Pengontrak Mata Kuliah PKn Akan Ikuti Internalisasi Pancasila

pancasilaBandung, UPI

Sekitar 3.500 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang mengontrak Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan mengikuti program Internalisasi Pancasila bertema, “Penguatan Kembali Ideologi Bangsa Menuju National and Character Building”, Rabu (23/3/2016), di Gedung JICA Kampus UPI Bumi Siliwangi Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Stadium generale akan menghadirkan Ketua Badan Sosialisasi Majelis Permusyawaratan RI, H. Ahmad Basara.Patra Dewa, Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa “Eka Prasetya” mengungkapkan, program Internalisasi Pancasila saat ini semakin penting karena karakter bangsa Indonesia berada di ambang batas yang membahayakan. Saat ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang menyangkut keadaan serta peran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Internalisasi Pancasila mengundang sejumlah narasumber seperti Ineu Purwadewi (Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat); Yayat T Soemitra (Wakil Bupati Bandung Barat/Anggota Majelis Wali Amanat UPI); Abdi Yohana (pakar tata negara dan ideologi).

“Kita mengalami degradasi moral, sementara Pancasila dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan landasan filosofis negara Indonesia. Begitu nyata bahwa keadaan ini begitu mengancam identitas bangsa yang sejatinya memiliki pandangan hidup berbangsa dan bernegara yang sangat mencerminkan jatidiri bangsa Indonesia,” kata mahasiswa Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan (FPTK) ini.

Mahasiswa yang mengambil mata kuliah PKn ini merasakan, mereka berada di lingkaran kehidupan yang tidak sesuai lagi dengan nilai yang telah diamanatkan para pendiri bangsa. Kondisi ini menjadi kewajiban bersama dalam mengembalikan Indonesia ke identitas bangsa yang sebenarnya. Begitu banyak peristiwa ironis yang terjadi di masyarakat yang tidak lagi mengindahkan nilai luhur bangsa, padahal Indonesia adalah bangsa yang memiliki jatidiri.

“Kita harus mengembalikan jatidiri bangsa sesuai amanat falsafah bangsa. Kalau kembali, keadaan ini memberi dampak yang sangat luas terhadap bebagai sendi kehidupan bangsa, ekonomi, sosial budaya, politik dan sebagainya,” ujar Patra.

Sejatinya Pembukaan UUD 1945 telah menjelaskan arah tujuan nasional dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ujar Patra, yaitu  untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanankan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam rangka mendukung tujuan nasional tersebut, kata dia selanjutnya, maka yang dibangun adalah sumber daya manusia. Karena dalam pelaksanaannya tidak akan terjadi ironi dari segala sendi kehidupan apabila karakter bangsa tidak mengalami degradasi seperti saat ini.

Dikemukakan, sebagaimana tercantum dalam tiga problem bangsa yang tercantum dalam pendahuluan visi-misi Presiden, yaitu, dalam perjuangan mencapai tujuan nasionaal, bangsa Indonesia dihadapkan pada tiga masalah pokok bangsa Indonesia, yakni (1) merosotnya kewibawaan negara, (2) melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan (3) merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

“Salah satu alat dalam menegakan kembali karakter bangsa, melalui jalan ideologis ialah pendidikan yang  merupakan foundasi untuk menanamkan kembali nilai falsafah bangsa untuk membangun kembali karakter bangsa. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan uuntuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan  lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana,” ujar Patra. (WAS)