Pemerintah Jaring 1.750 Siswa Melalui Beasiswa ADik

Bandung, UPI

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Prof. Intan Ahmad melakukan kunjungan kegiatan seleksi secara nasional peserta Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) tahun 2017 yang di laksanakan di SMAK Pelita Bangsa Jl. Soekarno Hatta No. 391 Kota Bandung. Kamis, 20 April 2017.

Kegiatan yang secara serentak dilaksanakan pada tanggal 20 April 2017 ini secara nasional dilakukan di 6 lokasi di Provinsi Papua, 10 lokasi di Provinsi Papua Barat, dan 34 lokasi di daerah 3T, dengan jumlah peserta total sebanyak 4675 peserta, termasuk lulusan ADEM 2017.

Dalam press rilis yang dilansir oleh Belmawa, Intan Ahmad menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada anak Papua dan Daerah 3T lulusan SMA/SMK/sederajat yang berprestasi akademik untuk memperoleh pendidikan tinggi di PTN unggulan, dan menyiapkan sumber daya manusia anak-anak Papua dan Daerah 3T yang berkualitas untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional. Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua, Papua Barat dan Daerah 3T adalah bantuan biaya pendidikan dalam rangka percepatan dan pemerataan di bidang pendidikan tinggi di daerah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan) yang merupakan program khusus sebagai wujud keberpihakan pemerintah bagi provinsi Papua, Papua Barat dan Daerah 3T.

“Putra-putri asli provinsi Papua, Papua Barat Dan Daerah 3T melalui program ADik diberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di 70 Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia khususnya di wilayah pulau Jawa,” ujar Intan Ahmad.

Dikatakan Intan Ahmad, Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) adalah program pemerintah yang dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang digagas sejak Tahun 2012, oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu. Program ini diluncurkan karena secara faktual masih terdapat putra-putri bangsa yang oleh karena hambatan kondisi geografis, ketertinggalan pengembangan infra struktur daerah, dan atau keterbatasan kemampuan ekonomi, sehingga tidak memperoleh akses untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang pendidikan tinggi. Mereka tidak mampu bersaing dengan siswa dari daerah lainnya melalui jalur SNMPTN-SBMPTN, sehingga mereka sama sekali tidak memiliki akses ke jenjang pendidikan tinggi, khususnya PTN.

Pada awalnya program ADik difokuskan kepada siswa-siswa yang berasal dari Provinsi Papua dan Papua Barat.

“Mereka direkrut berdasarkan rekomendasi sekolah berdasarkan prestasi akademik yang tercatat dalam buku laporan pendidikan siswa. Namun pada kenyataannya sebagian besar diantara mereka tidak mampu mengadaptasikan diri dengan kondisi pembelajaran di perguruan tinggi negeri sehingga mengalami kegagalan dan atau dengan prestasi akademik yang sangat buruk,” tambahnya.

Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan untuk melakukan perbaikan pada proses rekruitmen melalui seleksi ujian tulis dengan menggagas Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas input ke perguruan tinggi. Saat itu siswa lulusan SMP di seluruh Papua direkrut untuk mengikuti pendidikan menengah, SMA dan SMK di seluruh Jawa dan Bali. Terdapat sejumlah 400 siswa disiapkan pada program ini, dan pada tahun 2016 siswa ADEM tersebut telah berhasil lulus dan siap melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Melalui semangat afirmasi, maka Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti pada seleksi ADik tahun 2016, tidak lagi melakukan seleksi ujian tulis bagi lulusan siswa ADEM, proses seleksi selanjutnya didasarkan pada prestasi akademik di jenjang pendidikan menengah dan rekomendasi hasil tes psikotes siswa yang hasilnya di serahkan kepada di PTN dan Politeknik penerima beasiswa. Tetapi pada kenyataannya, kebanyakan siswa ADEM memilih program studi tertentu saja tanpa mempertimbangkan kesesuaian dan kemampuan akademiknya. Akhirnya sebagian besar siswa ADEM merasa tidak puas dengan penempatan program studi dan menganggap mereka ditempatkan pada program studi yang tidak sesuai dengan keinginan siswa, bahkan sebagian diantaranya memilih untuk kembali ke daerah asal dan tidak melanjutkan studi di PTN.

Berdasarkan pengalaman empiris tersebut, maka pada seleksi ADik di tahun 2017 ini, seluruh siswa ADEM yang ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan politeknik diwajibkan untuk mengikuti seleksi ujian tulis khusus program ADik sebagaimana siswa reguler lainnya. Dengan kebijakan tersebut diharapkan pada seleksi 2017, akan diperoleh siswa-siswa yang berkualitas dan benar-benar siap untuk mengikuti pendidikan di jenjang perguruan tinggi.

Dalam perkembangannya Program ADik sejak tahun 2013 juga diperluas ke daerah terluar, terdepan dan tertinggal (ADik-3T), khususnya di Kalimantan Barat. Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan menyiapkan 460 kuota khusus bagi siswa ADEM yang lulus pada tahun 2016. Mereka terdiri atas 240 siswa lulusan SMA, dan 220 siswa SMK se- Jawa dan Bali. Siswa SMA diarahkan untuk memilih program studi yang diminati di 48 PTN, dan lulusan SMK diarahkan untuk memilih 22 Politeknik yang diminati.

Sebagian siswa SMA harus ditempatkan di politeknik karena berdasarkan hasil evaluasi oleh para pimpinan PTN mereka tidak terpilih di PTN manapun. Pada tahun pertama proses pembelajaran di PTN dan Politeknik, masih ditemukan berbagai masalah, terutama dengan rendahnya motivasi dan prestasi akademik mereka. Bahkan beberapa diantaranya memutuskan kembali ke daerah dan tidak lagi kembali melanjutkan studinya. Program ADik-3T pun mengalami peningkatan yang pesat sehingga pada tahun 2017 ini sudah meliputi 50 Kab/Kota daerah 3T.

Dengan mempertimbangkan hasil kajian tersebut, maka rekruitmen peserta ADEM ke perguruan tinggi negeri pada tahun 2017, diputuskan harus melalui seleksi ujian tulis yang dilaksanakan di 10 lokasi tes. Pemilihan lokasi-lokasi tersebut bertujuan untuk memudahkan para siswa ADEM yang masih sedang mengikuti proses pendidikan di sekolahnya masingmasing untuk mengikuti seleksi ujian tulis.

Secara umum ketentuan untuk dapat mengikuti program ADik Papua dan 3T diantaranya,  sekolah yang dapat mengikuti program ini adalah sekolah yang direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; siswa sekolah kelas akhir SMA sederajat; dan siswa mendapatkan rekomendasi dari Kepala Sekolah dan mendapatkan rekomendasi dari Pemda Kabupaten/Kota.

Intan Ahmad berharap Seleksi ADik 2017 ini dapat menjaring siswa terbaik untuk masuk ke 48 PTN dan 22 Politeknik di seluruh Indonesia dengan jumlah kuota1.750 calon dari Program ADEM 400 calon;  Program ADik 3T 750 calon; Program ADik PAPUA 600 calon.

Data penerima beasiswa tahun 2017 sampai saat ini berjumlah 3.120 orang yang terdiri dari 1.955 orang penerima beasiswa ADik, 354 orang penerima beasiswa ADEM dan 811 orang penerima beasiswa 3T yang tersebar di 48 PTN dan 22 Politeknik di seluruh Indonesia. (DN)