Pembudayaan dan Pendidikan Cetak SDM Bangsa Indonesia yang Unggul

Bandung, UPI

Presiden ketiga Republik Indonesia Prof. Dr. Ing. BJ Habibie menyampaikan kuliah umum di hadapan sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), di Gedung JICA, FPMIPA, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Sabtu (29/7/2017).

BJ Habibie hadir untuk memberikan kuliah umum dalam acara Presidential Lecturing “Learn From The Leader” memaparkan tentang pentingnya peran budaya untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia yang unggul dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

Dikatakannya,”Sampai detik ini UUD 45 tidak berubah, yang berubah adalah implementasinya, disesuaikan dengan perubahan jaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, semua informasi dapat dengan mudah diperoleh, namun perlu diwaspadai, harus selalu melakukan cek dan ricek. Manusia itu sebenarnya sama, dan setiap orang harus menyiapkan kader-kadernya melalui proses pembudayaan dimulai sejak dalam kandungan.”

Lebih lanjut dikatakan, budaya menunjukan karakter bangsa, sementara perilaku menunjukan identitas kemajuan sebuah bangsa, budaya tercermin lewat perilakunya. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang semakin canggih, bangsa Indonesia tidak boleh kehilangan budaya yang menjadi karakternya.

Ditegaskannya,”kunci kemajuan sebuah bangsa ada di proses pembudayaan. Outputnya menghasilkan kualitas keimanan yang tinggi dan keterampilan yang tinggi. Jika pendidikannya tinggi namun tidak ada pembudayaan maka akan menjadi kriminal, begitupun sebaliknya, yang baik adalah adanya sinergi antara iman, taqwa, ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan menghasilkan produktifitas yang tinggi.”

Dengan dasar pemikiran bahwa pendidikan dan kebudayaan dapat meningkatkan daya saing SDM Indonesia, lanjutnya, maka saya menginisiasi pengusulan nama UPI menjadi Universitas Pendidikan Pembudayaan Indonesia atau UPPI.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., menegaskan bahwa budaya merupakan karakter bangsa yang harus diaplikasikan dalam berperilaku di samping penguatan ilmu pengetahuan. Dikatakannya,”Ada beberapa poin penting dalam pemikiran yang disampaikan oleh Bapak kita, Eyang kita Prof. Dr. Ing. BJ Habibie, pertama adalah pemanfaatan  sumber daya alam, membentuk sumber daya manusia yang unggul, orang tua memegang peranan penting dalam membentuk karakter, selain itu out put pendidikan adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan itu adalah hak prerogatif manusia. Radikalisme bukan ajaran agama, dan demokrasi memegang peranan penting dalam bernegara. Pembudayaan dan pendidikan menjadi satu kesatuan. Budaya harus menjadi benteng pertahanan dari degradasi moral. (dodiangga/HumasUPI)