Pancasila Dikehendaki Menjadi Pembentuk Moral Bangsa

DSC_0034

Bandung, UPI

Tidak mungkin sebuah negara tumbuh tanpa akar yang kuat, politik yang terkendali, kearifan lokal atau tradisional. Lalu, mengapa Pancasila menjadi sangat penting? Pancasila sebagai filosofis, dasar falsafah bernegara, dasar falsafah alam kejiwaan. Pancasila dikehendaki sebagai pembentuk moral bangsa agar memiliki perilaku yang beradab, hidup dalam kenyataan, dan dilakukan sehari-hari. Pandangan hidup dan pendirian hidup yang jelas. Pancasila digali dari kearifan lokal indonesia.

Hal tersebut tergambar dalam acara Bedah Buku Yudi Latif ”Mata Air Keteladanan”  Pancasila dalam Perbuatan, Senin (17/11/2014), di Auditorium Gedung Muhammad Nu’man Somantri Lt. 6 FPIPS UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Buku yang diluncurkan pada Maret 2014 di Gedung MPR ini sangat monumental, karena mendapat apresiasi dari para tokoh nasional dan internasional. Ini merupakan cetakan ke-2, sekarang sedang digarap seri komik untuk pembelajaran di Sekolah Dasar. Bagi para dosen Pendidikan Kewarganegaraan tentunya sangat penting berdasarkan teori social learning yaitu pembentukan karakter.b

Buku ini sebagai triger untuk memancing para ahli untuk memberikan pesan moral, memberikan pembelajaran dengan mengkaji kisah-kisah keteladanan tentang nilai-nilai Pancasila yang dipraktikkan dalam keseharian perilaku para tokoh bangsa. penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh krisis keteladanan yang terjadi saat ini, karena kita gagal menularkan keteladanan para pahlawan bangsa. Kisah diambil secara lintas sektoral.

Ambisi Yudi Latif dalam menulis buku ini yaitu pertama ingin memadukan tiga unsur (keyakinan, pengetahuan, dan tindakan) dalam satu buku, kedua ingin menunjukkan moralitas, moralitas yang betul-betul tergambar, dan yang ketiga merangkum mata air-mata air keteladanan dari seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Yudi merumuskan buku ini melalui perumusan dalam ranah publik. Pancasila adalah moral publik, ranah yang tidak mengambil alih moral agama. Kemudian wilayah privat yaitu rumah atau keluarga, lalu dalam wilayah komunitas yaitu etnis, golongan agama (DKM, Gereja, kelompok masyarakat yang homogen). Ranah-ranah itu sebenarnya tidak terpisahkan, urusan pancasila itu adalah urusan Ketahuidan atau Ketuhanan yang Maha Esa.

Ada kesepakatan tidak tertulis bahwa pancasila memiliki nilai instrinsik, nilai instrinsik ada kaitan antar sila, setiap kandungan nilai tidak harus dihafal karena urutannya logis, berpikir aspek personal (karakter personal dan karakter politik).a

Pancasila sebagai nilai sentral, Pendidikan Kewargaan harus diisi dengan nilai-nilai pancasila. Pancasila beroperasi di ruang publik sementara agama di ruang privat. Ini bukan mutuali, secara akademik bisa dipisahkan, kita hidup dalam satu kemajemukan. Pendidikan karakter personal (bersifat universal) diperbaiki maka kehidupan di ruang publik akan baik juga, untuk mengembangkan privat morality. Secara historis dan konstitusi indonesia ibarat anggur dalam botol baru. Kearifan lokal harus menjadi inspirasi berdiri tegaknya negara Indonesia. Indonesia bukan negara sekuler maupun negara agama. Pendidikan karakter harus didasari oleh pancasila. (Dodiangga)