Pengalaman Berharga Kuliah di PH Heidelberg, Jerman
|Jerman, UPI
Berkesempatan mengikuti perkuliahan di salah satu universitas terkemuka di benua eropa, tentu menjadi harapan bagi sebagai mahasiswa, apalagi jika program tersebut didapat tanpa dipungut biaya. Informasi mengenai pertukaran mahasiswa atau summer summit yang digelar melalui pemerintah, lembaga pendidikan atau universitas penyelenggara kian hari semakin banyak.
Kesempatan tersebut, salah satunya diraih oleh Azis Abdullah, Ilham Taufiq dan Yulianda Putri, yang merupakan mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI angkatan 2014. Belum lama ini mereka berhasil mendapatkan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan di universitas Pädagogische Hochschule Heidelberg, salah satu universitas ternama di negara Jerman.
Program yang diikuti oleh mereka adalah Baden-Württemberg-Stipendium, yang diadakan oleh Baden-Württemberg-Stiftung atau Yayasan Baden-Württemberg. Program tahunan ini memberikan kesempatan pada mahasiswa-mahasiswa dari Departemen Pendidikan Bahasa Jerman untuk berkuliah selama lima bulan dalam program WiSe (Wintersemester) di Pädagogische Hochschule Heidelberg (Perguruan Tinggi Pendidikan Heidelberg). Heidelberg terkenal dengan sebutan kota para pelajar, karena banyaknya pelajar dari berbagai negara di dunia, dan juga universitas tertua di dunia berada di kota Heidelberg ini.
Untuk mengikuti program ini, mahasiswa atau peserta diharuskan untuk menulis teks yang menceritakan tentang diri pribadi dan motivasi mengikuti program WiSe ini, yang tentu saja berbahasa Jerman. Selain tulisan, peserta juga melampirkan hasil tes kemampuan berbahasa Jerman yang disebut ZiDS (Zertifikat für indonesische Deutschstudierende) dan beberapa dokumen lainnya. Selanjutnya, tim dosen yang dibentuk departemen mewawancarai peserta berdasarkan tulisan yang sebelumnya sudah ditulis, wawancara ini juga dilakukan dengan berbahasa Jerman. Setelah wawancara dan dinyatakan pantas untuk mengikuti program ini, para peserta dibantu oleh dosen-dosen yang ditunjuk oleh departemen untuk memperbaiki dan memperhalus tulisan mereka.
Setelah selesai dengan tulisan, mereka diharuskan mengirimkannya dalam bentuk hard-copy ke alamat Pädagogische Hochschule Heidelberg untuk kemudian diseleksi. Selain itu juga, mereka diharuskan mengunggahnya di situs resmi yayasan penyelenggara. Setelah beberapa bulan menunggu hasil lamaran, pihak penyelenggara mengumumkan nama-nama yang berhak untuk bisa terbang ke Jerman dan belajar di PH Heidelberg.
Kami berangkat pada tanggal 03 Oktober 2017 dari Bandara Soekarno-Hatta dan sampai di Frankfurt am Main pada tanggal 04 Oktober 2017. Kedatangan kami disambut oleh Ann-Kathrin Tigges dan Daniel Poschko, mereka berdua adalah Partnerstudenten kami yang membantu kami mempersiapkan masa tinggal kami di Jerman selama lima bulan, seperti birokrasi dengan pihak kota dan kampus PH Heidelberg. Ann-Kathrin Tigges juga merupakan salah seorang mahasiswi yang mengikuti program ini dan baru pulang dari Indonesia pada bulan Februari tahun 2017 kemarin.
Pada tanggal 07 Oktober 2017, kami disambut dengan hangat dengan acara Wilkommenfrühstuck atau sarapan selamat datang. Acara ini dibuka dengan sambutan dari Direktur Akademik PH Heidelberg, Henrike Schön, beserte jajarannya. Acara dilanjutkan dengan kami menikmati sajian yang sudah disediakan yang kemudian dilanjutkan dengan sedikit „wisata kampus“ dan ice breaking.
Perkuliahan dimulai pada tanggal 17 Oktober 2017. Dalam jangka waktu satu minggu, kami dipersilakan untuk memilih perkuliahan yang kami suka, tetapi juga ada perkuliahan yang wajib kami ikuti seperti kursus bahasa Jerman dan pengenalan kota Heidelberg. Kami diharuskan mengambil minimal 30 ECTS Punkte (European Credit Transfer and Accumulation System Points).
Selain berkuliah, kami juga bisa mengikuti Kulturprogram, seperti mengunjungi museum untuk tuna netra di Frankfurt am Main, pasar natal di Freiburg, dan lain-lainnya. Acara-acara yang diadakan ini membuat kami mengenal banyak orang dari berbagai negara seperti Luksemburg, Hungaria, Turki, Azerbaijan, dan negara-negara lainnya.
Tinggal di negeri orang tentu saja membuat kami sangat merindukan rumah, sehingga bertemu dan bersilaturahmi dengan sesama orang Indonesia adalah hal yang sangat menyenangkan dan menenangkan. Banyak alumni Departemen Pendidikan Bahasa Jerman yang sekarang bekerja dan belajar di kota-kota Jerman, dan kami pun tidak lupa untuk menyempatkan bersilaturahmi bersama mereka sambil mengobrol banyak hal. Tetapi, tidak hanya bertemu dan bersilaturahmi dengan alumni, kami juga bertemu dengan orang-orang Indonesia lainnya yang juga sedang belajar di Jerman dan bahkan ada juga yang sudah berkeluarga dengan orang Jerman.
Sebelum perkuliahan di salah satu mata kuliah berakhir, kami sempat diminta untuk mempresentasikan tentang Indonesia, Jawa Barat, Universitas Pendidikan Indonesia, Departemen Pendidikan Bahasa Jerman dan kemudian mengerucut ke bahasan himpunan mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jerman. Tujuan dari dimintanya kami untuk presentasi seputar Indonesia dan UPI tersebut adalah untuk menarik minat mahasiswa PH Heidelberg untuk melaksanakan program yang sama seperti yang sedang kami jalani di UPI Bandung, Indonesia.
Masa perkuliahan berakhir pada minggu pertama Februari dengan ujian dan pengumpulan tugas-tugasnya, sehingga kami bisa sedikit berjalan-jalan mengelilingi kota-kota terkenal di Eropa seperti Amsterdam, Paris, Venesia, dan Roma. Tentu, itu merupakan pengalaman yang sangat berharga.
Banyak yang kami alami dan pelajari selama lima bulan tinggal di Jerman, seperti kebudayaan dan kebiasaannya orang Jerman, dan hal-hal lainnya yang banyak kami alami dimulai dari yang paling menyenangkan sampai ke yang tidak menyenangkan sama sekali. Tetapi tetap, pengalaman adalah hal yang paling berharga untuk setiap manusia.
Lima bulan sudah dilewati, saat-saat pulang yang sejak awal menginjakkan kaki di negeri orang sudah hampir tiba. Kesibukan-kesibukan kami sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia akan kembali dimulai, Program Pengalaman Lapangan sudah menunggu kami. (Laporan Azis Abdullah)