt baik, maka akan terjaga dari perbuatan buruk.

Suksesnya silaturahim dapat terwujud ketika teringat, lalu mendoakan. Makna yang mendalamnya adalah saling memperhatikan, mendoakan, merawat sekalipun membutuhkan pengorbanan. Karena silaturahim diawali oleh nas, maka bangun hubungan baik dengan manusia.

“Yang berharap masuk surga adalah orang yang bertaqwa, orang yang mempunyai hubungan spiritual, kemudian nilai ritualnya direalisasikan dengan hubungan sosial. Surga sudah disiapkan, Allah swt memerintahkan manusia untuk berbagi, dan berbuat baik. Silaturahim dilakukan untuk meleburkan semua masalah, dengan silaturahim, manusia saling mempererat hubungan, menebar kebaikan, mempunyai spirit baru, menularkan kebaikan, dan majulah menjadi yang terdepan untuk tebar kebaikan,” harapnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., dalam sambutannya mengatakan setelah beribadah satu bulan penuh, saat ini adalah waktu yang tepat untuk saling memaafkan. memperbaiki habluminallah dan habluminannas melalui silaturahim dan ini bukan sekedar seremonia saja, ini adalah sarana evaluasi diri agar tidak mengulangi kesalahan, tetap menjalin silaturahim, perkuat kerja tim, dan melakukan konsolidasi untuk membangun universitas. UPI merupakan rumah, tempat berkarya dan mengabdi, samakan langkah, dan samakan persepsi bahwa UPI sebagai universitas pelopor dan unggul.

Hal yang sama disampaikan juga oleh Bimbo, grup musik asal Bandung, dikatakannya,”Saat ini kita berada di jaman konflik, oleh karena itu kita harus berperan untuk membereskan semua permasalahan yang ada di masyarakat. Putra daerah harus memberikan perhatian lebih, cermati potensi daerah untuk dikembangkan untuk kemaslahatan. Rasa cinta pada bangsa dan tanah air harus diperbaharui. UPI harus terdepan dalam mengupayakannya. “Tetep di adeg-adeg kamanusiaan” berbuat yang terbaik.” (dodiangga)