Pameran Seni Lukis Dalam Aestetics Atmosphere

Bandung, UPI

Dalam rangka memeriahkan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus, Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan Pameran Seni Lukis perdana bertema Aestetics Atmosphere. Sebanyak 30 lukisan karya mahasiswa S2 dan S3 serta dosen pendidikan seni dipamerkan di Lobby Sekolah Pascasarjana UPI dari tanggal 17 Agustus sampai dengan 20 September 2022.

Pameran ini dibuka oleh Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. M. Solehuddin, MA. M.Pd, setelah upacara bendera selesai dilaksanakan. Rektor mengharapkan kegiatan ini dapat terus dilanjutkan dalam skala yang lebih besar. Rektor juga menyarankan agar kegiatan ini bersinergi dengan unit-unit lain di UPI dan bahkan dengan pihak lain dari luar UPI.

Begitupun Direktur Sekolah Pascasarjana, Prof. Dr. Shyhabuddin, M.Pd. sangat mendukung secara penuh pameran ini untuk dilaksanakan secara berkelanjutan dan terintegrasi dengan seni tari, seni musik, dan seni lainnya. 

Kurator pameran ini adalah Dr. Tri Karyono, M.Si., dosen pada Program Studi Pendidikan Seni jenjang S2 dan S3. Tri Karyono mengatakan bahwa tujuan dan manfaat pameran seni lukis bagi kreator dan peserta pameran dan prodi pendidikan seni ini adalah upaya merawat potensi akademik dalam kesinambungan proses berkarya seni. Praktik ini bagi mendidikan seni tidak bisa ditanggalkan, mengingat pendidik seni rupa harus tetap terampil menggali dan berekplorasi melalui praktik berkarya seni, guna kepentingan menularkan informasi proses kreasi sekaligus apresiasi kepada peserta didiknya secara kaffah melalui sejumlah pengalaman proses berkarya seni yang dijalaninya. Dengan demikian, pendidik seni dapat mengukur dan mengevaluasi proses berkarya dan apresiasi seni, untuk diaplikasikan dalam praktik pembelajaran di kelas atau masyarakat. Pameran yang bertajuk Aesthetics Atmosphere, menguatkan keberadaan mahasiswa /pendidik seni dalam konteks A journey theory and practice, dimana berteori dan berpraktik (bagian dari riset) tidak dapat dipisahkan, untuk mencapai kemanfaatan ilmu yang beranjak dari temuan-temuan pengalaman proses berkarya seni yang dialami sendiri maupun riset yang dilakukan orang lain.

Tujuan dan manfaat pameran ini bagi khalayak umum adalah untuk apresiasi melalui pengamatan langsung pada karya seni yang dipamerkan. Apresiator bersentuhan dengan karya seni dan diharapkan dapat mengapreasi “keindahan” yang diusung kreator dalam sajian visual, kendati tidak jadi soal seni bisa pula bersifat beauty is in the eyes of beholder.

Karya seni dapat mengambil bagian peluang ekonomi kreatif, yang selayaknya diapresiasi masyarakat karena berpotensi meraih income bagi pelaku seni, sehingga menciptakan lapangan kerja baru yang meluas berupa praktik produksi kreasi seni yang beragam. Kreasi seni lukis diharapkan dapat diapresisasi dan atau dimiliki oleh masyarakat (pencinta seni) tidak hanya sekedar dinikmati secara visual, melainkan pemenuhan kebutuhan batiniah yang menyenangkan kala melihat dan menghayati karya seni tersebut.

Apresiasi dapat dirasakan manakala terjadi perjumpaan estetik terhadap karya seni yang diminatinya. Sebagai pendidik seni masa kini, penting untuk menyadari bahwa seni harus dipandang dan diperhitungkan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, diantaranya capaian nilai intrinsik seni berupa pemenuhan kebutuhan batiniah ekspresi perasaaan yang sifatnya pribadi, bahkan bersifat katarsis bagi dirinya, melahirkan side effect lainnya, yang dapat dinikmati masyarakat secara luas. Pendekatan Instrumentalistis menganggap karya seni sebagai media untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama,sosial, politik, berbagai makna dan tujuan psikologis dalam ungkapan seni. Maka, Program Studi Pendidikan Seni SPs UPI mengundang seluruh keluarga besar Universitas Pendidikan Indonesia, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan masyarakat umum untuk mengapresiasi karya seni lukis dalam Aesthetics Atmosphere #1. Selamat mengapresiasi (JM & TRIK)