Peneliti Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Petakan Aspirasi dan Aduan dalam Lapor ULT UPI dengan Linguistik Korpus

Dilansir dari portal berita Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), UPI mendapat penghargaan peringkat ke-1 dalam program Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (Lapor) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Anugrah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud.

Aspirasi dan aduan yang disampaikan oleh mahasiswa ke laman Lapor ULT UPI belum dilakukan kajian khusus sehingga data informasi aduan dan aspirasi masih tersimpan dalam bentuk arsip. Itulah salah satu alasan yang membuat tim peneliti yang berasal dari Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI menjadikan data informasi aspirasi dan aduan sebagai data korpus dalam kajian linguistik. Tim peneliti terdiri atas 2 orang dosen, yaitu Undang Sudana, S.S., M.Hum., dan Jatmika Nurhadi, S.S., M.Hum., serta 3 orang mahasiswa yang ikut terlibat dalam membantu teknis penelitian ini, yaitu Rahmawati, Karina Diah Rahmawati, dan Reza Tarmudi Firdaus.

Ada 47 data korpus aspirasi dan aduan pada periode Januari 2019 s.d. Desember 2020. Data tersebut diolah menggunakan perangkat lunak AntConc 3.5.9. untuk melihat frekuensi kemunculan kata, pola konkordansi, kolokasi, dan luster/N-Grams. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji medan makna dan tingkat kesantunan berbahasa dalam aspirasi dan aduan. Dari 47 data korpus yang ada, peneliti lebih berfokus mencari kata yang berkaitan dengan Unit Layanan Terpadu, kebijakan-kebijakan di UPI, dan keresahan mahasiswa, baik terkait sistem, pelayanan, dan lain-lain.

Penelitian ini menunjukkan bahwa aspirasi dan aduan yang disampaikan mahasiswa dalam Lapor ULT UPI dominan berkaitan dengan kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Kata ‘UKT’ muncul sebanyak 13 kali dan kata ‘SPP’ muncul sebanyak 9 kali dalam 47 data korpus. Berdasarkan hasil olah data menggunakan AntConc 3.5.9., mahasiswa menginginkan adanya keringanan biaya perkuliahan yang tidak hanya sekadar penangguhan UKT saja. Mahasiswa berharap UPI membebaskan beban pembayaran UKT bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial, khususnya di masa pandemi Covid-19. Selain UKT, ada beberapa aspirasi dan aduan yang terdapat dalam Lapor UPI, seperti (1)  kinerja (penerbitan sertifikat pendidik dan perbaikan fasilitas kampus yang sangat lama, (2) waktu pencairan beasiswa yang tidak jelas, (3) fasilitas yang rusak (AC), (4) kurangnya sumber daya manusia (Office Boy dan pegawai ULT), (5) sistem SIAK yang kerap mengalami gangguan, dan (6) perpeloncoan pada saat Ospek.

Perangkat lunak AntConc 3.5.9. dapat dimanfaatkan untuk mengolah data korpus dalam jumlah besar, khususnya dalam mengolah data informasi aspirasi dan aduan yang terdapat dalam Lapor ULT UPI, agar hasil kajiannya dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi pemangku kebijakan di UPI untuk menetapkan kebijakan.

Peneliti berharap data aspirasi dan aduan dalam Lapor ULT UPI terus dilakukan kajian agar harapan masyarakat UPI, baik itu mahasiswa, tenaga pendidik, dan lainnya dapat direspons dengan cepat dan tepat. Tentu, tidak menutup kemungkinan bahwa semakin bertambahnya waktu maka jumlah data aspirasi dan aduan akan semakin bertambah pula. Semakin banyak data aspirasi dan aduan yang dikaji maka peluang aspirasi dan aduan masyarakat UPI yang terwadahi dan terjawab akan semakin banyak pula. Selain itu, masyarakat UPI harus memaksimalkan laman Lapor ULT UPI dalam menyampaikan aspirasi dan aduan. Dengan demikian, segala harapan dan keluhan masyarakat UPI dapat terwadahai semua dan terpusat dalam satu database.