OBAT KUAT, INOVASI MAHASISWA UPI SEBAGAI SOLUSI LIMBAH TAHU DI KOTA BANDUNG

Bandung

Pada 5 Agustus 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi mengumumkan Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang Tahun 2020. Dari total 50 Proposal PKM Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang lolos didanai, hanya ada satu tim PKM Penerapan Teknologi (PKM-T) yang lolos didanai. Tim ini beranggotakan mahasiswa/mahasiswi dari Program Studi Pendidikan Fisika dan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) UPI, yaitu Luthfi Galuh Adiansyah, Wawan Ruswandi, Rofidatunnissa, dan Shania Dewi Juliani dengan dosen pembimbing Drs. Ali Kusrijadi, M. Si.

Tim ini membuat inovasi alat dengan judul proposal “OBAT KUAT (Pengolah Limbah berbasis Elektrokoagulasi dan IoT) sebagai Solusi Pengolah Limbah Tahu di Pabrik Tahu Ma’rup”. Berangkat dari permasalahan mitra tim ini, yaitu Pabrik Tahu Ma’rup yang berada di Jalan Cibogo Atas Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Kota Bandung menginginkan limbah cair tahu dapat dibersihkan, tim ini membuat inovasi alat yang menerapkan metode elektrokoagulasi. Alat ini dapat membuat padatan terlarut (Total Dissolve Solids/TDS) dan padatan tidak terlarut (Total Suspended Solid/TSS) terpisah dari limbah cair tahu.

Alat dengan metode ini sudah pernah dibuat oleh Eka Resky Ananda bersama timnya dan dimuat dalam jurnal “Pembuatan Alat Pengolah Limbah Cair dengan Metode Elektrokoagulasi untuk Industri Tahu Kota Samarinda”. Namun, Tim PKM-T Obat Kuat menambahkan konsep Internet of Things (IoT). Hal ini bertujuan untuk membuat mitra mengetahui kondisi limbah saat diproses melalui metode elektrokoagulasi berdasarkan tampilan real-time pada interface aplikasi yang terhubung dengan alat ini dan dapat menentukan tindakan selanjutnya tanpa melihat proses pembersihan limbah cair tahu secara langsung.

Desain alat menyesuaikan dengan kondisi pabrik yang memiliki kontur tanah yang miring dan reaktor yang dapat menampung limbah sebanyak 1000 L. Reaktor memiliki 6 pasang elektroda Fe dan Al yang memiliki ketebalan 1 mm dengan luas penampang terbesar 1.3 m x 0.4 m dan luas penampang terkecil 0.9 m x 0.4 m, serta jarak antar elektroda adalah 15 cm. Reaktor menggunakan bahan akrilik dengan tebal 0.5 cm dengan sisi tertinggi 1.6 m dan sisi terpendek 1.1 m. Alat ini memiliki 2 jenis sensor, yaitu sensor kekeruhan dan flowmeter. Dua jenis sensor ini difungsikan untuk mengetahui tingkat kekeruhan dan debit air pada reaktor.

“Alat Obat Kuat diharapkan dapat menjadi contoh untuk pabrik tahu lain agar pemilik pabrik setidaknya mengetahui dampak dari limbah tahu terhadap lingkungan. Alat ini dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan pabrik, seperti kapasitas reaktor untuk proses elektrokoagulasi dan kebutuhan daya listrik. Diharapkan hasil akhir dari alat ini yang berupa endapan dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan dan airnya dapat digunakan lagi untuk proses pembuatan tahu di pabrik tersebut, sehingga dapat meningkatkan laba pabrik yang menggunakan Alat Obat Kuat”, ujar Luthfi sebagai ketua tim ini.