PELATIHAN RISET ABR UNTUK MAHASISWA UNDIKSA
|Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung terus berupaya memberikan dukungan akademis dan praktis kepada mahasiswa semester akhir Universitas Pendidikan Ganesha, Bali untuk mempersiapkan mereka dalam menyelesaikan program sarjana (S-1). Satu di antara program pengabdian dari tim ini adalah dengan menyelenggarakan pelatihan Riset ABR (Art Based Research) secara daring. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2024 dan 28 Juni 2024 melalui platform Zoom dan diikuti oleh 57 mahasiswa Undiksa.
Pelatihan ini merupakan inisiatif penting yang bertujuan untuk memperkenalkan serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai metode penelitian berbasis seni (Art Based Research) yang menjadi jalur alternatif bagi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir mereka. Jalur ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dan kemampuan di bidang seni untuk mengintegrasikan kreativitas mereka ke dalam karya akademik.
Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini menghadirkan narasumber utama, Prof. Dr. Sumiyadi, M.Hum., seorang akademisi yang dikenal luas dengan kompetensinya dalam bidang seni dan penelitian berbasis seni. Selain itu, tim narasumber terdiri dari para dosen yang juga berpengalaman dalam metodologi penelitian ini, yaitu Dr. Rudi Adi Nugroho, M.Pd., Dr. Mochamad Whilky Rizkyanfi, M.Pd., Drs. Encep Kusuma, M.Pd., dan Drs. Deni Iskandar, M.Pd. Para narasumber ini merupakan tenaga pengajar yang memiliki keahlian di bidang seni dan pendidikan sehingga sangat relevan untuk memberikan arahan kepada mahasiswa dalam mengembangkan karya-karya kreatif mereka.
Meningkatkan Kompetensi Melalui Penelitian Berbasis Seni
Art Based Research (ABR) adalah sebuah pendekatan metodologi penelitian yang menggabungkan seni dan praktik kreatif sebagai alat utama dalam proses penelitian. Melalui metode ini, mahasiswa tidak hanya akan menghasilkan laporan akademis yang bersifat tekstual, tetapi juga menghasilkan karya seni sebagai bagian integral dari penelitian mereka. Metode ini memfasilitasi peneliti untuk mengeksplorasi dan memahami fenomena-fenomena sosial, budaya, dan psikologis melalui lensa artistik. Oleh karena itu, ABR memberikan ruang lebih luas bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka sekaligus tetap mematuhi kaidah-kaidah ilmiah.
Pelatihan yang diselenggarakan ini dirancang agar mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dasar ABR, mulai dari pengenalan tentang apa itu ABR, bagaimana prinsip-prinsip utamanya, hingga bagaimana mahasiswa dapat menerapkannya dalam konteks penyusunan tugas akhir atau skripsi. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk membantu mahasiswa memahami bagaimana mereka dapat menggabungkan praktik seni dengan metodologi riset tradisional, seperti wawancara, observasi, atau studi literatur, untuk menghasilkan penelitian yang komprehensif dan unik.
Narasumber Ahli dan Berpengalaman
Prof. Dr. Sumiyadi, M.Hum., yang menjadi narasumber utama dalam pelatihan ini, memiliki latar belakang akademik yang kuat dalam bidang sastra dan seni. Beliau telah menerbitkan berbagai penelitian dan karya seni yang diakui secara nasional dan internasional, terutama yang berkaitan dengan metode penelitian berbasis seni. Dalam paparannya pada sesi pertama pelatihan yang berlangsung pada tanggal 21 Juni 2024, Prof. Sumiyadi menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan ABR, serta bagaimana metode ini menjadi semakin populer di berbagai bidang ilmu, terutama dalam kajian budaya, pendidikan, dan seni.
“ABR memungkinkan kita untuk mengekspresikan realitas sosial dan pengalaman manusia yang mungkin sulit dijelaskan hanya melalui kata-kata,” ungkap Prof. Sumiyadi. “Seni memberikan bahasa alternatif yang dapat membawa kita ke pemahaman yang lebih dalam tentang isu-isu kompleks dalam kehidupan.”
Partisipasi Aktif Mahasiswa
Sebanyak 57 mahasiswa semester akhir Universitas Pendidikan Ganesha yang mengikuti pelatihan ini sangat antusias dalam menyerap materi yang disampaikan oleh para narasumber. Mereka diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para pemateri, baik melalui sesi tanya jawab, diskusi kelompok kecil, maupun melalui presentasi hasil karya seni yang mereka ciptakan sebagai bagian dari latihan dalam pelatihan.
Tantangan dan Peluang di Era Digital
Pelatihan ini juga menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi mahasiswa dalam menjalankan penelitian ABR, terutama di era digital seperti sekarang ini. Satu di antara tantangan yang dibahas adalah bagaimana menjaga keaslian dan integritas karya seni yang dihasilkan dalam penelitian, terutama ketika karya tersebut didigitalisasi dan dipublikasikan di dunia maya.
Namun, di balik tantangan tersebut, narasumber juga menggarisbawahi berbagai peluang yang dihadirkan oleh kemajuan teknologi. Prof. Sumiyadi, dalam salah satu sesinya, menekankan bahwa teknologi digital dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam ABR, baik sebagai media untuk menciptakan karya seni, maupun sebagai sarana untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan hasil penelitian. “Era digital membuka banyak sekali peluang bagi seniman dan peneliti untuk berkolaborasi dan berbagi karya mereka dengan audiens yang lebih luas,” ujar Prof. Sumiyadi.
Secara keseluruhan, pelatihan Riset ABR yang diselenggarakan oleh Tim PKM Universitas Pendidikan Indonesia ini mendapatkan respons yang sangat positif dari para peserta. Mereka merasa mendapatkan wawasan baru dan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam penyelesaian tugas akhir mereka. Melalui pelatihan ini, mahasiswa Undiksa tidak hanya dipersiapkan untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik, tetapi juga dibekali dengan kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif yang sangat diperlukan dalam dunia kerja di masa depan.
Dengan adanya pelatihan seperti ini, Universitas Pendidikan Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung mahasiswa untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi, sekaligus mengembangkan potensi seni dan kreativitas mereka.
Kontributor: M. Whilky R.